Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Galvanometer dawai


Sebuah mesin EKG komersial awal, dibangun pada tahun 1911 oleh Cambridge Scientific Instrument Company.

Galvanometer dawai adalah sebuah pesawat pengukur denyutan jantung melalui tekanan arus listrik.[1] Berbeda dengan Galvanometer biasa, alat ini menggunakan kawat yang direntangkan sebagai ganti kumparan.[1] Goyangan kawat tergantung pada kekuatan arus.[1]

Sejarah

Sebelum menggunakan galvanometer dawai, para ilmuwan menggunakan sebuah mesin yang disebut kapiler Elektrometer untuk mengukur aktivitas jantung, tetapi perangkat ini tidak mampu menghasilkan hasil diagnostik yang akurat.[2] Willem Einthoven seorang profesor di bidang fisiologi di Universitas Leiden, memulai penelitiannya di bidang EKG (Elektrokardiogram) dengan elektrometer kapiler merkuri, dan meningkatkan distorsi yang matematis sehingga ia akhirnya bisa mendaftarkan representasi yang baik dari EKG (Elektrokardiogram) sebelum awal abad kedua puluh. Pada tahun 1901, Willem Einthoven menerbitkan artikel pertama tentang Galvanometer Dawai dan diperinci lagi pada tahun 1903.[3] Meskipun beberapa pihak meragukan Einthoven menemukan galvanometer dawai, dia adalah yang giat dalam penerapan galvanometer dawai dalam bidang kedokteran.[4] Pada tahun 1924, ia dianugerahi Penghargaan Nobel Fisikologi dan Kedokteran.[3]

Mekanika

Rangka galvanometer Einthoven

Galvanometer Einthoven terdiri dari filamen kuarsa berlapis perak berukuran tipis dengan massa yang dapat diabaikan. Alat ini mengalirkan arus listrik dari jantung. Filamen ini bereaksi akibat elektromagnet kuat yang ditempatkan di kedua sisinya, yang menyebabkan perpindahan filamen ke samping sebanding dengan arus yang dibawa karena medan elektromagnetik. Gerakan pada filamen diperbesar dan diproyeksikan melalui celah tipis ke pelat fotografi.[3]

Filamen awalnya berasal dari filamen kaca cair. Untuk menghasilkan filamen yang cukup tipis dan panjang, panah ditembakkan ke kaca cair sehingga menarik filamen. Filamen yang dihasilkan kemudian dilapisi dengan perak untuk menyediakan jalur konduktif tempat arus mengalir.[5] Dengan mengencangkan atau melonggarkan filamen, sensitivitas galvanometer dapat diatur dengan akurat.[3] Mesin awal membutuhkan pendingin air untuk elektromagnet yang kuat, dijalankan 5 operator dan beratnya sekitar 600 pon.[6]

Cara kerja

Pasien duduk dengan kedua lengan dan kaki kiri dalam ember terpisah berisi larutan garam. Ember ini bertindak sebagai elektroda untuk mengalirkan arus dari permukaan kulit ke filamen. Tiga titik kontak elektroda pada anggota badan ini menghasilkan apa yang dikenal sebagai segitiga Einthoven, sebuah prinsip yang masih digunakan dalam perekaman EKG modern.[7]

Referensi

  1. ^ a b c Van Hoeve. "Ensiklopedia Indonesia (7 jilid)". Ichtiar Baru. 
  2. ^ Rivera-Ruiz, Moises; Cajavilca, Christian; Varon, Joseph (2008). "Einthoven's String Galvanometer". Texas Heart Institute Journal. 35 (2): 174–178. ISSN 0730-2347. PMC 2435435alt=Dapat diakses gratis. PMID 18612490. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-25. Diakses tanggal 2020-10-22. 
  3. ^ a b c d Barold, S. Serge (2003-01-01). "Willem Einthoven and the Birth of Clinical Electrocardiography a Hundred Years Ago". Cardiac Electrophysiology Review (dalam bahasa Inggris). 7 (1): 101. doi:10.1023/A:1023667812925. ISSN 1573-725X. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-28. Diakses tanggal 2020-10-22. 
  4. ^ Burchell, H B (1987-02-01). "Did Einthoven invent a string galvanometer?". Heart. 57 (2): 190. doi:10.1136/hrt.57.2.190. ISSN 1355-6037. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-28. Diakses tanggal 2020-10-22. 
  5. ^ Burch 1990, hlm. 112.
  6. ^ Burch 1990, hlm. 114.
  7. ^ Bowbrick, Steven; Borg, Alex N. (2006-01-01). ECG Complete (dalam bahasa Inggris). Elsevier Health Sciences. hlm. 10. ISBN 978-0-443-10183-0. 

Daftar Pustaka

Kembali kehalaman sebelumnya