Sultan Pahang adalah gelar keturunan Raja-Raja dan Bendahara Melaka yang merupakan keturunan dari Sang Nila Utama dengan puteri Demang Lebar Daun dari Palembang iaitu Raden Ratna Cendera Puri.
Sejarah kesultanan
Pengasas
Kesultanan Negeri Pahang dikatakan telah ada sejak zaman Melaka pada masa Sultan Muhammad Shah[1] yaitu putera kepada Sultan Mansur Shah dengan Puteri Onang Sari yang dilantik menjadi sultan yang pertama bagi Negeri Pahang. Sebelum itu, Pahang berada di bawah pemerintahan Kerajaan Siam.
Perebutan kuasa
Pada tahun 1614, berlaku peristiwa di mana perebutan kuasa antara Sultan Abdul Ghafur dengan anggota keluarganya dan berakhir dengan terbunuhnya Sultan Abdul Ghafur dan Raja Muda Abdullah. Kemudian Sultan Ahmad telah dilantik sebagai Sultan di Pahang.
Serangan Acheh
Pada tahun 1617, Aceh di bawah kepimpinan Sultan Iskandar Muda telah menyerang Pahang dan membawa Sultan Ahmad dan keluarganya ke Aceh.
Di bawah pemerintahan Johor
Seterusnya,pemerintahan Negeri Pahang telah diletakkan di bawah Kesultanan Johor yang berpusat di Johor. Di bawah kesultanan tersebut, pemerintahan Negeri Pahang diletakkan di bawah pemerintahan seorang Bendahara. Keadaan ini berterusan sehinggalah kepada pemerintahan Sultan Mahmud Shah II (Marhum mangkat dijulang). Apabila Sultan Mahmud Shah II mangkat dibunuh oleh Megat Seri Rama (Laksamana Bentan) pemerintahan telah berpindah kepada Bendahara pada masa itu yaitu Bendahara Paduka Raja,
Tun Abdul Jalil anak Bendahara Seri Maharaja Tun Habib Abdul Majid (Marhum Padang Saujana).
Tun Abdul Jalil (Marhum mangkat di Kuala Pahang) menaiki takhta kerajaan dengan gelaran Sultan Abdul Jalil IV. Seorang putra Baginda bernama Tun Abbas dijadikan
Bendahara yang memerintah di Pahang. Dari zuriat Tun Abbas inilah lahirnya pemerintahan negeri Pahang dari kalangan Bendahara sehingga pemerintahan Bendahara Siwa Raja,Wan Ahmad.
Pemerintahan sendiri
Dengan disetujuinya Perjanjian London tahun 1824, telah mengakibatkan pemisahan pemerintahan di antara Riau dengan Johor dan Pahang. Setelah kekuasaan Raja di Riau dirampas oleh Belanda, maka pemerintah Pahang dan Johor telah membentuk pemerintahan sendiri dengan memakai gelar Sultan. Kesultanan Pahang yang ada pada hari ini dimulai saat Bendahara Wan Ahmad mula memakai gelaran Sultan Ahmad Al-Mu'adzam Shah pada tahun 1882 .
Daftar Sultan Pahang
Sultan
- 1470-1475:Sultan Muhammad Shah I[2][3]
- 1475-1475:Sultan Abdul Jamil Shah
- 1475-1497:Sultan Ahmad Shah I[2]
- 1497-1519:Sultan Mansur Shah I
- 1519-1530:Sultan Mahmud Shah II[4]
- 1530-1542:Sultan Muzaffar Shah ibni Almarhum Sultan Mahmud Shah
- 1540-1555:Sultan Zainal Abidin Shah ibni Almarhum Sultan Mahmud Shah
- 1555-1560:Sultan Mansur Shah II
- 1560-1575:Sultan Abdul Jamil Shah II
- 1575-1590:Sultan Abdul Kadir Alauddin Shah
- 1590-1592:Sultan Ahmad Shah II
- 1592-1614:Sultan Abdul Ghafur Muhiuddin Shah
- 1614-1641:Sultan Alauddin Riayat Shah
- 1615-1623:Raja Bujang[5]
- 1641-1676:Raja Bajau [6]
- 1676-1688:Raja Ibrahim[6]
Raja Bendahara
- 1688-1697:Tun Habib Abdul Majid bin Tun Mat Ali
- 1697-1699:Tun Abdul Jalil bin Tun Habib Abdul Majid
- 1699-1708:Tun Mas Anom bin Tun Habib Abdul Majid
- 1708-1716:Tun Abdullah bin Tun Habib Abdul Majid
- 1718-1721:Tun Abdul Djamal bin Tun Habib Abdul Majid
- 1722-1724:Tun Abbas ibni Sultan Abdul Jalil IV
- 1724-1734:Tun Husain ibni Sultan Abdul Jalil IV
- 1734-1748:Tun Mutahir I ibni Sultan Abdul Jalil IV
- 1748-1777:Tun Hasan bin Tun Abbas
- 1777-1802:Tun Abdul Majid bin Tun Hasan
- 1802-1803:Tun Muhammad bin Tun Abdul Majid
- 1803-1806:Tun Koris bin Tun Abdul Majid
- 1806-1847:Tun Ali bin Tun Koris
- 1847-1863:Tun Mutahir bin Tun Ali
- 1863-1882:Tun Ahmad
Sultan
- 1882-1914:Sultan Ahmad al-Mu’azzam Shah[7]
- 1914-1917:Sultan Mahmud Shah[7]
- 1917-1932:Sultan Abdullah al-Mu’tassim Billah Shah[7]
- 1932-1974:Sultan Abu Bakar Ri’ayatuddin al-Mu’azzam Shah[7]
- 1974-2019:Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah[7]
- 2019- kini:Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah[8]
Rujukan
- Aruna Gopinath (1991). Pahang 1880-1933: A Political History. The Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society.
- Zakiah Hanum (2004). Asal Usul Negeri-Negeri Malaysia. Times Editions-Marshall Cavendish. ISBN 9812326081.
- Tun Ahmad Sarji bin Abdul Hamid (2011). The Encyclopedia of Malaysia : Volume 16, The Rulers of Malaysia. Archipelago Press. ISBN 9789813018549.
Catatan kaki
Pranala luar