Di antara sembilan fakultas dan beberapa lembaga yang dimiliki Universiteit van Indonesie terdapat dua fakultas dan dua lembaga yang berkedudukan di Bandung, yaitu:
Faculteit van Technische Wetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik) berlokasi di komplek Technische Hogeschool (sekarang Kampus ITB Jl. Ganesha 10 Bandung).
Faculteit der Exacte Wetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Eksak) berlokasi di Huygensweg 2 Bandung (sekarang Gedung Rektorat ITB Jl. Tamansari 64 Bandung). Dibuka pada hari Senin, 6 Oktober 1947,[1][2] kemudian pada tahun 1948 diubah menjadi Faculteit van Wiskunde en Natuurwetenschap (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam - FIPIA).
Universitaire Leergang voor Lichaamsoefening (Balai Pendidikan Universiter Guru Pendidikan Jasmani) di van Deventerweg 10, Bandung (lokasi tersebut sebelumnya adalah Van Deventerschool (VDS), sekarang menjadi SMK dikelola Balai Perguruan Putri (BPP)).
Universitaire Leergang voor de Opleiding van Tekenleraren (Balai Pendidikan Universiter Guru Seni Rupa) berlokasi di komplek Technische Hogeschool (sekarang Kampus ITB Jl. Ganesha 10 Bandung).
Selain itu juga terdapat lima lembaga pelatihan/kursus yang dibuka di Kampus Ganesha dan Huygensweg (Jalan Tamansari) Bandung yaitu:
Leergang voor de Opleiding van Leraren Wiskunde, Natuurkunde, Scheikunde en Plant- en Dierkunde
Opleiding voor IJker
Opleiding van Chemische Analysten
Opleiding tot Luchtvaart Meteorologen
Opleiding voor Instrumentmakers en Glasblazers
Faculteit van Technische Wetenschap te Bandoeng
Faculteit van Technische Wetenschap te Bandoeng merupakan kelanjutan dari Technische Hoogeschool yang berdiri tanggal 3 Juli1920 dengan satu fakultas yaitu Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu bagian/jurusan yaitu Teknik Sipil(Weg- en Waterbouwkunde).
Pada tahun akademik 1940-1941 tepatnya tanggal 1 Agustus1940 dibukalah jurusan kedua yaitu Teknik Kimia(Chemische Technologie).[3]:50
Pada tahun akademik 1941-1942 tepatnya tanggal 1 Agustus1941 dibukalah jurusan ketiga (dan keempat) yaitu Teknik Mesin(Werktuigbouwkunde) (dan Teknik Elektro(Electrotechnisch) - mahasiswa jurusan Teknik Elektro pada tingkat satu digabungkan dengan jurusan Teknik Mesin, karena kuliah yang ditempuh pada tahap tersebut sama. Dengan ditutupnya TH Bandung pada tahun 1942, maka ketika Bandung Kogyo Daigaku kemudian dibuka, jurusan yang dibuka adalah Sipil, Kimia, dan Mesin-Listrik - mengikuti bentuk sebelumnya).
Pada saat ditutupnya TH Bandung tanggal 8 Maret1942 korps guru besar terdiri dari 17 orang. Selama masa pendudukan Jepang, tiga orang telah meninggal. Dari 14 anggota yang tersisa sekarang hanya dua orang yang masih bertugas di lembaga ini, salah satunya, Prof. Ir. J. W. F. C. Proper telah mengajukan pensiun terhitung mulai tanggal 1 Januari 1949. Sebuah gambaran serupa juga terjadi pada korps lektor, asisten dan tenaga staf teknis menengah. Masalah pertama adalah, tentu saja, pengangkatan profesor, lektor dan anggota lain dari staf akademik dan teknis. Pada tahun-tahun 1946 dan 1947 sebagian besar pendidikan diberikan oleh para dosen temporer/sementara yang bertugas melaksanakan fungsi utama pendidikan tanpa bantuan siapapun.
