e-Prix Jakarta adalah balapan tahunan dari kejuaraan mobil listrikkursi tunggal, Formula E yang diselenggarakan di Jakarta, Indonesia.[3] Balapan ini akan menjadi balapan pertama di bawah FIA yang diselenggarakan di Indonesia sejak gelaran ajang balap Grand Prix A1 di tahun 2006[4][5] dan yang pertama diselenggarakan langsung oleh badan FIA tersebut.
Pada Juli 2019, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melakukan pertemuan dengan Federasi Otomotif Internasional (FIA) di New York, Amerika Serikat, untuk membahas rencana Jakarta menjadi tuan rumah Formula E mulai musim 2019-20. Pada bulan September 2019, Formula E mengumumkan bahwa Jakarta akan menjadi tuan rumah untuk lima tahun ke depan mulai dari tahun 2020.[7] Namun e-Prix ini ditunda untuk sementara karena Pandemi COVID-19.[8] Pada 15 Oktober 2021, e-Prix Jakarta diumumkan akan menjadi balapan kesembilan dalam Formula E musim 2021–2022. Balapan ini menjadi e-Prix pertama di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negara keempat di benua Asia yang menjadi tuan rumah e-Prix, setelah Tiongkok (termasuk Hong Kong), Malaysia dan Arab Saudi.[9] Balapan awalnya direncanakan akan digelar di sekitar Monumen Nasional pada 2020 dengan dua rute.[10] Kemudian, dilaporkan bahwa sirkuit akan memiliki panjang "antara 2,7 sampai 3 km" dan "12 sampai 13 tikungan".[11] Meskipun sempat mencari lokasi sirkuit yang baru karena sempat ditentang,[12] perencanaan tetap dilanjutkan.[13] Pada Februari 2020, diumumkan bahwa sirkuit tidak boleh berada dalam kawasan Monas:[14] "Komisi Pengarah tidak menyetujui apabila dilaksanakan di dalam area Monas. Kalau di luar silakan, kalau di dalam tidak."[15] Pengaspalan sirkuit dihentikan sementara pada 11 Maret 2020, menyusul penundaan gelaran e-Prix Jakarta karena pandemi Covid-19.[16] Pada bulan yang sama, tata letak sirkuit diumumkan, dengan panjang 2,588 km, 11 tikungan dan lebar 5 sampai 12 m.[17][18] Karena masalah perizinan dan letak sirkuit yang terlalu dekat dengan lokasi dan bangunan vital negara, rencana pembangunan sirkuit jalan raya di Monas dibatalkan.[19] Hingga Desember 2021, lokasi Sirkuit e-Prix Jakarta belum ditentukan. Karena masalah perizinan dan logistik, e-Prix Jakarta tidak dapat diselenggarakan di lokasi awalnya, yakni Monumen Nasional dan Lapangan Merdeka. Kemudian terdapat lima opsi lokasi alternatif untuk penyelenggaraan e-Prix, yakni Jalan Jenderal Sudirman, Pantai Indah Kapuk (PIK), JIEXPO Kemayoran, Stadion internasional Jakarta (JIS) dan wilayah Ancol.[20] Opsi tersebut mengerucut menjadi dua,[21] yakni Ancol dan JIEXPO Kemayoran.[22] Pada 22 Desember, Ancol ditentukan sebagai lokasi sirkuit.[23] Pembangunan sirkuit dimulai pada Februari 2022.[24] Pengaspalan sirkuit selesai dilakukan pada April 2022,[25] sementara seluruh aspek pendukung sirkuit dinyatakan rampung pada 1 Juni 2022.[26] Gelaran perdana Jakarta e-Prix 2022 terbukti sukses.[Menurut siapa?] Lintasan tersebut mendapat pujian dari para pembalap setelah Latihan Bebas pertama mereka, meskipun dalam kondisi panas dan lembab yang sulit.[butuh rujukan] Pengemudi Jaguar Mitch Evans berkomentar: “Treknya sangat bagus untuk dikendarai. Memiliki tingkat cengkeraman yang bagus tetapi ketika Anda keluar jalur, tingkat cengkeraman berkurang dengan sangat drastis. Anda tidak dapat benar-benar memaksa mobil masuk ke tikungan, Anda harus mengangkat pedal gas sedikit karena sifat alami dari beberapa tikungan di trek ini. Saya menikmati tata letak sirkuit - mereka telah melakukan pekerjaan yang baik dengan trek.”.[butuh rujukan] Pada gelaran perdana Jakarta e-Prix 2022 pembalap Jaguar Mitch Evans-lah yang keluar sebagai pemenang di Sirkuit Internasional e-Prix Jakarta, dengan melakukan aksi penyalipan dramatis untuk memimpin. Dia melakukan aksi menyalip di penghujung balapan yang membuat pemimpin balapan saat itu Jean-Eric Vergne lengah di Tikungan 7 di Lap 31. Dari sana, manajemen energi menjadi semakin penting bagi duo pemimpin saat mereka bertarung di antara sorak sorai penonton sambil melawan suhu trek yang membara. Itu memungkinkan Edoardo Mortara untuk bergabung dengan garis terdepan dan berusaha mengambil bagian saat pasangan terdepan sedang balapan. Evans memiliki sekitar lima menit plus waktu tambahan untuk menahan kedua pembalap tersebut, dengan balapan hampir menuju pengujung garis finish dan ban belakangnya memudar dengan cepat. Evans bertahan, bagaimanapun, untuk memimpin Vergne pulang dengan Mortara tepat menuju garis finish - ketiga pembalap tersebut melewati garis finis dalam waktu kurang dari satu detik satu sama lain.
