Fitna |
---|
|
Sutradara | Scarlet Pimpernel |
---|
Produser | Scarlet Pimpernel |
---|
Ditulis oleh | Geert Wilders, Scarlet Pimpernel |
---|
Tanggal rilis |
- 27 Maret 2008 (2008-03-27)
|
---|
Durasi | 16:48 |
---|
Negara | Belanda |
---|
Bahasa | Belanda, Inggris, Arab, Persia |
---|
Fitna adalah film Belanda karya politikus Belanda, Geert Wilders yang merupakan pemimpin Partij voor de Vrijheid (PVV) di parlemen Belanda bersama Arnoud van Doorn, wakil ketua partai tersebut.[1] Film ini berisi pandangannya yang salah mengenai Islam dan Qur'an.
Film ini dirilis di Internet pada tanggal 27 Maret 2008.[2][3]
Latar belakang
Pembuatan film Fitna ini sendiri dilatar belakangi oleh pengetahuan Wilders tentang sejarah Islam. Ia merasa bahwa Islam telah mengurangi kebebasan di Belanda dan perilakunya Muhammad tidak cocok dengan kemoralan Barat.
"Pesan saya jelas, makin banyak islamisasi akan berarti berkurangnya kebebasan kita, akan mengurangi hal-hal yang kita junjung tinggi di Belanda dan di sebuah negara demokrasi"[4]
Namun sumber lain menyebutkan bahwa sesungguhnya Wilders adalah politisi yang mencoba mencari keuntungan dengan dibuatnya film tersebut, Ia adalah pendukung Yahudi. Isu Yahudi bagi seorang Wilders jelas sangat penting tetapi ini disangkal Wilders dan tidak terbukti.
Perilisan
Wilders merilis film tersebut pada tanggal 27 Maret 2008 pukul 19.00 waktu setempat (Belanda) di situs video Liveleak. Semenjak itu, staf Liveleak menerima ancaman, dan memutuskan untuk menghapus video itu. Per 29 Maret 2008, sebuah plakat di atas situs itu menyatakan bahwa itu "hari menyedihkan bagi kebebasan berbicara di Internet". Versi bahasa Belanda dari film itu dilihat 1,6 juta kali dalam 2 jam.[butuh rujukan] Versi bahasa Inggris-nya dilihat 1,2 juta kali dalam 5 jam[butuh rujukan].
Awalnya, Wilders menegosiasikan kemungkinan penyiaran film itu di televisi Belanda. Isi film itu tidak diketahui saat itu. Tidak ada perusahaan penyiaran Belanda yang setuju untuk menyiarkan keseluruhan film itu tanpa disunting. Lalu Wilders mengatakan bahwa dia lebih baik menyiarkan keseluruhan film itu di Internet daripada hanya separuh disiarkan di televisi [butuh rujukan].
Kemudian, pusat pers Belanda Nieuwspoort Diarsipkan 2008-03-19 di Wayback Machine. dilaporkan bersedia menyiarkan film itu, selama Wilders bersedia membayar biaya keamanan yang bertambah selama konferensi pers dan minggu-minggu setelahnya. Wilders menolak melakukan itu.[5]
Pada tanggal 22 Maret, Asosiasi Penyiaran Muslim Belanda (NMO) menawarkan untuk menyiarkan film itu jika mereka dapat melihat film itu untuk memeriksa kemungkinan adanya materi ilegal dan Wilders bersedia berpartisipasi dalam debat paska penyiaran dengan pihak yang mendukung dan pihak yang menentang.[6] Wilders menolak dan berkata "Tidak, NMO."[7]
Kecaman
Berbagai kecaman terus muncul seiring dengan diputarnya film propaganda ini. Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende mengutuk penayangan film ini.[8][9] Pemerintah Iran memanggil duta besar Belanda untuk memprotes penayangan film tersebut. Begitu pula dengan Malaysia. Bahkan, mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad, menyerukan kepada seluruh ummat Islam untuk memboikot semua produk Belanda.[10][11] Sedangkan pemerintah Indonesia dengan tegas mengecam dan mencekal Geert Wilders apabila Ia hendak berkunjung ke Indonesia.[12]
Pemblokiran situs di Indonesia
Pada 2 April 2008, Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh memerintahkan kepada APJII untuk memblokir situs dan blog yang memuat film Fitna. Pada 8 April 2008, ISP Telkom Speedy dan Indonet melakukan pemblokiran terhadap situs Youtube, Multiply, MySpace, Metacafe, Liveleak, situs resmi film Fitna dan Rapidshare. Sementara situs www.fitnathemovie.info [1] Diarsipkan 2020-12-15 di Wayback Machine. tidak terkena pemblokiran.
Catatan dan referensi
Pranala luar