Aksaray
Aksaray adalah ibu kota Provinsi Aksaray di Wilayah Anatolia Tengah, Turki.[1] Kota ini memiliki jumlah penduduk sebesar 247.147 jiwa pada tahun 2021.[2] Rata-rata ketinggian tempat di kota ini adalah 980 meter di atas permukaan laut, dengan puncak tertingginya adalah Gunung Hasan (bahasa Turki: Hasan Dağı) pada ketinggian 3.268 mdpl. SejarahPeriode Het dan Zaman BesiAksaray pertama kali disebutkan sebagai Šinaḫuttum-Šinuhtu dalam sejumlah literatur Het, beserta sejumlah nama lainnya seperti Nenaşşa dan Kurşaura. Pada periode Zaman Besi, dibuat Prasasti Aksaray dalam hieroglif Luwi yang didedikasikan oleh Raja Kiyakiyas untuk Dewa Tarhunzas. Raja Kiyakiyas sendiri kemungkinan identik dengan Raja Kiyakki dari Šinuḫtu yang berkuasa sebelum 718 SM. Ketika kerajaan tersebut ditaklukkan, raja ditangkap dan diasingkan oleh Raja Asyur Baru, Sargon II. Nama Kota Kurşaura kemudian mengalami sedikit perubahan menjadi Garsaura.[3] Periode Klasik dan Abad PertengahanKota Garsaura mengalami perubahan nama kembali menjadi Archelaïs oleh raja terakhir Kapadokia, Archelaus. Pada era Romawi, Aksaray dikenal sebagai Colonia dan menjadi tempat pusat keuskupan. Pada masa Bizantium, Aksaray dikenal sebagai Koloneia (Κολώνεια) dan merupakan sebuah pangkalan militer penting bagi kekaisaran.[4] Pada akhir abad ke-11, Aksaray menjadi wilayah kekuasaan Suleiman bin Qutalmish, menurut sejarawan Ibnul Atsir.[4] Wilayah ini kemudian menjadi Kesultanan Rum dengan para sultannya mendirikan dan meninggalkan sejumlah bangunan penting di sekitar Aksaray. Nama kota kembali berubah menjadi Taksará dan Aksara, yang diambil dari Garsaura. Pengelana Ibnu Battuta yang mengunjungi wilayah ini pada abad ke-14 oleh para pedagang Muslim yang telah berkembang di Aksaray, sembari mencatat pusat kotanya sebagai "kota yang indah, dikelilingi oleh sejumlah saluran air dan taman, dengan suplai air yang sampai ke rumah-rumah warga." Periode UsmaniyahPada tahun 1470, Aksaray dianeksasi ke dalam Kesultanan Usmaniyah oleh İshak Pasha setelah melalui perebutan dengan wangsa Karamanid. Sebagian penduduknya kemudian dipindahkan ke Konstantinopel yang baru ditaklukkan Usmaniyah sehingga kemudian tinggal secara bersamaan di suatu daerah kota yang kemudian juga dinamakan Aksaray. Pada masa Usmaniyah, Aksaray menjadi makmur, salah satunya karena kedekatannya dengan Danau Tuz yang menjadi sumber garam utama bagi Anatolia.[5] PariwisataMasjidTerdapat sejumlah masjid yang bersejarah di Kota Aksaray. Di pusat kota terdapat Masjid Raya Aksaray yang dalam bahasa Turki juga dikenal sebagai Karamanoğlu Camii atau Ulu Camii. Masjid berukuran besar tersebut dibangun pada tahun 1408 hingga 1409 oleh wangsa Karamanid, dengan menara yang dibangun pada 1925.[6] Terdapat pula Masjid Merah atau Eğri Minare, yang memiliki menara masjid era Dinasti Seljuk yang dibangun pada 1236 pada masa kekuasaan Alâeddin Kayqubad I.[7] Masjid bersejarah selanjutnya adalah Masjid Kurşunlu, yang dahulu dikenal dengan nama Masjid Hacı Bektaş. Masjid yang berdiri di pusat kota ini diyakini dibangun pada tahun 1325 oleh bangsa Seljuk.[8] MuseumMuseum utama di Aksaray adalah Museum Aksaray, dengan koleksi utama berupa Prasasti Aksaray yang merupakan peninggalan bangsa Het dan ditemukan di kota ini pada tahun 1976. Selain itu, terdapat pula Museum Azmi Milli, yang merupakan bekas pabrik tepung yang diperintahkan pembangunannya pada tahun 1930-an oleh Mustafa Kemal Atatürk.[9] PerekonomianSebagian besar tenaga kerja lokal, dengan persentase sekitar 70 persen, bekerja di sektor pertanian dan peternakan. Komoditas pertanian yang dominan antara lain barley, jagung, kentang, bawang, anggur, dan apel. Selain itu, industri tenun karpet juga berkontribusi signifikan, tetapi para penenun saat ini lebih berfokus pada perbaikan dan peremajaan karpet-karpet lama.[10] Terdapat pula sejumlah industri skala menengah hingga besar di Aksaray.[11] Referensi
Pranala luarWikiwisata memiliki panduan wisata Aksaray. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Aksaray. |