PT Darma Henwa Tbk adalah sebuah perusahaan pertambangan yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki empat kantor operasional, yakni di Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kutai Timur, dan Balikpapan.[3][4] Perusahaan ini adalah bagian dari Bakrie Group.
Sejarah
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1991, dan dua tahun kemudian, perusahaan ini meneken kontrak penambangan senilai US$107 juta dengan BHP Minerals untuk Proyek Batubara Petangis di Kalimantan Timur. Pada tahun 1996, Henry Walker Group Ltd asal Australia resmi menguasai 95% saham perusahaan ini, dan nama perusahaan ini pun diubah menjadi "PT HWE Indonesia". Pada tahun 1997, perusahaan ini meneken kontrak penambangan senilai US$ 82,3 juta dengan PT Newmont Nusa Tenggara, dan empat tahun kemudian, perusahaan ini juga meneken kontrak penambangan senilai USD34,2 juta dengan PT Tanito Harum. Pada tahun 2004, perusahaan ini meneken perjanjian pengoperasian tambang Bengalon dengan PT Kaltim Prima Coal. Pada tahun 2005, Zurich Assets International Ltd resmi mengambil alih perusahaan ini dari Henry Walker Eltin Group, dan nama perusahaan ini pun kembali diubah menjadi seperti sekarang. Pada tahun 2007, perusahaan ini meneken perjanjian pengoperasian dan penambangan tambang Asam Asam milik PT Arutmin Indonesia. Perusahaan ini kemudian juga resmi melantai di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 2011, perusahaan ini menjual Coal Vista Resources dan meneken kontrak penambangan dengan PT Berau Coal untuk Proyek Batubara Binungan Timur.
Pada tahun 2012, perusahaan ini meneken kontrak penambangan dengan PT Mitrabara Adiperdana Tbk untuk Proyek Batubara Malinau. Pada tahun 2013, perusahaan ini meneken kontrak pembangunan jalan tambang Tamtama dengan PT Tamtama Perkasa. Pada tahun 2014, perusahaan ini meneken perjanjian penjualan 93,47% saham PT DH Energy ke Lennette Ltd dan meneken perjanjian penjualan 100% saham Corfield Investments Ltd ke Canoncom Ltd. Pada tahun 2015, operasional Proyek Batubara Binungan Timur dan Proyek Batubara Malinau berakhir. Perusahaan ini kemudian juga mengakuisisi PT Cipta Multi Prima. Pada tahun 2016, perusahaan ini meneken perjanjian dengan PT Cakrawala Langit Sejahtera untuk mengoperasikan Proyek Batubara Satui dan meneken perjanjian dengan PT Asmin Koalindo Tuhup guna menyediakan jasa manajemen teknis untuk Proyek Batubara Muara Teweh. Perusahaan ini kemudian juga mengakuisisi 99,50% saham PT Rocky Investments Group. Pada tahun 2017, perusahaan ini mengakuisisi Pendopo Coal Ltd. Pada tahun 2019, perusahaan ini mendapat kontrak senilai Rp 29,9 miliar dari PT Dairi Prima Mineral untuk membangun jalan tambang pada Proyek Dairi Lead – Zinc di Sumatera Utara. Perusahaan ini kemudian juga mendapat kontrak untuk mengawasi infrastruktur tambang milik PT Citra Palu Mineral di Sulawesi Tengah. Perusahan ini lalu meneken kontrak pembelian delapan unit truk jungkit BELAZ-75131 buatan Belazia Pte. Ltd. Perusahaan ini lalu juga mendapat kontrak dari PT Aneka Tambang Tbk untuk membangun infrastruktur, menambang, dan mengolah emas di Arinem, Garut, Jawa Barat. Pada tahun 2019 juga, bersama Thriveni Resomin Pte. Ltd, perusahaan ini meneken perjanjian pembentukan sebuah perusahaan patungan yang bergerak di bidang rekayasa alat berat pertambangan.