Sungai Naik adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Desa Sungai Naik dengan kode pos 31652.
Pemerintah
Saat ini dipimpin oleh kepala desa Pebri Hengki (Pri - Pèn) mengantikan Samsudin MN (Su - Makmun), dengan masa jabatan 2016 sampai 2022.
Dengan riwayat kepemimpinan kades atau kepala pemerintahan desa sebagai berikut :
1. Pebri Hengki (Pri-pèn)
2. Samsudin MN (Su-Makmun)
3. M. Zaki (Saki)
3. Muslim Ilyas (Yas)
4. Muhammad ali (Ali Gine)
5. A. Dolah(dola)
6. Bedol
7. Jailani
8. Mas Intan
9. Rejab (Kerya Rejab)
10.Zabor (Kerya Zabor)
etc.
Sejarah
Dahulunya Desa Sungai Naik ini Berkecamatan di kecamatan Muara Kelingi, Namun sekarang sudah Pemekaran wilayah Menjadi Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu (BTS Ulu).
Transportasi
Transportasi Yang digunakan Untuk Mencapai Desa Ini Dengan Mengendarai Mobil atau Sepeda Motor dengan waktu tempuh 2 sampai 3 jam dari kota lubuklinggau dan 6 sampai 7 jam dari ibu kota propinsi sumatera selatan yaitu kota palembang melalu jalan lintas betung-sekayu kemudian melalui kecamatan Muara Lakitan sampai kekecamatan Muara Beliti dan simpang semambang belok kekiri melalui jalan kecamatan Tuah Negeri sampai di kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu atau melalui jalan lintas lubuklinggau-tebing tinggi kemudian belok kekiri lagi menuju Jayaloka.
Selain melalui jalan Sekayu desa ini dapat juga ditempuh melalui kota lahat dengan waktu tempuh yang relatif sama melalui kota lubuklinggau namun masih terdapat perbedaan yang mencapai 30 menit, dan jika dari kota palembang kita melalui jalan lintas tengah sampai ke kota kabupaten lahat dan belok kekanan ketika sampai di bungamas.
Kemudian jarak tempuh dari kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu kedesa Sungai Naik Dapat ditempuh dengan transportasi kendaraan Roda empat ataupun Roda dua dengan jarak tempuh kurang dari 1 jam perjalan untuk roda empat dan 30 menit mengengunakan kendaraan roda dua dengan keadaan jalan berupa aspal, adapun perbedaan waktu tempuh itu disebabkan oleh jalanan yang mulai berlubang sehingga memakan waktu yang panjang dalam perjalanan.
Keadaan Alam
Desa Sungai Naik ini bertempat didaerah yang berbatasa langsung dengan dua sungai besar yaitu sungai musi dan sungai kikim, adapun aliran sungai ini relatip deras karena sungai ini masih terbilang hulu dari sungai musi berbeda dengan aliran sungai musi yang terdapat dikota palembang yang lamban karena mereka termasuk dalam kategori hilir dari sungai musi.
Kemudian Sungai Kikim yang terdapat di desa sungai Naik ini merupakan Aliran Terakhir yang Menghubungkan sungai kikim dengan sungai musi adapun aliran sungai kikim ini yang mengalir dari kota lahat atau dari kecamatan gumay yang terus mengalir sehingga sampai pada aliran terakhir yang terdapat didesa sungai naik.
Penghasilan
Penghasilan dari desa sungai naik dari sektor pertanian berupa karet, kopi, kelapa sawit, padi dan beras.
Selain itu didesa ini juga banyak terdapat buah-buahan yang melimpa seperti buah duku, durian, rambutan, manggis, jambu, mangga, kemang dan buah-buahan lainnya. buah duku didesa ini merupakan buah yang sangat digemari dan menjadi primadona sehingga tak heran luas dari kebun duku mencapai puluhan hektar yang merupan milik dari warga desa setempat. Selain buah duku buah durian adalah primadona selanjutnya, buah yang banyak manfaat ini merupakan buah yang terdapat di kebun-kebun warga, selain dimakan langsung buah durian ini juga dapat dipermentasikan menjadi tempoyak buah durian yang sudah dipisahkan dari bijinya kemudian dimasukkan kedalam wadah bisa berupa bos atau ember, kemudian diberi sedikit garam sehingga dia bepermentasi menjadi asam", selain tempoyak durian ini juga dapat di buat lempok dan gula durian (selay durian), sehingga daya tahan durian lebih lama bahkan sampai bertahun-tahun masih dapat dikonsumsi.
Selain itu dari sektor perikanan terdapat ikan seperti ikan patin, ikan baung, ikan juara, ikan sengarat, ikan daloom, ikan tapa, ikan lemak, ikan lemajang, ikan sitam dan ikan-ikan yang lainnya, tetapi sayang sekarang ikan tersebut sudah relatif sulit ditemukan karena adanya penyetruman dengan menggunakan genset dari desa-desa hulu.