Adonia (bahasa Ibrani: אֲדֹנִיָּה, Adoniyyahu; bahasa Inggris: Adonijah) adalah putra keempat raja Daud, dilahirkan dari istrinya Hagit, menurut catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Ia dilahirkan sewaktu Daud menjadi raja di Hebron.[1]
Nama
Nama "Adonia" merupakan gabungan beberapa istilah Ibrani: "Adoni" (artinya "Tuanku", juga dieja Adonai) dan "Yah" (kependekan dari Yahweh, yaitu nama Allah). Jadi namanya dapat diartikan "Tuanku adalah Yahweh" atau "Yahweh adalah Tuanku".
Riwayat
Setelah kematian abang-abangnya, Amnon dan Absalom, ia menjadi putra tertua dan dianggap calon penerus Daud. Namun ternyata Salomo, adiknya yang ditunjuk menggantikan Daud. Sewaktu Daud berbaring sakit pada hari tuanya, Adonia sempat mengangkat diri sebagai raja, didukung oleh panglima Yoab dan imam besar Abyatar. Namun nabi Natan memberitahukan Batsyeba, ibu Salomo, untuk menghadap Daud agar Daud memberikan perintah jelas mengenai penerusnya. Daud memerintahkan Natan bersama imam Zadok untuk mengurapi Salomo menjadi raja dan membawanya duduk di atas tahta.
Adonia lari dan berlindung dengan memegang tanduk-tanduk mezbah,[2] lalu diberi pengampunan oleh Salomo dengan syarat "Jika ia berlaku sebagai kesatria"[2] (1 Raja–raja 1:5–53).
Setelah Daud mati, ia melakukan upaya kedua kalinya untuk naik tahta dengan menghadap Batsyeba, ibu Salomo, memintanya agar Salomo mengizinkan Adonia menikahi, Abisag, gadis Sunem yang terakhir melayani Daud. Sekalipun Batsyeba memohonkannya kepada Salomo, Salomo menolak karena memahami maksud jahat di balik permintaan itu, bahkan Salomo memerintahkan agar Adonia dihukum mati (1 Raja–raja 2:13–25).
Lihat pula
Referensi
- Artikel ini menggunakan sebagian teks dari Kamus Alkitab Easton, sebuah buku ranah publik, aslinya diterbitkan pada 1897.