Sulfadiazin adalah salah satu antibiotik.[1] Obat ini digunakan bersama dengan pirimetamin, suatu penghambat reduktase dihidrofolat, obat ini merupakan pengobatan pilihan untuk toksoplasmosis, yang disebabkan oleh parasit protozoa.[2] Obat ini adalah pengobatan lini kedua untuk radang telinga tengah, profilaksis demam Reumatik, syankroid, infeksi klamidia, dan infeksi bakteri Haemophilus influenzae.[1] Obat ini juga digunakan sebagai terapi tambahan untuk malaria yang resistan terhadap klorokuin dan beberapa bentuk meningitis bakterial.[3] Obat ini diminum melalui mulut.[1] Sulfadiazin tersedia dalam beberapa tablet generik 500 mg. Untuk infeksi saluran kemih, dosis lazimnya adalah 4 hingga 6 gram setiap hari dalam 3 hingga 6 dosis terbagi.[3]
Efek samping yang umum termasuk mual, diare, sakit kepala, demam, ruam, depresi, dan pankreatitis.[1] Obat ini tidak boleh digunakan pada orang yang memiliki masalah hati, ginjal, atau porfiria yang parah.[2] Jika digunakan selama kehamilan, dapat meningkatkan risiko kernikterus pada bayi.[1] Meskipun perusahaan pembuatnya tidak merekomendasikan penggunaan selama menyusui, penggunaannya diyakini aman jika bayi dalam keadaan sehat.[4] Obat ini termasuk dalam kelas obat sulfonamid.[1]
Sulfadiazin disetujui untuk penggunaan medis di Amerika Serikat pada tahun 1941.[1][5] Obat ini ada dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[6] Sulfadiazin tersedia sebagai obat generik.[1]
Kegunaan
Dalam Medis
Obat ini digunakan untuk menghilangkan bakteri penyebab infeksi dengan menghentikan produksi asam folat di dalam sel bakteri, dan biasanya digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan luka bakar.
Kombinasi sulfadiazin dan pirimetamin dapat digunakan untuk mengobati toksoplasmosis, yakni penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii.
Kegunaan Lain
Sulfadiazin digunakan dalam penelitian tumbuhan untuk memilih dan memelihara sel yang dimanipulasi secara genetik.[7]
Mekanisme Kerja
Sulfadiazin bekerja dengan cara menghambat enzim dihidropteroat sintetase.
Efek Samping
Efek samping yang dilaporkan karena sulfadiazin termasuk mual, anoreksia, pusing, gangguan pencernaan, ruam dan demam.[3]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l "Sulfadiazine". The American Society of Health-System Pharmacists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 December 2016. Diakses tanggal 8 December 2016.
- ^ a b World Health Organization (2009). Stuart MC, Kouimtzi M, Hill SR, ed. WHO Model Formulary 2008. World Health Organization. hlm. 126, 205. hdl:10665/44053. ISBN 9789241547659.
- ^ a b c "Sulfadiazine", LiverTox: Clinical and Research Information on Drug-Induced Liver Injury, Bethesda (MD): National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, 2012, PMID 31643992, diakses tanggal 2021-12-27
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama pregnancy
- ^ "Drugs@FDA: FDA Approved Drug Products". www.accessdata.fda.gov. Diakses tanggal 11 November 2018.
- ^ World Health Organization (2019). World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019. Geneva: World Health Organization. hdl:10665/325771 . WHO/MVP/EMP/IAU/2019.06. License: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
- ^ Kobercová E, Srba M, Fischer L (March 2023). "Sulfadiazine and phosphinothricin selection systems optimised for the transformation of tobacco BY-2 cells". Plant Cell Reports. Springer Science and Business Media LLC. 42 (3): 535–548. doi:10.1007/s00299-022-02975-7. PMID 36609768 .
Link Eksternal
- "Sulfadiazine". Drug Information Portal. U.S. National Library of Medicine.