Desa Wisata Gamplong adalah sebuah desa wisata yang merupakan bagian dari desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikenal khas dengan industri kain tenun. Secara formal, Desa Gamplong baru dikukuhkan menjadi desa wisata sejak tahun 2005, meskipun penghasil kerajinan tenun sudah ada sejak tahun 1950-an. Terhitung, desa ini memiliki beberapa dusun yang sebagian penduduknya juga bergerak di bidang industri tenun.[1] Kelima dusun tersebut adalah Gamplong 1, Gamplong 2, Gamplong 3, Gamplong 4, dan Gamlpong 5.
Gambaran Umum Kondisi Desa
Desa Gamplong terletak di ketinggian 90 m dan topografi di desa ini adalah dataran rendah. Kondisi iklamnya sendiri termasuk dalam jenis iklim tropis basah dengan curah hujan 200–300 mm per tahun. Curah hujan yang tinggi berdampak pada besarnya input air hujan di desa itu dan menyebabkan Desa Wisata Gamplong dianugerahi sumber air yang melimpah. Posisi geografis mereka yang didominasi oleh materil vulkanik Gunung Merapi yang berfungsi sebagai pembawa air tanah juga menjadi faktor banyaknya sumber air di desa ini. Sumber air yang ada juga bersumber dari Sungai Progo yang berada di bagian barat. Faktor-faktor tersebut membuat penduduk desa setempat mengalami kemudahan dalam mengakses air bersih untuk beragam keperluan seperti urusan domestik (mandi, mencuci, memasak).
Berhubungan dengan jumlah penduduk, umumnya jumlah penduduk di Desa Wisata Gamplong mengalami kenaikan terutama selama kurun waktu 2013-2015. Pada tahun 2015, jumlah penduduk yang ada adalah 7735 dengan rincian sebanyak 3964 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 3771 jiwa berjenis kelamin perempuan. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah penduduk yang ada adalah sejumlah 7676 jiwa dengan rincian 3717 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 3959 berjenis kelamin perempuan. Dari angka tersebut, kepadatan pendidik (jiwa/km2) yang dapat ditemui angka 1226 pada tahun 2015 dan 1216 pada tahun 2013.[2]
Menyoal pendidikan, warga Desa Wisata Gamplong memiliki tingkat pendidikan yang bervariasi, mulai dari Sekolah dasar hingga Sarjana/Diploma. Sebagian besar penduduk Desa Wisata Gamplong adalah lulusan Sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan, yaitu sejumlah 2354 jiwa. Sementara itu, jumlah penduduk yang tidak bersekolah sebanyak 960 jiwa, belum tamat SD/MI sebanyak 622 jiwa, dan lulusan SD/MI sebanyak 1023 jiwa. Jumlah tersebut menunjukan bahwa jumlah penduduk di Desa Wisata Gamplong yang memiliki akses pendidikan tinggi masih sangat rendah.
Terkait industri, jenis industri yang dominan di Desa Wisata Gamplong adakah industri tenun, kerajinan bambu, dan makanan. Industri tersebut termasuk dalam kategori jenis industri rumah tangga karena tenaga kerja yang digunakan biasanya kurang dari empat orang dan merupakan tenaga keluarga. Aktivitas industri tersebut secara langsung membantu peningkatan pendapatan daerah karena profit yang diperoleh lumayan tinggi. Selain sektor industri, sektor pertanian juga turut serta dalam menyumbang pendapatan daerah sebesar 23,2% karena lahan pertanian di Desa Wisata Gamplong yang sangat luas dan subur, sehingga menopang berkembangnya industri pertanian.
Terkait sarana dan prasarana, Desa Wisata Gamplong memiliki sarana dan prasarana cukup lengkap, baik Infrastruktur maupun transportasi. Selain lokasinya yang strategis, infrastruktur jalan di desa tersebut juga beraspal sepanjang 11,1 KM dan diperkeras atau cor blok panjang 30,1 km dan tanah sepanjang 9,6 km. Hal itu menyebabkan banyaknya angkutan umum yang melewati desa ini. Begitu pun dengan sarana pendidikan, Desa Wisata Gamplong terhitung cukup lengkap, mulai dari TK hingga SMP. Jumlah sekolah TK yang ada di desa tersebut sebanyak 4 sekolah; SD sebanyak 4 sekolah; dan SMP sebanyak 1 sekolah. Meskipun tidak memiliki sarana pendidikan untuk tingkat SMA/SMK, sebagian besar anak-anak di desa tersebut akan dapat mengakses pendidikan tingkat SMA/SMK di desa sebelahnya, yaitu Desa Sumberagung dan Desa Sumberarum. Dalam hal saran ibadah dan layanan kesehatan, di dalam Desa Wisata Gamplong terdapat 20 unit masjid, 24 unit langgar, dan 1 unit gereja serta 15 posyandu, 1 rumah sakit atau poliklinik, dan puskesmas pembantu sebanyak 1 unit.[3]
Industri Tenun
Desa Wisata Gamplong merupakan salah satu dusun yang berada di desa Sumberrahayu yang terkenal dengan kerajinan tenun ATB (Alat tenun Bukan Mesin). Industri tenun tersebut sudah ada sejak 1950-an dengan jumlah pengrajin yang mengalami penurunan sejak tahun 2008. Terhitung, hanya ada pengrajin tenun yang masih beraktivitas. Hasil kerajinan yang diproduksi telah mengalami beberapa perubahan dengan menyesuaikan perkembangan zaman. Dahulu, jenis kerajinan yang diproduksi adalah stagen dan lendang, kemudian berkembang menjadi piring, serbet, tas, dan berbagai jenis kerajinan lainnya.
Sebagian besar penduduk desa setempat bekerja sebagai pengrajin tenun dan petani; mereka menjadikan petani sebagai pekerjaan utama dan buruh kerajinan tenun sebagai pekerjaan sampingan. Hal itu membuat mereka tetap memperoleh penghasilan meskipun tidak sedang masa panen.
Jumlah pekerja di industri tentun tersebut terhitung semakin menurun dan tidak adanya regenerasi tenaga kerja. Tenaga kerja yang masih beraktivitas didominasi oleh perempuan lansia. Selain itu, endidikan tenaga kerja dan pelaku industri tersebut juga dominan lulusan SD dan SMP.[3]
Referensi