Tan Hin Kong
Riwayat Hidup dan KeluargaTan Hin Kong lahir di Batavia (sekarang Jakarta). Ayahnya, Tan Liong Fong , adalah seorang kepala kasir di perusahaan gula Jerman-Hindia Belanda saat itu Erdmann & Sielcken sampai pertengahan 1930-an. Tan Hin Kong memiliki setidaknya satu saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Tan Hin Kong menempuh pendidikan di Prins Hendrik School di Batavia dari tahun 1926 dan lulus pada bulan Mei 1931. Dia kemudian melanjutkan pendidikan di bawah sistem Hindia Belanda dan Inggris yang memberikan pendidikan dagang dan bisnis serta pelatihan profesional formal. Pada tahun 1946, Tan Hin Kong pindah ke Eropa dan menetap pertama kali di Den Haag, kemudian pindah ke Amsterdam, dengan menggunakan profesi mahasiswa dan artis dalam kartu identitas Belanda.[2] Pada Oktober 1955, Tan Hin Kong, pindah ke Berlin Barat, di mana ia menetap hingga akhir khayatnya. Tan Hin Kong menetap dia sebuah gedung apartemen yang terkenal dengan sebutan "Bendlerblock" (saat ini Stauffenbergstrasse 11-13 sekaligus kantor kedua Kementerian Pertahanan Jerman). Pada tahun 1975 atau 1976, ia sempat tampil dalam pertunjukan teater "Die Wilden“ karya Christopher Hampton di Teater Schiller di Berlin Barat.[3] Tan Hin Kong meninggal pada 10 April 2003. Beberapa tahun setelah kematiannya, pelukis Latvia-Jerman, Edite Grinberga (* 1965) membuat beberapa lukisan di kamar kosong bekas apartemen Tan Hin Kong di "Bendlerblock". Namun, pada saat itu, pelukis pun hanya tahu sedikit tentang penghuni terakhir apartemen tersebut, yakni Tan Hin Kong.[4] Fotografer Majalah Gay di EropaFoto-foto hasil karya Tan Hin Kong sering muncul di majalah Der Kreis tahun 1950-1955 dan foto terakhir dari Tan Hin Kong terbit pada tahun 1967. Menurut surat-surat yang dikirim Tan Hin Kong kepada editor, Charles Welti alias Eugen Laubacher (1902–1999), ia melihat dirinya sebagai seorang kolektor foto dan bukan sebagai seorang fotografer profesional. Dalam majalah khusus homoseksual di Jerman, Die Gefährten dan Der Ring, karya Tan Hin Kong terbit edisi pertama (Mei 1952 dan April 1955). Di tahun yang sama, majalah Jerman lainnya Der Weg dan Hellas juga sempat menerbitkan karyanya. Tidak hanya Jerman, foto Tan Hin Kong juga sempat di majalah Denmark Vennen dari tahun 1951 hingga 1959. Sebelum menetap di Berlin, Tan Hin Kong sempat tinggal di Kopenhagen. Kepindahan Tan Hin Kong ke Berlin Barat terkait dengan pemeriksaan polisi moral saat itu terhadap satu kasus pornografi terbesar di Denmark. Hal ini berkaitan dengan adanya peraturan di Eropa saat periode pasca-perang, yakni mengambil foto atau pun mengirimkan foto laki-laki berpakaian minim dan telanjang merupakan pelanggaran pidana di Eropa. Dalam hal ini, koleksi foto Tan Hin Kong tampaknya juga telah disita oleh polisi Belanda, setidaknya sekali. Kasus yang cukup besar saat itu adalah penggeledahan oleh polisi moral Kopenhagen di kantor Axel Lundahl Madsen (1915-2011) dan rekannya Eigil Eskildsen (1922-1995), yang kemudian dikenal sebagai "Axgil". Axel dan Eigil menjual foto bugil pria muda di perusahaan foto International Model Photo Service (IMS). Terhitung lebih dari 1.000 orang dikatakan telah masuk ke dalam "skandal pornografi besar" Denmark di tahun 1955. Skandal tersebut merupakan suatu pukulan yang menyakitkan, paling tidak bagi gerakan emansipasi homoseksual di Denmark. Tindakan polisi serupa juga terjadi di Prancis dan Republik Federal Jerman pada tahun 1950-an. Seorang fotografer Jerman, Karel Egermeier (1903–1991), yang lahir di Teplitz-Schönau (Teplice-Šanov) di Bohemia, ditangkap oleh polisi Paris pada musim semi 1953.[5] Semua foto dan negatif Egermeier yang "relevan" disita. Pada musim gugur 1955, penerbit majalah Der Ring Gerhard Prescha di Hamburg (1909–1996) dijatuhi hukuman denda untuk pertama kalinya karena dianggap "menyebarkan paham yang berbahaya bagi kaum muda”. Sampai tahun 1959, Prescha dijatuhi hukuman denda dan penjara sebanyak delapan kali karena menyebarkan tulisan cabul dan dianggap berbahaya. Tan Hin Kong saat itu berusaha bersembunyi dan menghindari skandal tersebut. Tan Hin Kong berusaha menghentikan segala kegiatan fotografinya. Namun, tidak lama ia kembali ke dunia fotografi dan menggunakan nama samaran atau menerbitkan hampir secara eksklusif secara anonim sejak saat itu. Dari tahun 1956, beberapa foto karya Tan Hin Kong terbit dengan nama sebutan "Chen", beberapa lainnya juga dengan rincian penulis pendek "Tan" atau "Hin Kong".[6] Penelitian tentang Tan Hin KongPeneliti sejarah asal Berlin, Raimund Wolfert, menemukan karya-karya Tan Hin Kong melalui hasil penelusuran arsip di tahun 2021. Wolfert berpendapat bahwa karya Tan Hin Kong murni estetika dan seni yang tidak bersifat pornografi. Sebagian besar foto-foto Tan Hin Kong menampilkan seorang pria berpose tanpa ditemani orang lain dan hampir tidak ada model Tan Hin Kong yang benar-benar telanjang. Nama Tan Hin Kong sebelumnya tidak pernah terdengar dan warisan fotografi Tan Hin Kong kini dianggap hilang. Raimund Wolfert menulusuri karya Tan Hin Kong dalam penelitiannya tentang kehidupan dan pekerjaan Tan Hin Kong. Raimund Wolfert mengidentifikasi sekitar 100 foto yang terbit di beberapa majalah. Bahkan, nama Tan Hin Kong sempat muncul di beberapa edisi majalah Sin Po di tahun 1930an sebagai fotografer beberapa gambar di majalah tersebut. Referensi
|