PT Triputra Agro Persada Tbk |
Sebelumnya | PT Alam Permata Indah (2005) |
---|
| Perusahaan publik |
---|
Kode emiten | IDX: TAPG |
---|
Industri | Perkebunan |
---|
Didirikan | 24 Januari 2005; 19 tahun lalu (2005-01-24) |
---|
Pendiri | Theodore Permadi Rachmat |
---|
Kantor pusat | Jakarta Selatan, DKI Jakarta |
---|
Wilayah operasi | Indonesia |
---|
Tokoh kunci | Tjandra Karya Hermanto[1] (Direktur Utama) Arif Rachmat[1] (Komisaris Utama) |
---|
Produk | |
---|
Pendapatan | Rp 9,346 triliun (2022)[2] |
---|
| Rp 3,716 triliun (2022)[2] |
---|
| Rp 3,113 triliun (2022)[2] |
---|
Total aset | Rp 14,526 triliun (2022)[2] |
---|
Total ekuitas | Rp 10,413 triliun (2022)[2] |
---|
Pemilik | PT Persada Capital Investama (23,24%) PT Triputra Investindo Arya (22,93%) Salween Investment Pte. Ltd. (14,90%) PT Daya Adicipta Mustika (14,02%) Gochean Holdings Inc. (10,90%) |
---|
Karyawan | 18.795 (2022)[2] |
---|
Anak usaha | PT Agro Multi Persada PT Alam Teduh Sentosa PT Alam Belantara Makmur PT Union Sampoerna Triputra Persada (50%) |
---|
Situs web | www.tap-agri.com |
---|
PT Triputra Agro Persada Tbk adalah sebuah perusahaan agroindustri kelapa sawit dan karet yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki sejumlah kebun dan pabrik di Jambi, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.[2][3]
Sejarah
Perusahaan ini didirikan pada bulan Januari 2005 dengan nama PT Alam Permata Indah. Pada bulan Maret 2005, nama perusahaan ini diubah menjadi seperti sekarang. Pada tahun 2005, perusahaan ini mengakuisisi tiga perusahaan perkebunan kelapa sawit, yakni PT Brahma Binabakti asal Jambi, PT Kedap Sayaaq Dua asal Kalimantan Timur, dan PT Gawi Bahandep Sawit Mekar asal Kalimantan Tengah. Pada tahun 2007, perusahaan ini mengakuisisi PT Mega Ika Khansa dan bekerja sama dengan PT Union Sampoerna untuk mendirikan PT Union Sampoerna Triputra Persada. Pada tahun 2008, perusahaan ini mengakuisisi PT First Lamandau Timber International, PT Hanamas Jaya Abadi, PT Sukses Karya Mandiri, PT Etam Bersama Lestari, PT Dwiwira Lestari Jaya, PT Yudha Wahana Abadi, dan PT Anugerah Agung Prima Abadi.
Pada tahun 2010, perusahaan ini mengakuisisi PT Hamparan Perkasa Mandiri dan PT Subur Abadi Wana Agung. Pada tahun 2011, perusahaan ini mengakuisisi PT Natura Pasific Nusantara dan mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit melalui PT Gawi Bahandep Sawit Mekar. Pada tahun 2012, PT First Lamandau Timber International juga mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit. Setahun kemudian, PT Muaratoyu Subur Lestari dan PT Yudha Wahana Abadi juga mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit. Pada tahun 2014, perusahaan ini mengakuisisi PT Kutim Agro Mandiri, PT Pradana Telen Agromas, dan PT General Aura Semari. PT Dwiwira Lestari Jaya juga mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit. Pada tahun 2017, perusahaan ini mendivestasi sebagian besar kebun kelapa sawitnya di Kalimantan Barat. PT Hamparan Perkasa Mandiri juga mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit.
Pada tahun 2018, perusahaan ini mendivestasi sisa kebun kelapa sawitnya di Kalimantan Barat. Pada tahun 2019, PT Natura Pasific Nusantara dan PT Sukses Karya Mandiri mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit. Pada tahun 2020, PT Anugerah Agung Prima Abadi mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit. Pada bulan April 2021, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada bulan Desember 2021, PT Gawi Bahandep Sawit Mekar mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit.[4] Pada bulan Mei 2022, PT Kedap Sayaaq Dua mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit. Pada bulan Juli 2022, perusahaan ini menggabungkan PT Hanamas Jaya Abadi ke dalam PT First Lamandau Timber International.[2][3]
Referensi