Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Géza dari Hungaria

Géza
Pangeran Agung Hungaria
Miniatur Géza dari Kronik Piktum, 1360.
Berkuasaseb. 972 - skt. 997
PendahuluTaksony
PenerusIstván I
PasanganSarolt dari Hungaria
KeturunanJudyta Węgierska
Margit, Tsaritsa Bulgaria
István I
Maria, Dogaressa Venesia
Gizella, Ratu Hungaria
WangsaWangsa Arpad
AyahTaksony

Géza (skt. 940 – 997), juga Gejza, adalah Pangeran Agung Hungaria dari awal tahun 970-an. Ia adalah putra Taksony dan istrinya yang berasal dari — Khazar, Pecheneg atau Bulgaria Volga — . Ia menikahi Sarolt dari Hungaria, putri kepala suku Hungaria Ortodoks. Setelah naik takhta, Géza berdamai dengan Kekaisaran Romawi Suci. Di Hungaria, ia mengkonsolidasikan kewibawaannya dengan sangat kejam, menurut narasi sumber kontemporer. Ia adalah raja Hungaria pertama yang mendukung misionaris Kristen dari Eropa Barat. Meskipun ia dibaptis (nama baptisnya adalah István), iman Kristennya tetap dangkal dan ia terus melakukan penyembahan berhala. Ia digantikan oleh putranya, István I yang dinobatkan sebagai Raja Hungaria pertama pada tahun 1000 atau 1001.

Kehidupan awal

Géza adalah putra Taksony, Pangeran Agung Hungaria.[1] Ibundanya berasal "dari tanah Cuman",[2] menurut penulis Anonymus Gesta Hungarorum.[3] Referensi anakronistik ini kepada Cuman menunjukkan bahwa ia berasal dari Khazar, Pecheneg atau Bulgaria Volga.[4] Kaisar Bizantium, Konstantinus VII, yang mencantumkan keturunan Pangeran Agung Árpád sekitar tahun 950, tidak menyebutkan Géza.[4] Meski begitu, Gyula Kristó menulis bahwa Géza lahir pada sekitar tahun 940 dan kaisar mengabaikannya karena masa mudanya.[4] Bentuk asli dari namanya adalah "Gyeücsa" atau "Gyeusa", yang mungkin merupakan bentuk kecil dari gelar Turkik yabgu.[4] Ayahanda Géza mengatur pernikahannya dengan Sarolt — putri seorang kepala suku Hungaria yang bernama Gyula, [4][5] yang memerintah Transilvania secara mandiri dari pangeran agung[5] dan telah masuk agama Kristen di Konstantinopel.[6] Sarolt tampaknya juga menganut agama Kristen Ortodoks, menurut komentar Brun dari Querfurt tentang "Kekristenannya yang lesu dan kacau".[6]

Bertakhta

Géza menggantikan ayahandanya pada sekitar tahun 972.[4][7][8] Ia mengadopsi sebuah kebijakan sentralistik, yang memunculkan ketenarannya sebagai penguasa yang tanpa ampun.[9][7] versi panjang Kehidupan putranya bahkan menyatakan bahwa lengan Géza "tercemar dengan darah".[7] Pál Engel menulis bahwa Géza melakukan "pembersihan besar-besaran"[7] terhadap kerabatnya, yang menjelaskan tidak adanya referensi ke anggota Wangsa Árpád lainnya dari sekitar tahun 972. Koppány, yang terus memerintah bagian selatan Transdanubia, adalah satu-satunya pengecualian untuk kelangkaan referensi ini.[7] Aliansi pernikahan di antara Jerman dan dinasti Bizantium mempererat kedua negara tetangga Hungaria tersebut pada tahun 972.[10] Géza memutuskan untuk berdamai dengan Kekaisaran Romawi Suci.[9] Pertama, seorang rahib bernama Brun yang dikirim oleh Otto I, Kaisar Romawi Suci tiba di Hungaria pada sekitar tahun 972.[11] "Legatus" Hungaria[12] hadir pada sebuah konferensi yang diadakan oleh kaisar di Quedlinburg pada tahun 973.[7]

