Charles Prosper Schoemaker, kemudian namanya menjadi Charles Prosper Wolff Schoemaker, adalah anak kedua dari pasangan Jan Prosper Schoemaker - seorang pensiunan MayorInfanteri - dan Josephine Charlotte Wilhelmina Wolff.[2]:1655 Saudara kandungnya adalah Maria Suzanna Arnolda (1880) dan Richard Leonard Arnold Schoemaker (lahir di Roermond, Belanda - 5 Oktober 1886).[3]
Ia merupakan salah satu dari 3 arsitek besar di Hindia Belanda sebelum Perang Dunia II, bersama dengan Albert Aalbers dan Henri Maclaine Pont. Berbagai bangunan bersejarah di Bandung merupakan hasil karyanya. Gereja Katedral di Jalan Merdeka, Gereja Bethel di Jalan Wastukencana, Masjid Cipaganti, Bioskop Majestic, Hotel Preanger, Sociëteit Concordia, Gedung Asia Afrika, Villa Isola, dan Gedung PLN Bandung merupakan sebagian dari hasil karyanya.[4]
Setelah lulus dari HBS te Nijmegen, dia melanjutkan pendidikannya di Koninklijke Militaire Academie Breda (KMA Breda) jurusan civiel ingenieur.[1]
Pada tanggal 7 Oktober 1905 Wolff Schoemaker kembali ke Hindia Belanda dengan kapal uap "Koningin Regentes" sebagai Letnan Dua Korps Zeni Koninklijk Nederlands-Indische Leger (Angkatan Darat Kerajaan Belanda di Hindia Belanda). Dia ditugaskan di Cimahi, sebuah kota garnisun dekat Bandung. Pada awal abad itu KNIL masih memiliki reputasi buruk, terjadi banyak kasus intimidasi dan diskriminasi di mana peranakan Indo-Belanda hanya punya sedikit kesempatan untuk naik pangkat. Belum lagi yang paling naas, jika harus ditempatkan di Aceh, di mana kemungkinan hidup selama masa dinas empat atau delapan tahun tidak melebihi 25%. Selain itu hanya sedikit atau nyaris tidak ada kemungkinan untuk berpindah menjadi angkatan darat Belanda (di negeri asal), sebab seorang perwira KNIL tidak bisa disetarakan dalam peringkat untuk beralih ke tentara Belanda (Nederlandse leger – tentara di Negeri Belanda, bukan di tanah Hindia Belanda). Saat Charles tiba di Hindia Belanda masih dalam masa 'pertempuran', tetapi tidak diketahui apakah ia sebagai insinyur, terlibat dalam operasi militer sebenarnya.
Pada tanggal 6 Februari 1907 Wolff Schoemaker diangkat menjadi letnan satu dan dipindahkan ke Padang Sumatera Barat.
Pada tanggal 3 Februari 1911 Wolff Schoemaker diberhentikan dengan hormat dari militer atas permintaan sendiri. Pada tahun yang sama ia membuka perusahaan sendiri di mana dia menjadi wakil direktur perusahaan konstruksi swasta "NV De Bouwploeg" di Weltevreden, Batavia.
1911-1914 bekerja sebagai wiraswasta dan insinyur di Departemen Pekerjaan Umum (BOW).
1914-1917 diangkat sebagai Direktur Pekerjaan Umum di Batavia.
1917-1918 ia bekerja di Fa. Schlieper & Co.
Lalu ia bergabung dengan Algemeen Ingenieur Architectenbureau, dan bekerja di Bandung.
Pada tahun 1922-1924 Schoemaker diangkat sebagai guru besar luar biasa/tidak tetap di Technische Hoogeschool te Bandoeng (TH Bandung - yang kemudian menjadi Institut Teknologi Bandung - ITB). Sebelumnya ia sempat menggantikan Richard adiknya mengajar selama cuti ke luar negeri (1920-1921). Prof. Ir. Richard Leonard Arnold Schoemaker juga sama-sama lulusan KMA Breda jurusan Zeni/civiel ingenieur, sama-sama menjadi arsitek, guru besar dan pernah mengajar di TH Bandung (bahkan lebih dahulu diangkat menjadi guru besar 1921-1924), perbedaannya - Richard memperdalam keahliannya dengan mengambil gelar Ingenieur dari jurusan bouwkunde ingenieur/arsitektur di TH Delft, sedangkan Charles cukup mengandalkan ilmu teknik sipil yang didapat dari KMA Breda yang kemudian dikembangkan sendiri.
Pada periode 1924-1940 diangkat sebagai guru besar tetap arsitektur[5]:460 di TH Bandung.[1][6]:27
Pada periode 30 Juni 1928-28 Juni 1930 ia diangkat menjadi Sekretaris Faculteit van Technische WetenschapTH Bandung.
Pada tanggal 16 Juni 1934-2 Agustus 1935 menjabat Rektor/Voorzitter der Faculteit van Technische WetenschapTH Bandung menggantikan Prof. Ir. H. C. P. de Vos.[7]:45[note 1]
Ketika menetap di Bandung, ia pernah tinggal di Soekadjadiweg 2 (sekarang Jl. Sukajadi).[9]
Selama menjadi guru besar di TH Bandung, ia juga pernah menjadi guru besar sementara di TH Delft dalam rangka "pertukaran staf pengajar". Posisinya di Bandung digantikan sementara oleh adik kandungnya, Prof. Ir. Richard Leonard Arnold Schoemaker, sementara Wolff sendiri mengisi kursi Richard di Delft.[note 2]
Pada bulan Desember 1940 Schoemaker pensiun dari jabatannya sebagai guru besar TH Bandung.[6]:46 Dengan demikian selesailah jasanya selama 18 tahun (1922-1940) sejak permulaan dibukanya TH sampai menjelang masuknya Jepang ke Indonesia.
