Wisuda adalah upacara peneguhan gelar atau pelantikan bagi seseorang yang telah selesai menempuh pendidikan. Ini juga bisa merujuk pada upacara yang terkait dengannya, dan bisa disebut sebagai kongregasi (umum untuk universitas-universitas kolegiat di Britania Raya), konvokasi (juga umum di Britania Raya yang merujuk pada pertemuan agung universitas yang, secara hukum, wajib diselenggarakan untuk pemberian gelar) dan invokasi. Tanggal upacara wisuda sering disebut hari wisuda. Di kalangan akademik, wisuda merupakan penanda kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas. Biasanya prosesi wisuda diawali prosesi masuknya senat universitas yang terdiri dari rektor dan para pembantu rektor dengan dekan-dekannya guna mewisuda para calon wisudawan. Dalam menyelenggarakan wisuda, tiap perguruan tinggi memiliki agenda yang tidak sama. Ada yang dilakukan setiap tahun, tetapi ada juga yang setiap semester, menyesuaikan kalender akademik.
Pada umumnya, calon wisudawan mengenakan pakaian yang sudah ditentukan, seperti pakaian pria menggunakan hem putih dan celana hitam bersepatu hitam, pakaian wanita menggunakan kebaya tradisional tipis dengan kain batik dan bagian luarnya mengenakan toga.[1] Lulusan tahun 2020 dari berbagai kampus, sangat spesial di banding tahun angkatan sebelumnya karena keadaan yang sangat beda akibat adanya pandemi COVID 19. Yang perlu disadari bahwa wisuda tidak sekedar pemakaian toga tetapi lebih kepada bagaimana makna perjuangan dalam kelulusan. Pada angkatan tahun 2020, sudah dipastikan bahwa semua mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi harus mengikuti protokoler kesehatan sehingga berkumpul dalam jumlah yang banyak, sangat di batasi mengingat penyebaran covid 19 masih terus bertambah.
Daring dan Tatap Muka
Wisuda, bagi peserta didik atau mahasiswa, adalah hasil akhir yang di tunggu-tunggu bahkan wisuda merupakan momen yang paling berharga bagaimana seseorang memakai toga dan menerima ijazah dan transkrip nilai, serta mengabadikan dengan foto-foto bersama keluarga, sahabat dan juga para rekan-rekan di kampus. Dan sangat miris bagi mahasiswa yang mengikuti prosesi wisuda daring, di sisi lain membantu dalam pemutusan penularan covid 19 tetapi di sisi yang lain kehilangan momen yang berharga sebagaimana wisuda biasanya.[2] Wisuda tatap muka adalah pilihan yang sangat baik dan di sukai oleh para mahasiswa tingkat akhir, dan semua tidak ada yang menginginkan untuk dilaksanakan secara daring. Namun kenyataan tetap tidak bisa di pungkiri, sebagai bagian dalam partisipasi untuk pencegahan penyebaran covid 19. Pelaksanaan wisuda daring dan tatap muka telah melahirkan sejarah baru di tengah perkuliahan dan dunia pendidikan di belahan dunia manapun, dan tidak ada yang bisa dilakukan selain penyesuaian kegiatan dengan keadaan yang ada. Bila harus pelaksanaan daring maka harus dilakukan dengan baik, tanpa mengurangi nilai suka, senang dan bahagia.
Momen Foto
Pada pelaksanaan wisuda online, maka momen foto sangat tidak enak, karena hanya mengarahkan kamera ke layar yang digunakan untuk daring. Dan terjadi begitu cepat hanya dalam hitungan detik maka momen itu terlewat, beda halnya kalau tatap muka yang masih bisa berpose seperti normalnya wisudawan dan wisudawati. Penyelenggara pendidikan juga harus menyesuaikan diri dalam menyusun acara demi acara agar bisa terakomodir dengan baik. Banyak acara yang di tiadakan atau terpotong karena acara secara daring, dan berharap juga bahwa pembiayaan bisa mengikuti mengalami pemotongan. Kalau di saat sebelum pandemi, pelaksanaan wisuda oleh penyelenggara pendidikan harus menyewa gedung dan akomodasi acara yang tidak sedikit, yang semua di bebani kepada wisudawan dan wisudawati, dan pada angkatan 2020 terpotong banyak karena harus berada di rumah, dan tanpa sadar, tiba-tiba seseorang sudah mendapatkan gelar akademik. Momen foto mengenakan toga juga momen yang tidak kalah penting pada wisuda online di tahun 2020.
Referensi
^"Sejarah Wisuda". Malahayati. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-29. Diakses tanggal 15 Maret 2019.