Geyza, yang sangat ketat dan kejam, bertindak dengan cara yang dominan, seperti bangsanya sendiri, namun penyayang dan murah hati dengan orang asing, terutama dengan umat Kristen, meskipun [ia] masih terjerat dalam ritus paganisme. Pada tataran terang anugerah spiritual, ia mulai membahas kedamaian dengan penuh perhatian dengan semua provinsi tetangga ... Selain itu, ia menetapkan sebuah peraturan bahwa bantuan keramahan dan keamanan ditunjukkan kepada semua umat Kristen yang ingin masuk ke wilayahnya. Ia membiarkan para ulama dan rahib menghadiri pertemuannya; ia mendengarkan keluhan mereka, dan memberi mereka kecambah benih iman sejati yang ditaburkan di kebun hatinya.

— Hartvic: Kehidupan Raja István dari Hungaria[13]
Patung Pangeran Agung Géza di Székesfehérvár

Sebuah catatan tentang seorang Uskup Prunwart di Biara Saint Gall menyebutkan keberhasilannya dalam membaptis banyak orang Hungaria, termasuk "raja" mereka.[11] Thietmar dari Merseburg yang hampir kontemporer menegaskan bahwa pertobatan menjadi Kristen dari Hungaria paganisme dimulai di bawah Géza,[14] yang menjadi penguasa Kristen pertama di Hungaria.[10] Nama baptisnya adalah István.[4] Namun, Géza terus mengamati kultus paganisme, yang membuktikan bahwa pertobatannya terhadap agama Kristen tidak pernah lengkap.[15] Kristó dan sejarahwan lainnya mengatakan bahwa keuskupan Katolik Roma pertama di Hungaria, dengan kedudukannya di Veszprém, didirikan pada masa pemerintahan Géza,[4] namun pandangan mereka belum diterima dengan suara bulat.[16][17] Piagam yang dikeluarkan pada masa pemerintahan putranya menyatakan bahwa Géza adalah pendiri Biara Pannonhalma, Benediktin.[18][19]

[Géza] sangat kejam dan membunuh banyak orang karena sifatnya yang cepat marah. Namun ketika menjadi umat Kristen, ia melampiaskan kemarahannya melawan subyeknya yang enggan, untuk menguatkan iman ini. Dengan demikian, bersinar penuh semangat untuk Tuhan, ia menghapus kejahatan lamanya. Ia mengorbankan keduanya kepada Tuhan yang mahakuasa dan berbagai dewa palsu. Namun ketika dicela oleh pastornya karena melakukan hal itu, ia mepertahankan bahwa praktik tersebut telah memberinya kekayaan dan kekuatan besar.

Mengambil keuntungan dari konflik internal yang muncul di Kekaisaran Romawi Suci setelah kematian Kaisar Otto I, Géza menyerang Bayern dan merebut benteng Melk pada tahun 983.[21] Pada tahun 991, orang-orang Bayern melancarkan serangan balasan yang memaksa Géza untuk menarik pasukan Hungaria dari wilayah timur Hutan Wina.[21] Selanjutnya, ia meninggalkan tanah di sebelah timur sungai Leitha dalam perjanjian damainya tahun 996 dengan Heinrich IV dari Bayern.[7] Géza juga mengatur pernikahan putranya dan ahli waris István kepada saudari Heinrich IV, Gisela.[7][4] Bahkan sebelum aliansi pernikahan ini, Géza menjemput para pemimpin Hungaria ke sebuah majelis dan memaksa mereka untuk bersumpah untuk memastikan hak putranya untuk menggantikannya.[22]