Selanjutnya pada tahun 1946 keadaan sarana prasarana bangunan, lahan, furnitur, peralatan dan perpustakaan dalam kondisi rusak parah dan telantar. Oleh karena itu persoalan terbesar adalah bagaimana membangun kembali/rekonstruksi kondisi seperti masa sebelum perang. Selain itu juga perlu dipastikan pasokan air, gas dan listrik untuk seluruh kompleks bangunan tersebut.[4]
Sampai dengan diserahkannya kepada pemerintah Indonesia pada awal tahun 1950, jurusan/bagian yang tersedia di Fakultas Teknik Bandung adalah:[3]:50
Teknik Sipil (sejak 3 Juli1920 - dibuka kembali tahun 1946)
Metrologi (kelanjutan dari kursus penera 2 September1947, jurusan tersebut akhirnya ditutup)
Tahun akademik 1947-1948
dibukanya bagian yang baru - Teknik Elektro dan Teknik Pertambangan
Pada tahun akademik 1947-1948 sesuai Hoger Onderwijs-ordonnantie 1946 jurusan yang dibuka ada tiga yaitu Teknik Sipil, Teknik Kimia, dan Teknik Mesin, ditambah kelas persiapan (propaedeuse) untuk jurusan Teknik Elektro dan Teknik Pertambangan.[4]
Sabtu, 15 Mei 1948 - Pidato tahunan Ketua Fakultas Prof. Dr. Kees Posthumus dilanjutkan pengukuhan Prof. Ir. N. A. van den Heuvel sebagai guru besar tetap untuk Bangunan Air dengan orasi ilmiah yang berjudul "Waterbouwkunde en wetenschap" (bangunan air dan ilmu pengetahuan).
Tahun akademik 1948-1949
Dies Natalis ke-28 (27 November 1948) - pertama setelah perang; Roosseno diangkat sebagai guru besar beton bertulang; doktor honoris causa untuk Jan Klopper
Rabu, 8 September 1948 diadakan Sidang Senat Terbuka dalam rangka penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Pengetahuan Teknik kepada Prof. Ir. Jan Klopper.
Sabtu, 27 November 1948 – Dies Natalis ke-28Faculteit van Technische Wetenschap diadakan di Aula/Barakgebouw A – yang merupakan peringatan yang pertama diadakan setelah perang, dies natalis terakhir adalah 1 Agustus 1941. Acara dimulai dengan pidato Ketua Fakultas, selanjutnya Prof. Ir. E. S. Pacejka menyampaikan orasi ilmiah pengukuhannya sebagai guru besar Teknik Mesin yang berjudul "De nauwkeurigheid in de werktuigbouw" (akurasi dalam bidang teknik mesin).[4]
Pada pidatonya Ketua Fakultas menyampaikan kilas balik berdirinya TH Bandung atas inisiatif swasta, yang kemudian diserahkan kepada negara pada tahun 1924, dan kini hilang dengan digabungkannya dalam Universiteit van Indonesië. Situasi ini berbeda dengan di Belanda, di mana di samping universitas, perguruan tinggi spesialis tetap ada. Ia juga menjelaskan ketika rencana pembentukan universitas terpusat pada tahun 1940 (yang akan menyatukan 5 sekolah tinggi/fakultas yaitu: THS – sekolah tinggi teknik, RHS – sekolah tinggi hukum, GHS – sekolah tinggi kedokteran, fakultas sastra dan filsafat, dan fakultas pertanian), maka Fakultas Teknik THS lah satu-satunya yang enggan untuk bergabung. Kini Fakultas Teknik mengakui besarnya manfaat pembentukan universitas tersebut yang berkembang secara harmonis. Namun di sisi lain terjadi kelambatan dan kelumpuhan sebagai konsekuensi dari sentralisasi birokrasi dan administrasi. Pembentukan universitas yang begitu besar dan begitu tersebar tersebut perlu dipelajari manfaat dan kerugiannya pada masa depan.[4] Rupanya ketidakpuasan pihak Fakultas Teknik akan bentuk gabungan fakultas dalam universitas sudah muncul sejak semula. Sejarah kemudian menorehkan satu demi satu fakultas tersebut dilepaskan dan menjadi perguruan tinggi tersendiri, yang pertama adalah Faculteit der Geneeskunde dan Universitaire Instituut van Tandheelkunde di Surabaya menjadi Universitas Airlangga (10 November 1954); Faculteit der Economische Wetenschap di Makassar dilepaskan dan menjadi bagian dari Universitas Hasanuddin (11 Juni 1956); Fakultas Teknik dilepas dan digabung dengan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam menjadi Institut Teknologi Bandung (2 Maret 1959).
