Desa tajur terdiri dari 5 dusun yaitu dusun Tajur, Semeda, Karangasem, Gombong, Kaliguci. Kelimanya dibagi menjadi 4 rukun warga (RW), dan 8 rukun tetangga (RT).
Desa ini terletak di balik lereng perbukitan di lembah sungai paingan yang tergolong sungai besar di Kabupaten Pekalongan. Desa ini terletak paling utara kecamatan Kandangserang, perbatasan antara kecamatan Kandangserang dengan Kecamatan Kajen di bagian utara dan Kecamatan Kesesi di bagian barat.
Luas desa tajur kurang lebih 200 hektar yg terdiri atas 1/4 h adalah sawah,1/4 h adalah ladang/kebun dan 1/2 adalah hutan pinus milik perum perhutani kph pekalongan timur. Topografi desa Tahjur bearada di daerah pegunungan dengan ketinggian 200 MDPL. Keadaan sosial masyarakat desa sebagian besar bertani dan merantau dikota besar. Dari sektor Pertanian desa Tajur memiliki beberapa komoditas unggulan yaitu Padi, Senggon/Albasia, Durian dll.
Sejarah
Sejarah tentang penamaan nama Desa Tajur[1] ada banyak versi, Versi pertama : Tajur adalah nama orang yang pertama kali tinggal dan menetap di wilayah Tajur, dimana Tajur itu adalah seseorang yang berasal dari daerah Jawa Barat, Versi kedua : Tajur adalah sebuah arti makna kata yaitu ‘’MENGUTAMAKAN KEJUJURAN’’ dimana kejujuran pada masa penjajahan belanda sangat jarang, untuk itu penamaan Tajur di harapkan agar masyarakat bisa lebih mengutamakan kejujuran dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dari kedua buah versi itu yang memang mendekati kenyataan adalah versi yang pertama Tajur merupakan nama seseorang yang pada masa itu menjadi tokoh panutan masyarakat pada masa itu karena kejujuran & kebaikannya sehingga namanya terkenal tidak hanya di Desa Tajur saja tapi ke Desa-Desa lain yang bertetangga dengan wilayah Desa Tajur, karena namanya yang tenar tersebut akhirnya Ketika terjadi pembentukan desa-desa oleh pemerintah Kolonial Belanda disepakati bahwa nama Tajur di gunakan untuk penamaan wilayah yang sekarang menjadi Desa Tajur.
Desa Tajur pertama kali ada pemukiman berada di wilayah utara Desa Tajur atau yang sekarang menjadi area sawah masyarakat tepatnya berada di sebelah utara dari Dusun Tajur, Dalam sejarah perkembangan Desa, Dusun Tajur adalah tempat pertama pusat pemerintahan dari Desa Tajur, Kepala Desa yang memerintah pada masa itu adalah lurah Wadji & lurah Dawi , setelah bertahun-tahun lamanya Dusun Tajur menjadi pusat pemerintahan desa pada waktu itu terjadi banjir besar yang melanda sungai paingan karena pada jaman itu bentuk dari sungai paingan masih dangkal tingginya hanya beberapa meter saja dari pemukiman masyarakat maka banjir besar itu pun membanjiri rumah-rumah penduduk, karena seringnya banjir besar akhirnya pada masa itu ada rencana pindah ke tempat yang lain, setelah semua masyarakat berkumpul dan mengadakan musyawarah akhirnya mereka sepakat melakukan perpindahan pemukiman,’’Kebonsuwung’’ adalah tujuan kepindahan masyarakat Dusun Tajur, dinamakan Kebonsuwung karena tempat itu dulunya kosong tidak ada yang mengurusnya hanya ada semak belukar untuk tempat mengembala ternak, Letak dari wilayah Kebunsuwung ini adalah berada di dekat jalan Raya Tajur – Kandangserang.
