Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Yohanes Pak Hu-jae


Yohanes Pak Hu-jae (1799-1839) adalah martir Katolik Korea yang merupakan putra dari martir Laurensius Pak. Yohanes lahir di Youngin sekitar tahun 1798 atau 1799. Kemudian dia pergi ke Seoul bersama dengan keluarganya, dan dia mencari nafkah dengan membuat sepatu jerami.

Istrinya bersaksi tentang kebajikan suaminya yang luar biasa. Yohanes sangat setia dalam menjalankan agamanya dan juga dia seorang pekerja keras. Dia pernah berkata: “Saya harus mati sebagai seorang martir demi menyelamatkan jiwa saya.” Sebagai bentuk penyangkalan diri demi cinta kepada Allah, dia memukul tulang keringnya dengan gada yang digunakan untuk membuat sepatu jerami. Yohanes pernah berkata kepada istrinya supaya bertahan dari segala rasa sakit demi keselamatan. Dia juga pernah berkata: “Seorang suci yang sudah tua melihat seekor cacing merayap keluar dari lukanya, lalu dia menempatkannya kembali di lukanya itu dan berkata ‘makananmu di sini’. Kita harus menderita dari rasa sakit kita.” Pada bulan Maret 1839, ketika penganiayaan terjadi, dia tidak merasa takut. Tidak ada sepeserpun uang di rumahnya. Yohanes menjual sebuah pot gerabah yang besar dan membagi dua uangnya, sebagian untuk dirinya sendiri dan sebagian lagi diberikan kepada istrinya untuk keperluan mendesak. Dia berkata kepada istrinya untuk bermalam di rumah bibinya. Pada hari berikutnya, istrinya mengetahui bahwa suaminya telah ditangkap.

Yohanes dipukuli dengan gada sebanyak 40 kali. Dagingnya robek dan darahnya memancar. Bunyi gada yang menghancurkan tulang membuat para tahanan lainnya ketakutan. Namun, Yohanes tetap teguh akan imannya.

Akhirnya, Yohanes dipenggal di sebelah luar Pintu Gerbang Kecil Barat pada tanggal 3 September 1839 bersama dengan lima orang Katolik lainnya. Dia dipenggal ketika dia berusia 40 tahun.[1]

Referensi


Kembali kehalaman sebelumnya