Pembangunan Laboratorium Kimia Analitik untuk departemen teknik kimia - dimulai pada tahun 1941. Selama pendudukan Jepang sebagian besar rusak dan diperbaiki/diselesaikan setelah perang, dan sekarang digunakan secara penuh. Namun sekarang sudah tidak cukup lagi untuk menampung kebutuhan ruang. Pada bulan Desember 1948 dimulai pembangunan Laboratorium Kimia Organik dan Kimia Fisik.
Pemerintah telah menyetujui usulan Fakultas dan Dewan Kurator untuk menyiapkan rencana pengembangan kampus yang dirancang oleh Ir. S. J. van Embden, penasihat umum rekonstruksi Kota Rotterdam, dan penasihat tata kota Delft, yang sudah tiba pada bulan Juli 1948 (yang kemudian menjadi perancang kampus Technische Hogeschool te Eindhoven - dibuka tanggal 15 Juni 1956). Desain "kota universitas" di atas lahan kampus Ganesha tersebut terdiri atas Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Balai Pendidikan Universiter Guru Seni Rupa (kelak menjadi Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB), dan Balai Pendidikan Universiter Guru Pendidikan Jasmani (kelak dipisahkan dari kampus Ganesha menjadi Fakultas Keguruan Olah Raga IKIP Bandung).
Pada TA ini bagian Teknik Sipil bukan lagi menempati posisi teratas dalam jumlah pendaftar, melainkan urutan keempat.
Sabtu, 26 Maret 1949 - Orasi ilmiah pengukuhan Prof. Ir. R. Roosseno Soerjohadikoesoemo sebagai guru besar luar biasa untuk Konstruksi Beton Bertulang yang berjudul "Vormgeving en minimum materiaalverbruik in gewapend betonDiarsipkan 2014-09-14 di Wayback Machine.". Ia diangkat sejak tanggal 1 September 1948 yang merupakan profesor pribumi pertama bukan hanya di jurusan teknik sipil namun juga pertama dan satu-satunya di kampus ini, hingga tahun 1951 Ir. Sedijatmo diangkat sebagai profesor. Selanjutnya diadakan peresmian Laboratorium Kimia Organik dan Kimia Fisik.[5]
Tahun akademik 1949-1950
Selasa, 18 Oktober 1949 diadakan Peringatan ke-45 Penyerahan Technische Hogeschool kepada Negara di mana Ketua Fakultas Prof. Dr. Kees Posthumus dalam pidatonya menyampaikan tentang sejarah, permasalahan yang dihadapi, dan kemajuan yang dicapai. Selanjutnya Prof. Ir. H. Vlugter menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul "Honderd jaar irrigatie" (seratus tahun irigasi).[6]
Pada TA ini Fakultas Teknik memiliki 17 guru besar tetap, 6 guru besar luar biasa, 8 lektor tetap, 6 lektor luar biasa, 12 dosen, 2 kepala asisten dosen, 19 asisten dosen, asisten dan pegawai teknisi madya, 1 kepala ahli instrumentasi, 1 kepala ahli pembuat gelas, 1 kepala unit percetakan, dibantu sejumlah teknisi dan staf laboratorium.
Sejak berganti nama menjadi Universiteit van Indonesie tahun 1947 sampai dengan penyerahannya kepada Pemerintah Indonesia tanggal 2 Februari 1950, bagian yang tersedia di Fakultas Teknik ada lima yaitu Teknik Sipil, Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Pertambangan.
Statistik Fakultas Teknik Bandung
Pada pertengahan tahun 1947 hanya ada empat guru besar tetap dan satu guru besar luar biasa untuk seluruh Fakultas Teknik, sehingga diperlukan upaya drastis yang membawa solusi. Atas usulan Fakultas kepada pemerintah, Prof. Dr. P. van der Leeden ditugaskan untuk merekrut puluhan profesor dari Belanda yang nantinya akan menyiapkan para lektor, asisten, dan staf akademik lainnya.