Setelah meninggal, Wolff Schoemaker dimakamkan di TPU Kristen Pandu, Bandung.[4]
Karya Arsitektur
Berikut beberapa daftar karya arsitektur Wolff Schoemaker yang pernah tercatat:[11]
1918: Gedung kantor Harrisons & Crosfiled di Groote Postweg No.75 (sekarang Jalan Asia Afrika).
1920: West Java Handel-Maatschappij di Jalan Asia Afrika No. 61.
1919: Gedung NV Becker & Co (Gedung Gas Negara) di Jalan Braga No. 38.
1919: Gedung AC Nix di Landraadweg No. 3-7. Di lahan yang sama di Jalan PerintisKemerdekaan No. 3 saat ini berdiri Bank BNI Kantor Wilayah Bandung.
1920: Gedung Jaarbeurs (sekarang jadi Gedung Kologdam) di Jalan Aceh No. 50.
1921: Sociëteit Concordia (sekarang jadi Gedung Merdeka) di Jalan Asia Afrika No. 65.
1921: Gedung kantor pabrik minyak NV Insulinde (kolaborasi dengan RichardSchoemaker) di Jalan Braga No. 135. Sebelum menjadi Gedung Bank BJB Syariah, bangunan yang sama pernah difungsikan untuk kantor residen Priangan, sekolahtaman kanak-kanak internasional, dan kantor polisi.
1921: Kantor, toko buku, dan percetakan Van Dorp (sekarang jadi LandmarkConvention Hall) di Jalan Braga No. 129.
1922: Bioskop Majestic (sekarang jadi De Majestic) di Jalan Braga No. 1.
1922: Gereja Katedral Bandung atau Katedral Santo Petrus di Jalan Merdeka No.14.
1922: Kantor pusat Gemeentelijke Electriciteitsbedrijf Bandoeng en Omstreken (GEBEO). Kini menjadi kantor PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat. Gedung yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No.63 tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Schoemaker dengan adiknya, Richard Schoemaker.
1922: Vila Merah di Jalan Tamansari No. 78. Dulu merupakan tempat tinggal RichardSchoemaker.
1923: Gereja Bethel Bandung (dulu De Nieuwe Kerk) di Jalan Wastukencana No. 1.
1925: Observatorium Bosscha di Jalan Peneropongan Bintang No. 45, Lembang,Kabupaten Bandung Barat.
1927: Grand Hotel Preanger (kini Prama Grand Preanger) di Jalan Asia Afrika No. 81.
1927: Kolam Renang Tirta Merta atau dikenal juga dengan nama Sentrum atauCentrum. Kolam yang terletak di Bilitonstraat (sekarang Jalan Belitung No. 10), persisdi belakang Jaarbeurs (sekarang Gedung Kologdam) ini sekarang menjadi TheCentrum: Dine-Wedding-Event.
Sekitar 1930: Vila milik CP Wol Schoemaker di Van Galenweg No. 2 (sekarang JalanLamping).
1932: Rumah pastor Gereja Katedral di Jalan Merdeka No. 14.
1933: Vila Isola di Nijlandweg (sekarang Jalan Setiabudhi No. 229).
1933: Masjid Cipaganti di Jalan Cipaganti No. 85.
Setelah 1940: Nederlandsch Indische Handelsbank (sekarang jadi Bank OCBCNISP) di Jalan Asia-Afrika No. 100.
^Ir. H. C. P. de Vos mengundurkan diri sebelum habis masa jabatannya (16 Juni 1934), sehingga pidato Ketua Fakultas pada acara Dies Natalis TH ke-14 pada tanggal 3 Agustus 1934 dibawakan oleh prof. C. P. Wolff Schoemaker sebagai Ketua Fakultas yang baru (yang biasanya dibacakan Ketua Fakultas yang akan mengakhiri masa jabatannya).[8]
^Program pertukaran staf pengajar TH Delft dan TH Bandung merupakan hal biasa pada masa itu, tercatat Prof. Ir. C. B. Biezeno - profesor mekanika terapan dan Kepala Bagian Mesin dan Bangunan Kapal dari TH Delft pernah bertukar tempat dengan Prof. Ir. C. G. J. Vreedenburgh - profesor mekanika terapan TH Bandung (1929-1930); contoh lain adalah antara Prof. Ir. A. S. Keverling Buisman dengan Prof. Ir. Jan Klopper (1925-1926) - namun Klopper tidak kembali lagi. Pertukaran Prof. Buisman yang kedua adalah dengan Prof. Ir. C. G. J. Vreedenburgh (1939-1940), kali ini kedua-duanya tidak bisa kembali ke tempat semula karena pecah Perang Dunia II. Vreedenburgh akhirnya menetap menjadi guru besar Delft, sementara Prof. Buisman meninggal di kamp tawanan Jepang di Bandung.[10]
^Verdoorn, F. (1945). Scientific Institutions, Societies and Research Workers in the Netherlands Indies. In P. Honig (Ed.), Science and Scientists in the Netherlands Indies (pp. 425-460). New York, NY: Board For The Netherlands Indies.
^ abGoenarso (1995). Riwayat perguruan tinggi teknik di Indonesia, periode 1920-1942. Bandung: Penerbit ITB.
^Sakri, A. (1979). Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979. Bandung: Penerbit ITB.
^(Belanda) "De ingenieur in Nederlandsch-Indie" edisi Agustus 1934, Tahun ke-1 No.8.