Tan Tjio Han Tjiang
Tan Tjio Han Tjiang, Tan Han Tjiang, (nama Indonesia Handaka Tania Tan) atau lebih dikenal dengan sebutan Suhu Tan Tjio Han Tjiang adalah tokoh praktisi kungfu atau seni beladiri khas Tionghoa yang berasal dari Bogor, Jawa Barat.[1][2] Ia dikenal akan perannya dalam mengajarkan kungfu di komunitas dan penggiat seni beladiri di kawasan DKI Jakarta dan Jawa Barat. Ia merupakan pendiri pusat pendidikan beladiri PWAS (Perguruan Wu Shu Alam Semesta) di Depok.[1] Selain mewarisi ilmu Kungfu Shantung dari sang guru, Tan Tjio Han Tjiang juga menguasai baguazhang dan taijiquan yang ia pelajari di Wudang Taoist Kung Fu Academy dan Chenjiagou Taijiquan Xuexiao (Sekolah Taiji Chenjiagou), Republik Rakyat Tiongkok.[1] Kehidupan dan karier awalTan Tjio Han Tjiang lahir di Jonggol, Bogor tanggal 1 Juni 1946, merupakan putra dari Tan Wie Liong, juga seorang pendekar kungfu.[1] Keluarga Tan adalah pengusaha toko kelontong namun terpaksa harus pindah ke Sukabumi akibat imbas dari PP No.10 tahun 1959 yang melarang etnis Tionghoa WNA menetap di kota kecamatan.[2] Tan mempelajari kungfu (dahulu disebut kunthau) pertama kali dari sang ayah yang merupakan murid pendekar kungfu Shantung bernama Ong Cu Kiu (Wang Zi Jiu; 1862-1948). Ibunya sempat melarang berlatih kungfu, jadi ia berlatih sendiri antara lain dengan mempraktekkan Telapak Pasir Besi atau menggunakan bola-bola semen hingga luka-luka.[2] Karena kewalahan, sang ibu kemudian mulai mengizinkannya belajar dari Ong Kwi Siang (1910-1983) di Perguruan Ye I Kuo Shu She (Giap I Kok Sut Sia), Sukabumi saat duduk di bangku kelas 6 SD.[1][2] Sambil mengasah ilmu kungfunya, semasa muda Tan Tjio Han Tjiang sempat bekerja dalam berbagai bidang, antara lain industri pengolahan karet, gas, konstruksi, ekspor-impor tekstil dan kemudian perbankan.[1] Pekerjaan-pekerjaan ini dilakoninya dalam kurun waktu 1967-1995. Peranan dalam dunia kungfu IndonesiaPada tahun 1968, Tan Tjio Han Tjiang mendirikan sebuah perguruan kungfu yang awalnya dinamakan Ikatan Pelajar Tridharma seksi Kungfu. Pada tahun 1978, nama perguruan ini menjadi PWAS (Perguruan Wu Shu Alam Semesta) di Jonggol.[1] Murid-murid pertama yang dilatihnya merupakan keponakannya sendiri. Perguruan PWAS kemudian membuka cabang di Cileungsi pada tahun 1970. Namanya terdengar hingga ke Jakarta sehingga diminta untuk melatih murid-murid di Sekolah Budhis Sila Paramita, Cawang (kini telah pindah ke Cipinang).[1] Selain melatih di PWAS, ia juga mempromosikan kungfu kepada generasi muda Indonesia karena seni beladiri tidak lagi diminati seperti pada masa lalu.[2] Saat ini, ia sering diminta mengadakan pelatihan dalam berbagai program intensif di Puncak, Bogor.[1] Biografi
Referensi
|