Komposisi staf pengajar dan mahasiswa Fakultas Teknik sebagai berikut:
Prof. Mr. ir. Th. N. Muller - guru besar sementara untuk Arsitektur (Oktober 1947)
Prof. Dr. P. van der Leeden - guru besar tetap untuk Fisika (Maret 1948) (kelak menjadi Rektor TH Eindhoven 1976-1979)
Prof. Dr. J. F. Arens - guru besar tetap untuk Kimia Organik (7 Maret 1948)
Prof. Ir. N. A. van den Heuvel - guru besar tetap untuk Bangunan Air (9 Maret 1948)
Prof. Ir. E. S. Pacejka - guru besar tetap untuk Teknik Mesin (19 Maret 1948)
Prof. Dr. J. F. G. Reith - guru besar tetap untuk Kimia Analitik (18 Juni 1948)
Prof. Ir. R. Roosseno Soerjohadikoesoemo - guru besar luar biasa untuk Konstruksi Beton Bertulang (1 September 1948)
Prof. Mr. G. C. Suermondt - guru besar luar biasa untuk Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara (1 September 1948)
Prof. Ir. G. J. Levenbach - guru besar luar biasa untuk Teknik Elektro (1 September 1948)
Prof. Dr. F. J. Terpstra - guru besar tetap untuk Matematika (5 September 1948)
Prof. Ir. J. M. Kuyper - guru besar sementara untuk Teknik Mesin (25 Desember 1948)
Prof. Ir. J. P. W. Houtman - guru besar tetap untuk Teknik Kimia (20 Januari 1949)
Prof. Ir. H. Vlugter - guru besar luar biasa untuk Hidrolika (Maret 1949)
Prof. Ir. H. A. Brouwer - guru besar tetap untuk Geodesi (April 1949)
Prof. Dr. Ir. J. G. Niesten - guru besar sementara untuk Teknik Elektro (Juli 1949)
Prof. Ir. P. van Zwieten - guru besar tetap untuk Teknik Mesin (1 Agustus 1949)
Faculteit der Exacte Wetenschap/Faculteit van Wiskunde en Natuurwetenschap
Tahun akademik 1947-1948
Faculteit der Exacte Wetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Eksakta) yang berlokasi di Huygensweg 2 Bandung (sekarang Gedung Rektorat ITB Jl. Tamansari 64 Bandung) dibuka secara resmi pada hari Senin, 6 Oktober1947,[1][2] perkuliahan pertama dimulai pada hari Selasa, 7 Oktober 1947 dengan empat puluh siswa.[2] Pada awalnya hanya membuka jurusan/bagian Matematika (wiskunde), Fisika (natuurkunde), Kimia (scheikunde), dan Biologi (biologie). Dasar hukum pendirian fakultas tersebut adalah Keputusan Letnan-Gubernur-Jenderal Hindia Belanda No. 6 tanggal 13 Juni 1947 (Staatbl. Ned. Indie 1947 No. 109).
Tahun akademik 1948-1949
Pada tanggal 22 September1948 fakultas tersebut diubah namanya menjadi Faculteit van Wiskunde en Natuurwetenschap (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam - FIPIA) berdasarkan Keputusan Letnan-Gubernur-Jenderal Indonesie No. 6 (Staatbl. Indonesie 1948 No. 229).[11]:43
Pada bulan Oktober 1948 - Dies Natalis ke-1 Faculteit der Exacte Wetenschap Bandung diadakan di dalam ruang kuliah yang dihiasi dengan bunga. Pada kesempatan ini Prof. Dr. Leendert van der Pijl menyampaikan orasi ilmiah inagurasi sebagai guru besar Botani yang berjudul "Het ecologisch moment in de plantkunde".
