Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari List of Japanese Nobel laureates di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Sejak 1949, terdapat 29 pemenang Jepang dari Penghargaan Nobel (bahasa Swedia: Nobelpriset). Penghargaan Nobel adalah sebuah penghargaan moneter internasional yang berbasis di Swedia. Penghargaan tersebut didirikan pada 1895 atas kehendak penemu dan kimiawan Swedia Alfred Nobel. Penghargaan-penghargaan dalam Fisika, Kimia, Fisiologi atau Kedokteran, Kesusastraan dan Perdamaian pertama kali dianugerahi pada 1901.[1]
Sebuah penghargaan terasosiasi dalam bidang Ekonomi telah dianugerahi sejak 1969.[2][3]
Penghargaan-penghargaan Nobel dalam disiplin ilmu spesifik dan Penghargaan Ekonomi, yang umum diidentifikasikan dengan mereka, banyak dianggap sebagai penghargaan paling prestisius yang dapat diraih dalam bidang-bidang tersebut.[4][5] Dari para pemenang Jepang, sebelas adalah fisikawan, tujuh kimiawan, tiga untuk kesusastraan, empat untuk fisiologi atau kedokteran dan satu untuk upaya terhadap perdamaian.[5]
Pada abad ke-21, dalam bidang ilmu alam, jumlah pemenang Jepang dari Penghargaan Nobel menduduki peringkat kedua setelah AS.
"untuk pekerjaan fundamental mereka pada elektrodinamika kuantum, dengan deep-ploughing sebagai akibat fisik dari unsur dasar" – berbagi dengan Julian Schwinger dan Richard Feynman.[9]
"untuk penemuan eksperimental tentang fenomena terowongan dalam semikonduktor dan superkonduktor berturut-turut" – berbagi dengan Ivar Giaever dan Brian David Josephson.[11]
"yang dengan kemampuan puitis menciptakan sebuah dunia khayalan, dimana kehidupan dan mitos membentuk sebuah citra dari manusia pada zaman sekarang"[15]
"atas pengembangan metode untuk identifikasi dan analisis struktur dari makromolekuler biologi [...] untuk pengembangan desorpsi lembut metode ionisasi analisis massa spektrometrik makromolekuler biologi" – Berbagi dengan John Fenn dan Kurt Wüthrich.[19]
"untuk penemuan reaksi penggandengan (coupling) dalam sintesis organik menggunakan katalis paladium" – Berbagi dengan Richard F. Heck dan Akira Suzuki.[22]
"untuk penemuan reaksi penggandengan (coupling) dalam sintesis organik menggunakan katalis paladium" – Berbagi dengan Richard F. Heck dan Ei-ichi Negishi.[22]
"untuk hasil penemuan mereka dalam membuat sinar LED (Light-Emitting Diodes) warna biru yang efisien sebagai dasar dan sumber dari sinar putih yang terang dan hemat energi." – Berbagi dengan Hiroshi Amano dan Shuji Nakamura.[24]
"untuk hasil penemuan mereka dalam membuat sinar LED (Light-Emitting Diodes) warna biru yang efisien sebagai dasar dan sumber dari sinar putih yang terang dan hemat energi." – Berbagi dengan Isamu Akasaki dan Shuji Nakamura.[24]
"untuk penemuan mereka terkait sebuah terapi novel melawan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh parasit-parasit cacing." – Berbagi dengan William C. Campbell dan Tu Youyou.[25]
Penerima kelahiran dan berdarah Jepang yang berkewarganegaraan lain
Berikut ini adalah para penerima Novel kelahiran dan berdarah Jepang namun kemudian memegang kewarganegaraan asing; namun mereka masuk sering dicantumkan dalam daftar penerima Nobel Jepang.
