Baju laminaBaju lamina (juga dikenal sebagai lamena oleh orang Bugis, sa 'dan oleh orang Toraja, lamina atau laminah oleh orang Melayu)[1][2] adalah sejenis zirah rantai dan lempeng dari kepulauan Nusantara (Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Filipina). DeskripsiBaju lamina adalah baju besi rantai yang dibentuk menjadi bentuk rompi. Bagian belakang terdiri dari pelat kuningan persegi panjang kecil, bagian depan terdiri dari cincin kuningan. Beberapa pelat kuningan persegi panjang melekat pada cincin kuningan, yang membentang dari ketinggian tulang selangka ke sekitar tepi bawah tulang rusuk terakhir. Pelat kuningan berfungsi untuk memperkuat rantai baju besi di bagian dada dan panggul yang lebih rentan. Baju lamina tidak memiliki lengan atau kerah.[1] Salah satu referensi paling awal untuk baju besi ini ada setelah penaklukan Malaka oleh Portugis (1511). Putra Afonso de Albuquerque menyebutkan persenjataan Malaka: Ada senapan matchlock besar (arquebus Jawa), sumpitan beracun, busur, panah, baju berlapis besi (laudeis de laminas), tombak Jawa, dan jenis senjata lainnya.[3][4] Tidak diketahui apakah baju berlapis besi Malaka memang digunakan dalam pertempuran, atau hanya digunakan oleh kaum elit dan bangsawan, atau apakah itu murni pakaian upacara.[5] Rui de Araújo melaporkan bahwa sangat sedikit prajurit Malaka yang menggunakan baju zirah.[6] Sekitar abad ke-17, orang Bugis mulai menggunakan baju besi rantai dan lempeng dan masih digunakan sampai abad ke-19.[7] Galeri
Lihat pulaWikimedia Commons memiliki media mengenai Baju lamina. Referensi
Bacaan lanjutan
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Baju zirah Indonesia. Pranala luar |