Pohon atau perdu yang tegak, atau dengan tajuk melebar, umumnya dengan tinggi sekitar 3 hingga 10 m (9,8 hingga 32,8 ft), atau kadang-kadang dapat mencapai 30 meter (98 ft). Perakarannya dangkal mendatar, dengan sejumlah besar pneumatofor seperti batang pensil yang berjejal-jejal, yang sisi luarnya tertutupi oleh banyak lentisel. Pepagannya kelabu hijau berbintik, mengelupas dalam serpihan.[5]
Daun-daun hijau mengkilap di sisi atas, pucat kusam dengan rambut-rambut halus di sisi bawah; jorong lonjong hingga lonjong bundar telur terbalik; hingga ukuran 9 × 4,5 cm; ujungnya sedikit lancip hingga membundar. Ranting-ranting yang muda, tangkai daun, ibu tulang daun, dan sisi bawah daun adakalanya kekuningan. Sisi atas permukaan daun dengan bintik-bintik kelenjar yang mencekung.[5][6]
Bunga-bunga berwarna jingga tua, 2-12 kuntum terkumpul dalam bongkol-bongkol (capitulum) bertangkai panjang, dengan mahkota bertaju-4, garis tengahnya 5-8 mm apabila mekar, berlilin, kaya dengan nektar, berbau seperti buah yang membusuk. Buahnya hijau keabu-abuan, panjang hingga 2 cm.[5]
Ekologi
Sebagaimana kerabatnya api-api boak, api-api putih merupakan jenis mangrove sejati, dan sekaligus merupakan jenis pionir di habitatnya itu. Pohon ini mampu mengkolonisasi aneka variasi habitat pasang surut, termasuk di bagian yang berkadar garam tinggi. Perakarannya dilaporkan membantu proses akumulasi lumpur dan mempercepat pembentukan lahan-lahan baru. Api-api putih diketahui sebagai salah satu jenis yang paling umum ditemukan di hutan bakau, dan adakalanya bahkan membentuk tegakan murni.[5]
Api-api ini berbunga di sepanjang tahun. Dan serupa dengan jenis api-api yang lain, api-api putih pun terkadang bersifat vivipar, yakni tunasnya tumbuh menembus kapsul buah sementara buahnya masih menggantung di pohonnya.[5] Spesies ini dapat mentolerir salinitas tinggi dengan mengeluarkan garam melalui daunnya.[13]
Api-api boak memiliki daun yang relatif lebih sempit dan panjang; bunga-bunganya terkumpul dalam suatu bulir (spica) bertangkai panjang, yang selanjutnya terkumpul membentuk malai.
^Vierhapper, F. (1907). Denkschriften der Kaiserlichen Akademie der Wissenschaften, Wien. Mathematisch-Naturwissenschaftliche Klasse. Band 71: 435. Wien: Aus der Kaiserlich-Königlichen Hof- und Staatsdruckerei (1850-1918)
^Rippey, Elizabeth; Rowland, Barbara (2004) [1995]. Coastal plants: Perth and the south-west region (edisi ke-2nd). Perth: UWA Press. ISBN1-920694-05-6.
Bacaan lanjut
Boland, D. J.; et al. (1984). Forest Trees of Australia (edisi ke-4th). CSIRO Publishing. ISBN0-643-05423-5..