Gambar IdoepGambar Idoep adalah pemutaran film pertama pada tanggal 5 Desember 1900 di Batavia.[1] Film yang diputar saat itu merupakan film dokumenter perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag.[2] Tempat pemutaran film ini bertempat di sebuah rumah di sebelah pabrik kereta Maatschappij Fuchss di Kebon Jae, Tanah Abang.[2] Pemutaran film ini diulas dalam surat kabar Bintang Betawi yang terbit 4 Desember 1900.[3] Tiga tahun setelah pemutaran perdana ini, tempat pemutaran yang awalnya merupakan rumah seorang pengusaha diubah menjadi bioskop bernama The Royal Bioscoope tanggal 28 Maret 1903.[3] Pemutaran film ini merupakan tonggak diperkenalkannya bioskop di Indonesia.[4] "Gambar idoep" sendiri sebenarnya merupakan sebutan untuk film pada zaman itu.[2] Pada hari itu, harga tiketnya adalah f2 untuk kelas I, f1 untuk kelas II, dan f0,5 untuk kelas III.[5] Salah satu hal yang menarik dalam pemutaran film perdana ini adalah pemilihan tayangan pukul 7 malam. Kelihatannya pemilik bioskop sudah memperhitungkan dengan cermat pemilihan waktu ini. Hal ini dikarenakan pada tahun-tahun tersebut, jenis hiburan yang ada di kota-kota di Indonesia saat itu hanyalah komedi stambul dan opera Melayu, yang waktu mulainya berkisar jam 9 hingga 12 malam. Sehingga, ada jeda waktu kosong antara jam pulang kerja (jam 5-6 sore) hingga waktu pemutaran hiburan ini. Oleh karena itu, pemilihan waktu jam 7 malam dianggap pas.[5] Sejak 1 Januari 1901, harga tiket diturunkan menjadi f1,25 untuk kelas I, f0,75 untuk kelas II, dan f0,25 untuk kelas III.[4] Saat itu pun pemilik bioskop memberlakukan peraturan yang rasialis. Orang Tionghoa, Eropa, dan India minimal harus membeli tiket kelas II, sedangkan orang Jawa dan Islam hanya boleh membeli tiket kelas III.[4] Referensi
|