Karena mempunyai derajat bernilai ganjil, fungsi kuintik normal tampak mirip seperti fungsi kubik normal saat menggambarkannya, kecuali mempunyai satu buah maksimum lokal dan satu buah minimum lokal tambahan. Turunan dari fungsi kuintik adalah fungsi kuartik.
Dengan menetapkan g(x) = 0, dan mengasumsi bahwa a ≠ 0, akan menghasilkan persamaan kuintik dalam bentuk:
Memecahkan persamaan kuintik dalam bentuk akar adalah masalah utama dalam aljabar pada abad ke-16, ketika menemukan solusi dari persamaan kubik dan persamaan kuartik. Hingga pada setengah abad ke-19, kemustahilan untuk mendapatkan solusi umum dari polinomial tersebut dibuktikan dengan menggunakan teorema Abel–Ruffini.
Mencari akar dari persamaan kuintik
Mencari akar dari polinomial telah menjadi masalah matematika yang menonjol. Persamaan polinomial seperti persamaan linear, persamaan kuadrat, persamaan kubik dan persamaan kuartik selalu dapat diselesaikan dengan menggunakan faktorisasi dan kemudian diubah menjadi akar, tidak peduli apakah akarnya bernilai bilangan rasional atau irasional, bilangan real atau bilangan kompleks, dan ada rumus-rumus yang menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Sayangnya, persamaan polinomial seperti persamaan kuintik tidak mempunyai ekspresi akar untuk solusinya atas bilangan rasional. Pernyataan ini dikenal sebagai teorema Abel–Ruffini, yang pertama kali pernyataan tersebut diterbitkan pada tahun 1799, dan buktinya diselesaikan pada tahun 1824. Teorema ini juga berlaku untuk persamaan derajat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, akar dari persamaan kuintik x5 − x + 1 = 0 tidak dapat diubah menjadi ekspresi radikal.
Ada beberapa persamaan kuintik yang dapat diselesaikan dengan menggunakan ekspresi akar. Akan tetapi, solusi tersebut umumnya terlalu rumit untuk digunakan pada praktiknya. Sebagai gantinya, aproksimasi numerik dihitung menggunakan algoritma pencarian akar untuk polinomial.
Persamaan kuintik yang terpecahkan
Beberapa persamaan kuintik dapat diselesaikan dalam bentuk akar, dan persamaan tersebut didefinisikan dengan polinomial tersederhanakan, seperti x5 − x4 − x + 1 = (x2 + 1)(x + 1)(x − 1)2. Sebagai contoh, persamaantelah diperlihatkan[1] mempunyai solusi dalam ekspresi akar jika dan hanya jika persamaan tersebut mempunyai solusi bilangan bulat atau bernilai ±15, ± 22440, atau ± 2759640. Pada kasus ini, polinomial tersebut dapat disederhanakan.
Penyelesaian persamaan kuintik tersederhanakan disederhanakan secara langung agar membentuk penyelesaian polinomial dengan derajat yang lebih kecil, sehingga yang tersisa hanyalah persamaan kuintik tak tersederhanakan. Karena itu, istilah "kuintik" hanya akan merujuk pada kuintik tak tersederhanakan. Kuintik terpecahkan (bahasa Inggris: solvable quintic) adalah polinomial kuintik tak tersederhanakan yang akarnya dapat dinyatakan dalam ekspresi akar.
Untuk mengkarakterisasi kuintik terpecahkan, dan untuk polinomial dengan derajat yang lebih tinggi, Évariste Galois mengembangkan teknik yang memunculkan teori grup dan teori Galois. Ketika menerapkan teknik tersebut, Arthur Cayley menemukan kriteria umum untuk menentukan apakah sebarang persamaan kuintik terselesaikan (dapat diselesaikan).[2] Kriteria tersebut menjelaskan sebagai berikut.[3]
Diberikan persamaan maka transformasi Tschirnhausx = y − b5a, yang menekan persamaan kuintik (dengan kata lain, menghilangkan suku derajat empat), memberikan persamaan dengan
Kedua persamaan kuintik di atas terselesaikan dengan akar jika dan hanya jika kedua persamaan tersebut dapat difaktorkan dalam persamaan derajat yang lebih rendah dengan koefisien bilangan rasional atau polinomial P2 − 1024zΔ, yang bernama resolven Cayley, mempunyai akar rasional di z, dengandan Hasil Cayley memungkinkan seseorang untuk menguji apakah persamaan kuintik tersebut terpecahkan. Jika demikian, maka mencari akarnya adalah masalah yang lebih sulit, yang terdiri dari mencari akar dalam ekspresi radikal yang melibatkan koefisien dari persamaan kuintik dan akar rasional dari resolven Cayley.