"untuk hasil penemuan mereka dalam membuat sinar LED (Light-Emitting Diodes) warna biru yang efisien sebagai dasar dan sumber dari sinar putih yang terang dan hemat energi." – Berbagi dengan Isamu Akasaki dan Hiroshi Amano.[24]
Yoji Totsuka memimpin percobaan yang menyatakan bahwa bukti definitif pertama untuk oskilasi neutrino terukur, melalui ukuran presisi tinggi statistik tinggi dari fluiks neutrino atmosferik. Grup Super-K pimpinannya juga mengkonfirmasikan solusi pada masalah neutrino surya, bersama dengan Sudbury Neutrino Observatory (SNO). Fisikawan pemenang Penghargaan Nobel Masatoshi Koshiba berkata bahwa jika Totsuka dapat melebarkan masa hidupnya sampai delapan belas bulan, ia akan meraih penghargaan fisika.[38]
Kimia
Prediksi Eiji Osawa dari molekul C60 di Universitas Hokkaido pada 1970.[39][40] Ia menyatakan bahwa struktur dari sebuah molekul koranulen adalah sebuah subset dari sebuah bentuk sepak bola, dan ia berhipotesis bahwa bentuk bola penuh juga dapat eksis. Jurnal-jurnal ilmiah Jepang melaporkan gagasannya, tetapi tak mencapai Eropa atau Amerika.[41][42] Karena itu, ia tak dianugerahi penghargaan kimia tahun 1996.
Katsusaburō Yamagiwa dan muridnya Kōichi Ichikawa berhasil menginduksi karsinoma sel skuamous dengan tar batubara di permukaan dalam telinga kelinci. Hasil kerja Yamagiwa menjadi basis utama untuk riset sebab kanker.[45] Namun, Johannes Fibiger dianugerahi penghargaan tahun 1926 karena teori karsinoma spiroptera buatannya yang salah, sementara kelompok Yamagiwa dihiraukan oleh Komite Nobel. Pada 1966, mantan anggota komite Folke Henschen mengklaim bahwa "Aku sangat mendorong agar Dr. Yamagiwa diberi Penghargaan Nobel, tetapi sayangnya tak terwujud".[46] Pada 2010, pafuan Encyclopædia Britannica untuk Penghargaan Nobel dalam riset kanker menyatakan bahwa hasil kerja Yamagiwa sebagai batu pijakan tanpa menyebutkan Fibiger.[47]
Umetaro Suzuki merampungkan kompleks vitamin pertama yang diisolasi pada 1910.[48] Saat artikel tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, terjemahan tersebut tak menyatakan bahwa itu adalah nutrien yang baru ditemukan, sebuah klaim yang dibuat dalam artikel Jepang aslinya, dan sehingga penemuannya gagal untuk meraih publisitas. Karena itu, ia tak dianugerahi penghargaan tahun 1929.
Satoshi Mizutani[49] dan Howard Martin Temin secara bersamaan menemukan bahwa partikel virus sarkoma Rous berisi transkriptis reserveenzim, dan Mizutani sendiri bertanggung jawab atas konsepsi awal dan rancangan percobaan novel yang terdiri dari hipotesis provirus dari Temin.[50] Namun, Mizutani tak dianugerahi penghargaan tahun 1975 bersama dengan Temin.
^"Living memories". The Guardian. 19 February 2005. When Ishiguro was included as the youngest member of the 1983 best of young British writers, he wasn't a British citizen. He took citizenship later that year as a very practical decision.
^"Katsusaburo Yamagiwa (1863–1930)". CA: A Cancer Journal for Clinicians. 27 (3): 172. 1977. doi:10.3322/canjclin.27.3.172. Yamagiwa, then Director of the Department of Pathology at Tokyo Imperial University Medical School, had theorized that repetition or continuation of chronic irritation caused precancerous alterations in previously normal epithelium. If the irritant continued its action, carcinoma could result. These data, publicly presented at a special meeting of the Tokyo Medical Society and reprinted below, focused attention on chemical carcinogenesis. Further more, his experimental method provided researchers with a means of producing cancer in the laboratory and anticipated investigation of specific carcinogenic agents and the precise way in which they acted. Within a decade, Keller and associates extracted a highly potent carcinogenic hydrocarbon from coal tar. Dr. Yamagiwa had begun a new era in cancer research.