Jumlah mahasiswa baru sebanyak 47 orang (termasuk 15 mahasiswi).[12]
Tahun akademik 1949-1950
Pada tahun ini untuk pertama kali bidang peminatan (studierichting) Farmasi, Biologi, dan Geologi diadakan.[13]
Statistik FIPIA Bandung
Komposisi staf pengajar dan mahasiswa FIPIA sebagai berikut:
Dekan FIPIA atau Voorzitter der Faculteit van Wiskunde en Natuurwetenschap te Bandoeng selama periode UvI adalah Prof. H. Th. M. Leeman (6 Oktober1947 – 1957) - Guru besar Matematika
Daftar guru besar FIPIA Bandung
Guru besar FIPIA pada periode 1947-1950 sebagai berikut:
Prof. H. Th. M. Leeman - guru besar sementara untuk Matematika (Juli 1947)
Prof. Ir. E. J. G. Schermerhorn - guru besar sementara untuk Kimia (Juli 1947)
Prof. Dr. Coert Hendrik Hins - guru besar sementara untuk Astronomi (Agustus 1947)
Prof. Dr. Jacobus Josephus Maria Reesinck - guru besar sementara untuk Fisika (Desember 1947)
Academisch Instituut voor Opleiding Tekenleraren Middelbaar Onderwijs
Academisch Instituut voor Opleiding Tekenleraren Middelbaar Onderwijs kemudian menjadi Universitaire Leergang voor de Opleiding van Tekenleraren merupakan "Lembaga Pendidikan untuk Pelatihan Guru Seni Rupa untuk Sekolah Menengah" atau "Balai Pendidikan Universiter Guru Seni Rupa" yang melekat dengan Faculteit van Technische Wetenschap Bandung. Lembaga yang dibuka secara resmi pada tanggal 20 Oktober1947 oleh Simon Admiraal ini semula dibentuk untuk melatih guru menggambar (teken) dan prakarya/pekerjaan tangan (handenarbeid).[14]
Syarat pendaftarannya adalah lulusan HBS A (Sastra) atau B (Ilmu Pasti dan Alam), AMS A (Sastra) atau B (Ilmu Pasti dan Alam), atau sertifikat dari kepala sekolah untuk pendidikan yang setara. Dalam kasus tertentu diputuskan oleh Institut.
Biaya kuliah sebesar 300 Gulden per tahun (ƒ 300,-) dengan masa studi 3 tahun. Pelatihan ini terbuka untuk wanita maupun pria. Masa pendaftaran terakhir tanggal 20 Agustus 1947 di Kepala Institut dengan alamat TH Bandung. Ujian akhir akan dilaksanakan setiap akhir tahun, cuti kuliah untuk sementara dapat diberikan. Registrasi meliputi:
Nama lengkap, nama depan, alamat, tanggal dan tempat lahir.
Pelatihan yang dipilih, transkrip ujian yang ditempuh dan raport terakhir.
Uraian singkat tentang alasan untuk mengikuti pendidikan.
Kesanggupan dalam pembiayaan selama studi.
Beasiswa: para mahasiswa bisa mendapatkan tunjangan belajar melalui ikatan dinas dengan pemerintah.
Asrama: lembaga menyediakan asrama dengan biaya ƒ 90,- per bulan.[15]
Beberapa waktu kemudian, program tiga tahun ini ditingkatkan menjadi program 5-5½ tahun setara sarjana yang di kemudian hari menjadi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung.
Opleiding voor IJker
Opleiding voor IJker adalah suatu kursus untuk mendidik Ahli Penera yang dibuka kembali sejak 2 September1947 di mana sebelumnya kursus ini pernah dibuka pertama kali pada bulan Juli 1925. Kursus yang melekat dengan Faculteit van Technische Wetenschap Bandung ini memiliki masa studi 2-3 tahun dan menerima lulusan HBS-V tahun bagian B (Ilmu Pasti dan Alam) atau AMS bagian B (Ilmu Pasti dan Alam).[16][17]
Opleiding van Chemische Analysten
Opleiding van Chemische Analysten adalah suatu kursus untuk mendidik Analis Kimia yang dibuka sejak 2 September1947 dengan masa studi 1-2 tahun dan menerima lulusan HBS-V tahun bagian B (Ilmu Pasti dan Alam). Lulusan MULO bagian B (Ilmu Pasti dan Alam) diizinkan mendaftar dengan masa studi diperpanjang satu tahun lagi (total 2-3 tahun).[18] Kursus ini melekat dengan Faculteit van Technische Wetenschap Bandung. Di kemudian hari kursus tersebut menjadi Sekolah Analis Kimia ITB, dan selanjutnya dilepaskan dari ITB menjadi SMK Negeri 13 Bandung.