Sirkuit awal yang terletak di daerah Monas akan memiliki panjang 2.588 meter (8.491 ft) dan lebar 9–12 meter (30–39 ft), dengan 12 tikungan. Dengan garis start yang berada di depan Balai Kota, diperkirakan kecepatan tertinggi yang dapat diraih adalah 220 kilometer per jam (140 mph). Sirkuit akan memiliki sertifikasi FIA grade 3E.[17]Sirkuit Internasional e-Prix Jakarta, yang merupakan lokasi akhir gelaran e-Prix Jakarta, memiliki panjang 2.400 meter (7.900 ft), dengan lebar 12 meter (39 ft), dengan 18 tikungan. Sirkuit ini memiliki arah searah jarum jam dan lintasan lurus utama sepanjang 600 meter (2.000 ft).[27][28]
9 tribun duduk tertutup semi permanen dapat menampung 50.000 penonton
Akses Lokasi
Sirkuit Internasional e-Prix Jakarta terletak di dekat Pantai Ancol di Teluk Jakarta, Indonesia. Bandara Internasional Soekarno-Hatta kota berjarak sekitar 30 menit berkendara ke arah barat sirkuit. Seperti kebanyakan acara Formula E, angkutan umum adalah cara yang disarankan untuk mencapai ePrix. Kendaraan pribadi hanya diperbolehkan di dalam area sirkuit untuk pemegang Tiket Jakarta Royal Suite 1A. Bagi mereka yang memiliki tiket Grandstand, Hospitality, dan Circuit Festival, shuttle bus gratis ke sirkuit beroperasi pada hari perlombaan dari JIEXPO Kemayoran. Mereka yang memiliki tiket Festival Ancol dapat masuk dari PGU Selatan, Barat, Busway dan Marina, tanpa disediakan parkir.
Fasilitas
Lintasan ePrix (ilustrasi kanan atas)
Penginapan
Restoran
Pusat rekreasi
Room media & press center
5 jembatan penyeberangan semi permanen
Dalam gelaran ajang balap Formula E, juga disediakan berbagai macam area hiburan dan area makanan yang dikemas dalam E-Village. E-Village adalah festival tertutup untuk stan hiburan dan simulator bagi penggemar balapan yang ingin merasakan sensasi mengendarai mobil balap bertenaga listrik di trek yang sempit dan memacu adrenalin. Sesi tanda tangan pengemudi diadakan di sini untuk memungkinkan para penggemar bertemu dengan pengemudi, di mana kendaraan listrik & hibrida canggih dari Audi, Jaguar dan BMW ditampilkan. Game simulasi memberikan kesempatan kepada gamer untuk bersaing dengan pembalap Formula E yang sebenarnya di zona E-Race. Ada sesi tanda tangan di mana para pembalap bertemu dengan para penggemar sebelum balapan. Inovasi teknologi dari sponsor diselenggarakan di stan yang mencakup teknologi baru, pembaruan transportasi, dan sumber daya manusia. Musik live menampilkan Kotak, Gigi, D Massiv, dan lainnya di atas panggung.[29] Sampel makanan dan minuman lokal asli dari vendor di Taste Zone membuat stasiun Recharge menjadi tempat istirahat untuk menghidupkan kembali barang elektronik. Ada tempat untuk Anak-anak di Zona khusus dengan lukisan wajah, permainan raksasa, penghibur, dan banyak lagi. Produsen yang membuat mobil listrik memamerkan produknya di sini.[30][31]
Kontroversi
Lokasi
Lokasi balapan di Ancol sempat memicu kontroversi karena berada dekat pembuangan lumpur yang digunakan berulang kali untuk proyek-proyek saat masa jabatan Gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama.[32][33] Meskipun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menentang rencana penebangan pohon di lokasi, Widi Amanasto mengatakan bahwa pohon-pohon tersebut tidak akan ditebang melainkan dipindahkan.[34] Wakil Gubernur Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengungkapkan bahwa balapan tidak benar-benar dilakukan di atas rawa seperti yang sempat diisukan sebelumnya.[35]
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengutip biaya komitmen tinggi yang dibayarkan kepada pemerintah Jakarta untuk acara Jakarta ePrix. Juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dalam pasal 98 ayat (6); pendanaan kegiatan untuk beberapa tahun tidak boleh melebihi akhir masa jabatan, kecuali untuk prioritas nasional dan urusan strategis, karena gubernur Jakarta Anies Baswedan dijadwalkan untuk meninggalkan kantor mulai tahun 2022.[36] Menanggapi biaya komitmen yang tinggi, salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di Jakarta, Hardiyanto Kenneth meminta untuk mengembalikan komitmen fee.[37]
Lainnya
Pada Agustus 2021, partai politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Solidaritas Indonesia mencoba melakukan interpelasi Jakarta ePrix yang gagal terhadap Anies Baswedan karena dimasukkan ke dalam prioritas regional 2021–2022. Menurut Prasetio, peristiwa itu berpotensi membebani gubernur berikutnya setelah Anies.[38][39] Per 24 Januari 2022, tender pembangunan sirkuit dinyatakan gagal menurut situs e-procurement PT Jakpro.[40] Salah satu anggota DPRD DKI, Gembong Warsono menuduh kegagalan itu sengaja dilakukan agar PT Jakpro bisa memilih kontraktor secara langsung.[41] Meski tendernya gagal, namun kemudian diumumkan pada tanggal 5 Februari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama memenangkan tender.[42] Pada 27 Mei 2022, atap tribun penonton di sirkuit Ancol ambruk akibat angin kencang.[43]