Tari Adar
Tarian ini dipertunjukkan pada sebuah tempat yang berbentuk segi empat panjang di mana penarinya duduk di belakang gambelan dan menutupi mukanya dengan kepet (kipas tari) kemudian serentak menyanyi dan disusul dengan menari secara bergantian. Sebelum menari, penari-penari itu merupakan pedagang-pedagang kecil yang menjual makanan dan minuman seperti kacang, pisang, sirih, arak, berem dan sebagainya di sekitar tempat pertunjukkan.[1] Yang menarik dalam pertunjukkan ini adalah nyanyian yang membawakan lagu-lagu rakyat. Selain sebagai hiburan, pertunjukkan ini juga bertujuan untuk mengumpulkan dana, karena para pengibing (penari laki-laki) yang mengajak penari untuk menari, membayar sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tentu saja pengibing yang membayar paling banyaklah yang mendapat kesempatan pertama menari dan mengajak penari itu pergi. Penari mengenakan busana yang sangat sederhana terdiri dari kain songket (tenunan Bali), kebaya, selendang, dan hiasan kepala serupa dengan gelungan (tutup kepala) Janger.[1] Referensi |