Leergang voor de Opleiding van Leraren Wiskunde, Natuurkunde, Scheikunde en Plant- en Dierkunde
Leergang voor de Opleiding van Leraren Wiskunde, Natuurkunde, Scheikunde en Plant- en Dierkunde adalah suatu kursus pelatihan guru matematika, fisika, kimia, dan biologi (baik botani maupun zoologi) yang melekat dan dibuka bersamaan dengan Faculteit van Wiskunde en Natuurwetenschap Bandung pada tahun 1947. Kursus dengan masa studi 3 tahun ini menerima lulusan HBS-V tahun atau AMS bagian B (Ilmu Pasti dan Alam). Biaya kuliah sebesar 300 Gulden per tahun (ƒ 300,-)
Opleiding tot Luchtvaart Meteorologen
Opleiding tot Luchtvaart Meteoroloog bij de Militaire Luchtvaart adalah suatu kursus pelatihan meteorologi penerbangan di penerbangan militer yang dibuka sejak 14 September1948 dengan masa studi 3 tahun dan menerima lulusan HBS-V tahun bagian B (Ilmu Pasti dan Alam). Kursus ini ditujukan bagi personel militer melalui ikatan dinas.[19] Kursus yang melekat dengan Faculteit van Wiskunde en Natuurwetenschap Bandung ini kemudian dibuka untuk umum, bukan hanya untuk personel militer saja. Pada TA 1948-1949 mahasiswa baru yang mendaftar sebanyak 24 orang.[12]
Opleiding voor Instrumentmakers en Glasblazers
Opleiding voor Instrumentmakers en Glasblazers merupakan "kursus untuk mendidik pembuat alat dan peniup gelas" yang dibuka kembali pada tanggal 15 November1946 di Technische Hoogeschool te Bandoeng pada era Nood-universiteit. Kursus swasta ini dikelola dan berafiliasi kepada Bosscha Natuurkunde Laboratorium (Laboratorium Fisika Bosscha) dan melekat dengan Faculteit van Technische Wetenschap Bandung.
Syarat pendaftarannya adalah lulusan sekolah dasar (lagere school), juga menerima siswa yang pernah mengikuti sekolah pertukangan (ambachtschool) bagian teknik mesin atau teknik elektro.[20]
Di kemudian hari, kursus ini berkembang menjadi "Sekolah Ahli Instrumen Gelas" (SAIG) - sekolah setingkat SMK di bawah pengelolaan Jurusan Teknik Fisika ITB, sekarang berupa "Pelatihan Produksi Instrumen Gelas" yang dikelola Pusat Teknologi Instrumentasi dan Otomasi ITB.[21]
^ abSebagai perbandingan dengan masa TH Bandung TA 1940/1941 jumlah mahasiswa 248 orang dengan 11 guru besar, rasio guru besar: mahasiswa = 1: 22,55. Untuk perbandingan pada tahun 2013 rasio dosen: mahasiswa ITB adalah 1: 17,78 (sumber: Fakta dan Angka).
^"In 1936 and again in 1946 he served the University as Rector Magnificus"[8]
^"Met ingang van 1 September jl. heeft prof. dr. K. Posthumus het voorzitterschap der faculteit aanvaard. Als secretaris treedt op prof. ir. O. Bax Stevens."[9]
^ abcSakri, A. (1979a). Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979, Jilid 1: Selintas perkembangan ITB. Bandung: Penerbit ITB.
^ abcd(Belanda)"Dies Natalis van de Faculteit van Technische Wetenschap van de Universiteit van Indonesie", artikel dalam Majalah "De ingenieur in Indonesie", edisi Desember 1948, Tahun ke-1 No.2 hal.14-18.
^(Belanda)"Rede uitgesproken ter gelegenheid van de herdenking van de overdracht van de Technische Hogeschool aan den lande in 1924". De ingenieur in Indonesie, edisi Desember 1949, Tahun ke-1 No.7 hal.I.95-I.99.
^(Belanda)"De voormalige Bandungsche Hogeschool 35 jaar", dalam Majalah De ingenieur in Indonesie, edisi Desember 1955, Tahun ke-7 No.4.