Danau Zaysan
Danau Zaysan (bahasa Kazakh: Зайсан көлі, Zaysan köli, زايسان كؤلئ; bahasa Mongol: Зайсан нуур, Zaisan nuur, bahasa Rusia: Озеро Зайсан, Ozero Zajsan; Hanzi sederhana: 斋桑泊; Hanzi tradisional: 齋桑泊; Pinyin: Zhāisāng Pō, Xiao'erjing: جَىْصْا پْ; bahasa Dungan: Җэсонпə) adalah sebuah danau air tawar dengan luas kurang lebih 1.810 kilometer persegi di bagian timur Kazakhstan. Danau ini terletak di sebuah lembah antara Pegunungan Altai dan Pegunungan Tarbagatai. Danau Zaysan merupakan danau terbesar di Provinsi Kazakhstan Timur. Danau Zaysan terletak pada ketinggian 420 m. Danau ini memiliki ukuran panjang sekitar 105 km dengan lebar sekitar 22–48 km serta kedalaman maksimal 15 m. Sungai utama yang bermuara di Zaysan adalah Kara Irtysh (Irtysh Hitam) dan Kendyrlyk yang mengalir dari arah timur. Aliran keluar satu-satunya dari Zaysan adalah Sungai Irtysh (Irtysh Putih). Danau Zaysan pada umumnya akan membeku mulai bulan November hingga akhir April. Pembangunan PLTA Bukhtarma di Sungai Irtysh di bawah Zaysan, permukaan danau naik 66 m dari permukaan alaminya. Area danau pun meluas dari sekitar 1.800 km persegi menjadi sekitar 3.500 km persegi[1] atau bahkan hingga 5.000 km persegi.[2] Karena itu, beberapa sumber menyebutkan Danau Zaysan sebagai danau buatan.[3] SejarahPenjelajah Rusia yang pertama kali mencapai area Zaysan adalah Ivan Bukholts yang menelusuri Sungai Irtysh untuk mencari emas dan membangun sebuah benteng. Pada tahun 1715, ia diusir oleh bangsa Oirat yang mendirikan Kekhaganan Zunghar di wilayah tersebut. Dinasti Qing menyerbu Zunghar pada tahun 1750-an. Hal tersebut membuat pemerintah Rusia lebih memperhatikan daerah perbatasannya. Pada tahun 1756, Gubernur Orenburg Ivan Neplyuyev mengajukan aneksasi wilayah Danau Zaysan namun China telah mendahuluinya dalam melakukan rencana tersebut.[4] Perhatian Rusia mencuat terhadap kemungkinan armada kapal China berlayar menuruni Sungai Irtysh dari Danau Zaysan menuju Siberia Barat. Sebuah ekspedisi Rusia kemudian dilaksanakan pada tahun 1764 yang menyimpulkan bahwa sesuatu seperti invasi sungai tidak mungkin terjadi lewat Sungai Irtysh. Meskipun begitu, sebuah rangkaian pagar tetap didirikan di wilayah Sungai Bukhtarma di utara Zaysan.[5] Situasi di wilayah Zaysan selama pertengahan abad ke-19 dijabarkan di dalam laporan Abramof tahun 1865. Walaupun wilayah Zaysan diakui baik oleh China maupun Rusia sebagai bagian dari China, beberapa kelompok Kazaki Siberia menangkap ikan di wilayah tersebut. Selama pertengahan abad ke-19, pengaruh Qing di wilayah hulu Irtysh terbatas hanya melalui kunjungan tahunan amban dari Chuguchak ke salah satu pos pemancingan Kazaki (Batavski Piket).[6] Perbatasan antara Kekaisaran Rusia dan Dinasti Qing di wilayah lembah Sungai Irtysh mirip dengan batas antara China dengan Rusia dan Kazakhstan kini yaitu berasal dari Konvensi Peking tahun 1860.[7] Perbatasan sebenarnya yang kemudian diterapkan ditetapkan kemudian dalam Protokol Chuguchak tahun 1864. Danau Zaysan kini menjadi wilayah kekuasaan Rusia.[8][9] Pengaruh militer Qing di wilayah Irtysh jatuh setelah terjadinya Pemberontakan Dungan tahun 1862-1877. Setelah pemberontakan berhasil diredam dengan penaklukkan kembali Xinjiang oleh Zuo Zongtang, perbatasan antara Rusia dan Dinasti Qing di wilayah Irtysh sedikit diubah melalui Perjanjian Saint Petersburg tahun 1881 yang menguntungkan pihak Rusia. Referensi
|