Dinas Informasi Pemerintah Hindia BelandaDinas Informasi Pemerintah Hindia Belanda (NIGIS) adaalah sebuah dinas rahasia sipil dan organisasi propaganda yang berpusat di Australia, selama dan setelah Perang Dunia II.[1] NIGIS berafiliasi dengan Dinas Intelijen Angkatan Bersenjata Hindia Belanda (NEFIS) dan Pemerintahan Sipil Hindia Belanda (NICA). Conrad Helfrich, komandan pasukan Belanda di Hindia Belanda, berupaya agar NIGIS bergabung dengan NEFIS, yang menjadi tanggung jawabnya. Upaya Helfrich ditolak oleh Hubertus van Mook, pelaksana tugas Gubernur Jenderal Hindia Belanda, yang berharap agar NIGIS mempertahankan status sipilnya daripada diserap oleh aparatus militer.[1] Dinas ini dibentuk pada April 1942,[2] dan berpusat di Melbourne, di lantai kesepuluh dari gedung Temple Court di 422 Collins Street.[3] Pada Juli 1944, Ratu Wilhelmina dari Belanda memutuskan bahwa sebuah pemerintahan dalam pengasingan dibentuk di Camp Columbia, sebuah bekas kamp Angkatan Darat Amerika Serikat di Wacol, Queensland. Instansi-instansi yang berpusat di Melbourne seperti NIGIS, NEFIS, dan NICA, semuanya pindah ke Wacol untuk mendukung pemerintahan baru.[4] Divisi dan operasiNIGIS mengoperasikan layanan radio berbahasa Inggris untuk memantau laporan radio dari Hindia Belanda selama pendudukan Jepang, dan untuk menyiarkan "pesan harapan" kepada para penduduk koloni yang hidup di bawah kekuasaan Jepang.[5] Dari tahun 1942 hingga 1945, NIGIS menerbitkan sebuah surat kabar berbahasa Indonesia bernama Penjoeloeh (berarti "Obor"). Surat kabar ini diterbitkan, ditulis, dan diterjemahkan oleh para mantan interniran Indonesia di kamp penjara Boven Digoel.[6] Dinas tersebut juga menerbitkan sebuah jurnal berbahasa Belanda yang bernama Oranje.[2] Dinas tersebut juga mempekerjakan koresponden khusus untuk menulis artikel untuk pers, yang banyak di antaranya diterbitkan secara harfiah di surat kabar Australia. Koresponden seperti Wolfe Preger untuk The Cairns Post menulis kisah tentang keberanian Belanda[7] dan kekejian Jepang,[8] serta menjaga agar pembaca Australia mengetahui kejadian di Eropa, seperti aksi sabotase Gerakan bawah tanah Belanda melawan pendudukan Nazi.[9] NIGIS mengoperasikan sebuah unit kerja film dan fotografi. Unit kerja ini dikaitkan dengan perusahaan produksi Australia Southern Seas Productions yang dipimpin oleh Fred Daniell dan putranya, kamerawan John Daniell. Southern Seas memproduksi beberapa pesanan untuk NIGIS, termasuk film Indonesian Harmony.[10] Para direktur NIGIS termasuk administrator Charles van der Plas[6] dan juru bicara angkatan laut Huibert Quispel.[11] Kemerdekaan IndonesiaSetelah berakhirnya perang dan menyerahnya Jepang, NIGIS mengalihkan perhatiannya untuk memaksakan kedaulatan Belanda atas Indonesia merdeka yang baru diproklamasikan selama Revolusi Nasional Indonesia. NIGIS dan instansi mitranya mengklaim bahwa Belanda mendukung kemerdekaan Indonesia, namun mengangkat tema tersebut di Australia bahwa Republik Indonesia adalah sebuah "Quisling pemerintahan yang disponsori Jepang".[12] Ketika serikat pekerja maritim Australia memblokade armada pelayaran Belanda di Australia dalam apa yang disebutnya "Armada Hitam", NIGIS memproduksi dan membagikan pamflet yang mengklaim bahwa pasokan ke Indonesia bersifat kemanusiaan, dan bukan peralatan dan personel militer yang dimaksudkan untuk menekan gerakan kemerdekaan.[12] Referensi
|