Keluarga

Sarolt melahirkan setidaknya tiga anak Géza; István, yang menggantikan ayahandanya di atas takhta, dan dua putri yang tidak disebutkan namanya.[23] Sarolt hidup lebih lama dari Géza, yang menunjukkan bahwa ia juga ibunda dari putri-putri Géza.[23] Berdasarkan Kronik Hungaria-Polandia,[23][24] Szabolcs de Vajay menulis bahwa ibunda putri tersebut diduga sebagai istri kedua Géza, Adleta dari Polandia, tetapi ini belum diterima secara luas.[4] Pohon keluarga berikut ini menyajikan nenek moyang Géza dan keturunannya.[25]

 
 
 
 
 
Árpád
 
 
Ménmarót*
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Zsolt
 
 
putri
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gyula dari Transilvania
 
 
 
 
Taksony
 
 
wanita "Cuman"**
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sarolt
 
 
Géza
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Mihály
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
(1)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
putri (Judyta?)
 
Bolesław I
 
putri
 
Gabriel Radomir
 
 
 
 
Raja Hungaria
(dari tahun 1046)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
(1)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gisela dari Hungaria
 
 
István I dari Hungaria
 
putri
 
 
Doge Ottone Orseolo
 
putri
 
 
Sámuel dari Hungaria***
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Imre
 
Adalbert dari Austria
 
Frowila
 
Péter dari Hungaria
 
 
Keturunan****
 
 
 
 

*Apabila Ménmarót adalah tokoh aktual atau tokoh fiktif diperdebatkan oleh ilmuwan modern.
**Seorang wanita Khazar, Pecheneg atau Volga Bulgaria.
***Sámuel Aba mungkin adalah cucu Géza dan bukan menantunya.
****Wangsa Aba adalah keturunan mereka yang masih berkembang pada abad ke-14.

Referensi

  1. ^ Kristó & Makk 1996, hlm. 26.
  2. ^ Anonymus, Notary of King Béla: The Deeds of the Hungarians (ch. 57), p. 127.
  3. ^ Kristó & Makk 1996, hlm. 24.
  4. ^ a b c d e f g h i j Kristó 1994, hlm. 235.
  5. ^ a b Sălăgean 2005, hlm. 150.
  6. ^ a b Kristó & Makk 1996, hlm. 28.
  7. ^ a b c d e f g h Engel 2001, hlm. 26.
  8. ^ Molnár 2001, hlm. 26.
  9. ^ a b Kirschbaum 1995, hlm. 41.
  10. ^ a b Kontler 1999, hlm. 51.
  11. ^ a b Berend, Laszlovszky & Szakács 2007, hlm. 329.
  12. ^ The Chronicon of Thietmar of Merseburg (ch. 2.31), p. 115.
  13. ^ Hartvic, Life of King Stephen of Hungary (ch. 2), pp. 379–380.
  14. ^ Berend, Laszlovszky & Szakács 2007, hlm. 331.
  15. ^ Engel 2001, hlm. 27.
  16. ^ Berend, Laszlovszky & Szakács 2007, hlm. 350–351.
  17. ^ Engel 2001, hlm. 42.
  18. ^ Berend, Laszlovszky & Szakács 2007, hlm. 352.
  19. ^ Engel 2001, hlm. 43.
  20. ^ The Chronicon of Thietmar of Merseburg (ch. 8.4), p. 364.
  21. ^ a b Kristó & Makk 1996, hlm. 30.
  22. ^ Kristó & Makk 1996, hlm. 33.
  23. ^ a b c Kristó & Makk 1996, hlm. 29.
  24. ^ Macartney 1953, hlm. 175.
  25. ^ Kristó & Makk 1996, hlm. Appendices 1–2.
  • Kristó, Gyula - Makk, Ferenc: Az Árpád-ház uralkodói (IPC Könyvek, 1996)
  • Korai Magyar Történeti Lexikon (9-14. század), főszerkesztő: Kristó, Gyula, szerkesztők: Engel, Pál és Makk, Ferenc (Akadémiai Kiadó, Budapest, 1994)
Didahului oleh:
Taksony
Pangeran Agung Hungaria
sebelum 970-997
Diteruskan oleh:
István I (Vajk)
Kembali kehalaman sebelumnya