Setelah masyarakat Dusun Tajur menempati wilayah yang baru pusat pemerintahannya pun pindah ke tempat tersebut, mereka melakukan aktivitas sehari-harinya seperti biasa tapi selama 25 tahun lamanya mereka tinggal dan menetap ada sebuah kesulitan dan permasalahan yang mereka semua rasakan seperti tempatnya yang jauh dari sungai sebagai sarana kebutuhan penting sehari-hari mereka harus menempuh jarak yang jauh hampir 1 km untuk menuju ke sungai untuk kembalinya pun harus berjalan menanjak, sehingga mereka merasakan sangat berbeda dengan tempat asal nya dahulu. Selain permasalahan tersebut ada permasalah lainnya yaitu permasalahan keamanan, letak pemukiman yang dekat sekali dengan jalan raya antar Kecamatan membuat tempat ini banyak di lalui orang, mereka merasa tidak nyaman karena banyaknya angka kriminalitas seperti pencurian hewan yang marak, Dengan permasalahan tersebut akhirnya mereka berkumpul kembali setelah mereka bermusyawarah akhirnya mereka sepakat kembali pindah ke tempat asal mereka dahulu yaitu Dusun Tajur yang pernah mereka tinggalkan mereka juga telah melihat bahwa tempat yeng mereka tinggalkan sudah tidak terkena banjir lagi, dan akhirnya kepindahan itu pun terjadi tapi ada sebagaian masyarakatnya yang pindah tapi tidak kembali ke tempat Dusun Tajur yang semula mereka memilih menempati tempat baru yang terpisah dengan Dusun Tajur tapi dalam pemerintahannya walau terpisah jauh masih menjadi salah satu bagian dari Dusun Tajur, tempat tersebut adalah yang sekarang menjadi Dusun Karangasem sementara Kebunsuwung ( tempat yang di tinggalkan sekarang menjadi kebun pinus milik Perum Perhutani ) menjadi milik Perum Perhutani karena pada masa itu masyarakatnya mengadakan tukar menukar lahan dengan pihak Perum Perhutani.
Dusun Karangasem selama beberapa tahun menjadi bagian dari Dusun Tajur tapi kerana alasan pelayanan masyarakat yang kejauhan akhirnya ikut Dusun Semeda selama puluhan tahun lamanya sebelum akhirnya sekarang menjadi Dusun sendiri sepenuhnya, pada masa kepemimpinan Kepala Desa Tajur yaitu ‘’Lurah Tumpuk’’ pusat pelayanan Pemerintahan (Balai Desa Tajur) berada di Dusun Karangasem kemudian di pindah lagi pada masa Kepala Desa “ lurah Dari’’ ,, Balai Desa Tajur di pindahkan ke Dusun Combong dengan alasan tempatnya yang dekat dengan jalan raya sehingga mudah dalam pelayanan masyarakatnya
Sarana dan Prasarana
Beberapa sarana sosial yang berada didesa Tajur antara lain :
Balai Desa
Puskesmas Pembantu
Masjid (5 buah)
Sekolah Dasar (2 buah)
Jalan DPU (3KM), Jalan desaa (3 KM)
TPQ
Potensi Wisata
Berada didaerah pegunungan membuat udara di desa Tajur segar, terlebih desa Tajur juga dilewati aliran sungai yang segar dan jernih yang mengalir ditengah desa. Desa Tajur memiliki potensi agriwisata, yang sudah mulai dimanfaatkan yaitu Wisata Sikujang[pranala nonaktif permanen]. Wisata Sikujang ini berawal dari ide pemuda Dukuh Combong Desa Tajur yang melihat adanya potensi alam yang sangat luar biasa dan mempunyai daya tarik untuk bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata alam. Maka dengan menggandeng pihak Perhutani selaku pengelola hutan di kawasan tersebut, maka tepatnya pada bulan April tahun 2016 Wana Wisata SiKujang resmi dibuka.
Ada beberapa objek wisata alam yang dapat dikunjungi di Wana Wisata Sikujang seperti curug bekaka, kayu akar lawang, watu belah, air terjun susun dan watu pawon, dan kedung sikujang. Suasana Pegunungan dan Hutan pinus yang segar sangat cocok untuk melepas penat atau sekedar berwisata bersama keluarga.