Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Teori representasi

Teori representasi mempelajari bagaima struktur aljabar "bertindak" pada objek. Contoh sederhananya adalah bagaimana simetri poligon beraturan, yaitu pencerminan dan rotasi, mentransformasi poligon.

Teori representasi adalah cabang matematika yang mempelajari struktur aljabar abstrak dengan merepresentasikan anggotanya sebagai transformasi linear dari ruang vektor,[1] dan mempelajari modul di atas struktur aljabar abstrak tersebut.[2][3] Pada dasarnya, sebuah representasi membuat sebuah objek aljabar abstrak menjadi lebih konkret dengan menggambarkan anggotanya menggunakan matriks dan operasi aljabarnya (contohnya, penambahan matriks, perkalian matriks). Teori matriks dan operator linear telah dipahami dengan baik, jadi merepresentasikan objek yang abstrak sebagai objek aljabar linear yang lebih dikenal akan membantu mengenali sifat-sifatnya dan terkadang menyederhanakan perhitungan dalam teori yang terlalu abstrak.

Objek aljabar yang dapat dideskripsikan seperti itu di antaranya adalah grup, aljabar asosiatif dan aljabar Lie. Yang paling terkemuka (dan yang pertama kali dikembangkan) adalah teori representasi grup, di mana anggota grup direpresentasikan sebagai matrik yang bisa dibalik sedemikan rupa sehingga operasi grupnya adalah perkalian matriks.[4][5]

Teori representasi merupakan metode yang berguna karena mereduksi masalah dalam aljabar abstrak ke dalam masalah aljabar linear, sebuah subjek yang lebih dipahami.[6] Lebih lagi, ruang vektor yang menjadi representasi sebuah grup (sebagai contoh) bisa berdimensi tak hingga, dan dengan membolehkannya menjadi, sebagai contoh, sebuah ruang Hilbert, metode analisis bisa diterapkan pada teori grup.[7][8] Teori representasi juga penting bagi fisika karena, sebagai contoh, teori representasi menjelaskan bagaimana grup simetri dari sebuah sistem fisika memengaruhi penyelesaian persamaan yang menggambarkan sistem itu.[9]

Teori representasi begitu tersebar di berbagai bidang matematika dikarenaka dua sebab. Pertama, penerapan teori representasi beragam:[10] selain dampaknya pada aljabar, teori representasi:

Kedua, terdapat beragam pendekatan untuk mempelajari teori representasi. Objek yang sama bisa dipelajari menggunakan metode-metode dari geometri aljabar, teori modul, teori bilangan analitik, geometri diferensial, teori operator, kombinatorika aljabar dan topologi.[14]

Keberhasilan teori representasi telah menyebabkan berbagai generalisasi. Salah satu generalisasi yang paling umum adalah teori kategori.[15] Objek aljabar yang diteliti menggunakan teori representasi bisa dipandang sebagai jenis kategori tertentu, dan representasi dipandang sebagai fungtor dari kategori objek ke kategori ruang vektor.[5] Deskripsi ini menunjukkan dua generalisasi: pertama, objek aljabar bisa diganti dengan kategori yang lebih umum; kedua, kategori ruang vektor target bisa diganti dengan kategori lain yang dipahami.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "The Definitive Glossary of Higher Mathematical Jargon — Mathematical Representation". Math Vault (dalam bahasa Inggris). 2019-08-01. Diakses tanggal 2019-12-09. 
  2. ^ Teks klasik mengenai teori representasi mencakup di antaranya Curtis & Reiner 1962 dan Serre 1977. Sumber lainnya di antaranya adalah Fulton & Harris 1991 dan Goodman & Wallach 1998.
  3. ^ "representation theory in nLab". ncatlab.org. Diakses tanggal 2019-12-09. 
  4. ^ Untuk sejarah teori representasi grup hingga, lihat Lam 1998. Untuk grup aljabar dan Lie, lihat Borel 2001.
  5. ^ a b Etingof, Pavel; Golberg, Oleg; Hensel, Sebastian; Liu, Tiankai; Schwendner, Alex; Vaintrob, Dmitry; Yudovina, Elena (January 10, 2011). "Introduction to representation theory" (PDF). www-math.mit.edu. Diakses tanggal 2019-12-09. 
  6. ^ Ada banyak buku teks mengenai ruang vektor dan aljabar linear. Untuk pembahasan lanjutan, lihat Kostrikin & Manin 1997.
  7. ^ Sally & Vogan 1989.
  8. ^ Teleman, Constantin (2005). "Representation Theory" (PDF). math.berkeley.edu. Diakses tanggal 2019-12-09. 
  9. ^ Sternberg 1994.
  10. ^ Lam 1998, hlm. 372.
  11. ^ Folland 1995.
  12. ^ Goodman & Wallach 1998, Olver 1999, Sharpe 1997.
  13. ^ Borel & Casselman 1979, Gelbart 1984.
  14. ^ Lihat catatan kaki sebelumnya serta Borel 2001.
  15. ^ Simson, Skowronski & Assem 2007.

Daftar pustaka

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya