Adaks (Addax nasomaculatus), atau yang juga dikenal sebagai antelop putih, adalah sebuah spesies antelop yang berasal dari Gurun Sahara. Satu-satunya anggota dari genus Addax, Adaks pertamakali dideskripsikan secara ilmiah oleh Henri de Blainville pada 1816. Adaks memiliki tubuh dengan warna bulu yang pucat, dan memiliki tanduk yang memutar, biasanya memiliki panjang 55 hingga 80 cm (22 hingga 31 in) pada betina dan 70 hingga 85 cm (28 hingga 33 in) pada jantan. Tinggi jantan adalah sekitar 105 hingga 115 cm (41 hingga 45 in) di pundak, sementara betina memiliki tinggi 95 hingga 110 cm (37 hingga 43 in). Adaks memiliki ciri dimorfisme seksual, dengan individu betina lebih kecil daripada jantan. Warna bulu mereka berubah tergantung musim. Di musim dingin, bulunya berwarna cokelat keabuan di kaki dan bagian belakang, dan rambut panjang berwarna cokelat di kepala, leher dan pundak; di musim panas, warna bulunya berubah menjadi hampir seluruhnya putih atau pirang mirip pasir.
Adaks biasanya memakan rumput dan dedaunan dari semak-semak dan polong-polongan. Mereka telah beradaptasi dengan baik untuk tinggal di habitat gurun mereka, karena mereka dapat hidup tanpa air dalam waktu yang lama. Adaks membentuk kawanan yang terdiri dari lima sampai 20 anggota, baik jantan maupun betina. Tiap kawanan dipimpin oleh betina tertua. Karena gerakannya yang lambat, adaks menjadi target yang mudah untuk predatornya: manusia, singa, macan tutul, citah, dan anjing liar afrika. Musim kawin mereka mencapai puncaknya pada musim dingin dan awal musim semi. Habitat alami mereka adalah wilayah kering, semi-gurun, gurun berbatu, dan gurun pasir.
Adaks diklasifikasikan oleh IUCN sebagai spesies terancam kritis. Meski sangat langka pada habitat aslinya karena perburuan tanpa regulasi, adaks lumayan sering ditemukan di penangkaran. Mereka dahulu banyak ditemukan di Afrika Utara, namun sekarang hanya dapat ditemukan di Chad, Mauritania dan Niger. Adaks punah secara lokal di Algeria, Mesir, Libya, Sudan dan Sahara Barat, namun telah diperkenalkan kembali di Maroko dan Tunisia.