Setelah ekspansi internasional yang agresif, ABN AMRO diakuisisi dan dibubarkan pada tahun 2007-2008 oleh konsorsium bank-bank Eropa, termasuk Fortis yang bermaksud untuk mengambil alih operasi yang terbentuk di Benelux. Fortis berada di bawah tekanan pada musim gugur 2008, dan pada gilirannya dipecah menjadi entitas nasional yang terpisah; operasi di Belanda, yakni Fortis Bank Nederland dan bekas aktivitas ABN AMRO yang telah direncanakan Fortis untuk diserap, dinasionalisasi, direstrukturisasi, dan berganti nama menjadi ABN AMRO pada pertengahan 2010.[5] Pada tanggal 20 November 2015, pemerintah Belanda mencatatkan kembali perusahaan tersebut melalui IPO dan menjual 20 persen sahamnya kepada publik.[6]
Deskripsi
Pendirian
Pada tahun 1824, Raja Willem I mendirikan Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM), sebuah perusahaan dagang untuk menghidupkan kembali perdagangan dan pembiayaan Hindia Belanda, dan perusahaan itu akan menjadi salah satu nenek moyang utama ABN AMRO. NHM bergabung dengan Twentsche Bank [nl] pada tahun 1964 untuk membentuk Algemene Bank Nederland (ABN). Juga pada tahun 1964, Amsterdamsche Bank yang didirikan pada tahun 1871 bergabung dengan Rotterdamsche Bank yang didirikan pada tahun 1873, untuk membentuk Amsterdamsche en Rotterdamsche Bank yang dikenal sebagai AMRO Bank.
Pada tanggal 22 September 1991, ABN dan AMRO bergabung menjadi ABN AMRO.
Perkembangan
Antara tahun 1991 dan 2007, ABN AMRO merupakan salah satu bank terbesar di Eropa dan beroperasi di 63 negara di seluruh dunia.
Pada tanggal 17 Oktober2007, ABN AMRO Holding NV, induk perusahaan ABN AMRO, diakuisisi oleh RFS Holdings BV, sebuah konsorsium bersama milik The Royal Bank of Scotland Group (38%), Fortis (34%), dan Banco Santander (28%). Beragam bisnisnya dibagi oleh 3 bank tersebut yang disesuaikan dengan prioritas strategi masing-masing. Pada tanggal 3 Oktober2008, Pemerintah Belanda mengakuisisi Fortis Bank Nederland (Holding) NV, termasuk bagian kepemilikan pada RFS Holdings BV yang juga mencakup bagian bisnis ABN AMRO yang telah diakuisisi.
Selanjutnya, pada tanggal 6 Februari2010, bagian bisnis ABN AMRO yang dimiliki oleh Pemerintah Belanda dipisahkan dari bagian yang dimiliki oleh RBS. ABN AMRO Bank NV, entitas lama yang mencakup bagian keduanya, diubah namanya menjadi The Royal Bank of Scotland NV, sementara bagian bisnis ABN AMRO milik Pemerintah Belanda diakuisisi oleh entitas baru yang menggunakan nama lama ABN AMRO Bank NV. Kedua entitas, The Royal Bank of Scotland NV dan ABN AMRO Bank NV, mendapatkan lisensi terpisah dari Bank Sentral Belanda dan untuk sementara berada di bawah dan dikelola oleh manajemen ABN AMRO Holding NV.[7][8]
Pada tanggal 1 April2010, ABN AMRO Bank NV dialihkan ke sebuah induk perusahaan baru yang dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Belanda, ABN AMRO Group NV. ABN AMRO Group NV juga menjadi pemegang saham Pemerintah Belanda di Fortis Bank (Nederland) NV. Pada saat yang sama, ABN AMRO Holding NV diubah namanya menjadi RBS Holdings NV. Pengalihan kepada ABN AMRO Group NV ini menandai selesainya proses pemisahan ABN AMRO dan RBS.[9]
Pada tanggal 15 April2010, manajemen ABN AMRO Bank NV, Fortis Bank (Nederland) NV and ABN AMRO Group NV mengajukan proposal merger kepada Amsterdam Chamber of Commerce, di mana Fortis Bank (Nederland) NV akan menggabungkan diri ke dalam ABN AMRO Bank NV. Proposal ini merupakan langkah formal sebagai bagian dari merger secara hukum yang direncanakan akan selesai pada paruh kedua 2010.[10]
Operasi
ABN AMRO memiliki kantor di 15 negara dengan 32.000 karyawan, yang sebagian besar berbasis di Belanda dengan 5.000 karyawan di negara lain. Operasinya mencakup divisi perbankan privat yang berfokus pada klien berpenghasilan tinggi di 14 negara serta operasi perbankan komersial dan pedagang yang memainkan peran utama dalam pasar energi, komoditas dan transportasi serta pialang, kliring, dan penyimpanan.[11]
Pada April 2022, ABN AMRO mengumumkan bahwa perusahaan telah menandatangani perpanjangan berlangganan multi-tahun dengan Perbankan dan organisasi pengembangan perangkat lunak keuangan yang berbasis di Swiss, Temenos. Kesepakatan itu dibuat untuk mendukung ABN AMRO dengan pertumbuhan pelanggan dan ekspansi bisnis secara keseluruhan di cloud Temenos Banking Cloud.[12]
ABN AMRO di Indonesia
Sejarah ABN AMRO di Indonesia berawal pada tanggal 27 Februari1826 dengan dibukanya kantor perdagangan di Batavia (Jakarta pada masa itu).[13] Saat ini, ABN AMRO memiliki jaringan berupa 20 kantor cabang yang tersebar di 10 kota besar yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, Manado, Semarang, Solo, Denpasar, dan Balikpapan.[14] Pada tahun 2008, ABN AMRO mulai menggunakan nama RBS di Indonesia. Pada tanggal 4 Agustus2009, RBS mengumumkan penjualan unit perbankan ritel dan komersialnya (yang sebelumnya merupakan aset ABN AMRO) di Indonesia kepada PT ANZ Panin Bank.[15] Penjualan ini merupakan bagian dari perjanjian antara RBS dan ANZ Banking Group Ltd mengenai penjualan unit Retail & Commercial Banking di Taiwan, Hong Kong, Singapura, dan Indonesia serta Unit Global Banking & Markets (GBM) dan Global Transaction Services (GTS) on shore (dalam negeri) di Filipina, Vietnam, dan Taiwan (tidak termasuk sekuritas).[16]
Pada 26 Februari 2015, grup RBS mengumumkan penghentian bisnisnya di 25 negara, termasuk di Indonesia melalui siaran pers mengenai annual result for the year ended 31 December 2014 dalam website www.rbs.com dan www.londonstocksexchange.com.
Penutupan kegiatan usaha di Indonesia diawali dengan penutupan kantor cabang pembantu RBS di Surabaya pada Desember 2015. Selanjutnya, secara bertahap RBS mulai menghentikan seluruh aktivitas bisnis dan mulai mengajukan permohonan persiapan pencabutan izin usaha pada akhir Agustus 2016.