Pada tahun 1888, George Paxton Young[4] menjelaskan cara menyelesaikan suatu persamaan kuintik terselesaikan tanpa menyediakan rumus yang eksplisit. Rumus tersebut ditulis dalam tiga halaman oleh Daniel Lazard.[5]
Solusi selain dalam ekspresi akar
Sekitar tahun 1835, Jerrard memperlihatkan bahwa persamaan kuintik dapat diselesaikan dengan menggunakan ultraradikal (atau juga dikenal sebagai radikal Bring), sebuah akar real dari persamaan t5 + t − a = 0 untuk bilangan real a. Pada tahun 1858, Charles Hermite memperlihatkan bahwa radikal Bring dapat dikarakterisasi dalam fungsi theta Jacobi dan fungsi modular eliptik iringannya, dengan menggunakan pendekatan yang mirip dengan pendekatan yang lebih dikenal dalam menyelesaikan persamaan kubik melalui fungsi trigonometri. Di sekitar waktu yang sama, Leopold Kronecker dan Francesco Brioschi menggunakan teori grup dan mengembangkan cara yang lebih sederhana untuk memperoleh hasil Hermite. Felix Klein kemudian menemukan metode yang mengaitkan simetri dari ikosahedron, teori Galois, dan fungsi modular eliptik yang dipakai dalam solusi Hermite; menjelaskan alasan fungsi tersebut harus dipakai, dan mengembangkan solusinya sendiri dengan menggunakan fungsi hipergeometrik diperumum.[6] Fenomena yang serupa terjadi dalam persamaan berderajat 7 (atau persamaan septik) dan persamaan berderajat 11, saat Klein mempelajarinya.
Penerapan persamaan kuintik dalam mekanika benda angkasa
Memecahkan lokasi titik Lagrangian dari orbit astronomi dengan massa dari kedua objek tidak dapat diabaikan melibatkan penyelesaian kuintik.
Lebih tepatnya, lokasi dan adalah solusi untuk persamaan berikut, dengan gaya gravitasi dua objek bermassa terhadap objek ketiga (sebagai contoh, Matahari dan Bumi terhadap satelit seperti Gaia di dan SOHO di ) memberikan gaya sentripetal satelit yang diperlukan untuk tetap berada dalam orbit sinkron dengan Bumi di sekitar Matahari:
Menggunakan Hukum Ketiga Kepler dan menyusun ulang semua partisipan persamaan menghasilkan kuintik:
dengan , , , (jadi untuk ), , .
Menyelesaikan kedua hasil kuintik ini akan menghasilkan r = 1.501 x 109 m untuk dan r = 1.491 x 109 m untuk . Titik Lagrangian Matahari–Bumi dan biasanya menggunakan jarak sejauh 1,5 juta km dari Bumi.
Jika massa dari objek yang lebih kecil ( jauh di bawah massa objek yang lebih besar (), maka persamaan kuintiknya dapat direduksi, serta dan akan kurang lebih berada pada radius bola Hill, sesuai dengan:
yang juga akan menghasilkan r = 1.5 x 109 m untuk satelit pada dan dalam sistem Matahari-Bumi.
^A. Cayley. "On a new auxiliary equation in the theory of equation of the fifth order", Philosophical Transactions of the Royal Society of London (1861).
^Formulasi hasil Cayley ini diambil dari Lazard (2004) paper.
^George Paxton Young. Solvable Quintics Equations with Commensurable CoefficientsAmerican Journal of Mathematics10 (1888), 99–130 at JSTORDiarsipkan 2023-07-26 di Wayback Machine.
Leopold Kronecker, "Sur la résolution de l'equation du cinquième degré, extrait d'une lettre adressée à M. Hermite", Comptes Rendus de l'Académie des Sciences, t. XLVI, 1858 (1), pp. 1150–1152.
Blair Spearman and Kenneth S. Williams, "Characterization of solvable quintics x5 + ax + b, American Mathematical Monthly, Vol. 101 (1994), pp. 986–992.
Ian Stewart, Galois Theory 2nd Edition, Chapman and Hall, 1989. ISBN0-412-34550-1. Discusses Galois Theory in general including a proof of insolvability of the general quintic.
Victor S. Adamchik and David J. Jeffrey, "Polynomial transformations of Tschirnhaus, Bring and Jerrard," ACM SIGSAM Bulletin, Vol. 37, No. 3, September 2003, pp. 90–94.
Ehrenfried Walter von Tschirnhaus, "A method for removing all intermediate terms from a given equation," ACM SIGSAM Bulletin, Vol. 37, No. 1, March 2003, pp. 1–3.