Teleportasi DNA adalah sebuah klaim yang menyatakan bahwa DNA menghasilkan sinyal elektromagnetik (EMS) yang dapat diukur ketika DNA sangat terlarut dalam air. Sinyal ini diduga dapat direkam, ditransmisikan secara elektronik, dan dipancarkan kembali pada sampel air murni lain yang jauh, di mana DNA dapat mereplikasi melalui reaksi berantai polimerase meskipun tidak ada DNA asli dalam sampel air baru.[1] Ide ini diperkenalkan oleh peraih Nobel Luc Montagnier pada tahun 2009.[2] Prinsipnya mirip dengan memori air, sebuah konsep yang dipopulerkan oleh Jacques Benveniste pada tahun 1988.[3]
Tidak ada penelitian independen yang mendukung klaim ini, dan tidak ada mekanisme ilmiah yang masuk akal yang dapat digunakan untuk menjelaskan klaim ini.[4]
Referensi
- ^ Coghlan, Andy (21 January 2011). "Scorn over claim of teleported DNA". New Scientist. Reed Business Information Ltd. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2016. Diakses tanggal 2 June 2016.
- ^ Montagnier, L.; Aïssa, J.; Ferris, S.; Montagnier, J. L.; Lavallée, C. (2009). "Electromagnetic signals are produced by aqueous nanostructures derived from bacterial DNA sequences". Interdisciplinary Sciences: Computational Life Sciences. 1 (2): 81–90. doi:10.1007/s12539-009-0036-7. PMID 20640822.
- ^ Davenas, E.; Beauvais, F.; Amara, J.; Oberbaum, M.; Robinzon, B.; Miadonnai, A.; Tedeschi, A.; Pomeranz, B.; Fortner, P.; Belon, P.; Sainte-Laudy, J.; Poitevin, B.; Benveniste, J. (1988). "Human basophil degranulation triggered by very dilute antiserum against IgE". Nature. 333 (6176): 816–818. Bibcode:1988Natur.333..816D. doi:10.1038/333816a0. PMID 2455231.
- ^ Dunn, John E (13 January 2011). "DNA molecules can 'teleport', Nobel Prize winner claims". Techworld. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 January 2015. Diakses tanggal 2 June 2016.