Flambé (/flɒmˈbeɪ/, bahasa Prancis: [flɑ̃be]; juga dieja flambe), adalah prosedur memasak dengan menyalakan api pada masakan yang mengandung atau diberi alkohol.[1] Kata ini berarti "terbakar" dalam bahasa Prancis. Teknik flambé sering kali dimanfaatkan untuk presentasi pinggir meja beberapa masakan, seperti Bananas Foster atau Cherries Jubilee. Teknik ini juga merupakan langkah penting dalam membuat coq au vin sebelum dibawa ke meja pelanggan. Flambé dapat menambahkan aroma dan rasa suatu makanan. Dengan membakar sebagian alkohol yang mudah menguap, flambéing mengurangi kandungan alkohol pada hidangan sekaligus menjaga rasa minuman kerasnya. Cognac, rum, atau minuman beraroma lainnya yang mengandung sekitar 40% alkohol (80 bukti USA) dianggap ideal untuk flambé. Anggur dan bir mengandung alkohol terlalu sedikit dan tidak akan flambé. Minuman beralkohol tinggi, seperti Bacardi 151 atau Everclear, sangat mudah terbakar dan dianggap terlalu berbahaya oleh juru masak profesional.
Sejarah
Meskipun praktik flambé dapat ditilik kembali ke bangsa Moor pada abad ke-14, flambé modern baru populer pada akhir abad ke-19. Konon, teknik ini ditemukan di Monte Carlo pada tahun 1895, saat Henri Charpentier, seorang pelayan, secara tidak sengaja membakar crêpe dalam panci yang sedang ia siapkan untuk Edward VII dari Britania Raya (yang kemudian akan menjadi raja).[2] Ternyata membakar saus sangat memengaruhi rasanya.[3] Makanan tersebut kemudian dinamai Crêpes Suzette. Namun, Larousse Gastronomique mempertanyakan kebenaran kisah ini dan mengklaim bahwa usia Charpentier masih belum cukup untuk melayani keluarga kerajaan.[4]
Referensi
^"Flambé". What's Cooking America. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-05. Diakses tanggal 9 December 2011.