Penduduk asli atau suku yang mendiami pulau Madura, termasuk di Kabupaten Bangkalan adalah suku Madura, demikian juga di kecamatan Bangkalan. Meski demikian, penduduk dari suku lain juga ada yang tinggal di kecamatan ini, termasuk suku Jawa, kemudian suku Bawean, Tengger, Osing, Samin, dan beberapa suku lainnya juga beberapa tinggal di sini.[6]
Bahasa
Selain bahasa resmi nasional bahasa Indonesia, bahasa yang banyak digunakan di tempat ini adalah bahasa Madura, dan juga beberapa penutur bahasa Jawa.[7] Bahasa Madura terbagi menjadi dialek Kangean, Sumenep, Pamekasan, Bangkalan, Probolinggo, Bondowoso, dan Situbondo. Dalam pemakaiannya, bahasa Madura juga mengenal tiga tingkatan yaitu Enja’iya (bahasa halus), Enghi-enten (bahasa tengahan), dan Enghi-bhunten (bahasa kasar).[7]
Sementara bahasa Jawa di Jawa Timur, bukan bahasa Jawa baku karena dalam pergaulan sehari-hari umumnya menggunakan bahasa Jawa kasar (Ngoko). Bahasa Jawa resmi dibedakan atas tiga tingkatan pemakaian bahasa, yaitu ngoko, madya, dan Krami (Krama). Bahasa ngoko dipakai untuk orang yang sudah saling kenal dan akrab, juga kepada orang lain yang lebih muda usianya maupun lebih rendah derajat sosialnya (Ngoko Lugu dan Ngoko Ngandap). Bahasa Krami digunakan untuk berbicara dengan orang yang belum akrab, atau lebih tua, dan memiliki status sosial lebih tinggi. Kemudian bahasa Madya muncul sebagai variasi pemakaian antara bahasa Ngoko dan Krami.[7]
Agama
Pada tahun 2021, jumlah penduduk kecamatan Bangkalan sebanyak 87.989 jiwa, dengan kepadatan 1.298 jiwa/km². Kemudian, persentasi penduduk kecamatan Bangkalan berdasarkan agama yang dianut yakni Islam 98,95%, kemudian Kekristenan 0,94% dimana Protestan 0,57% dan Katolik 0,37%. Sebagian lagi menganut Buddha yakni 0,11%.[2]