Stasiun Patuguran
Stasiun Patuguran (PAT) merupakan sebuah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Winduaji, Paguyangan, Brebes. Nama stasiun ini diambil dari dusun tempat stasiun itu berada. Dengan letaknya pada ketinggian +329 m dpl, stasiun yang lokasinya paling selatan di Kabupaten Brebes ini merupakan stasiun kereta api aktif yang terletak pada ketinggian tertinggi di Daerah Operasi V Purwokerto. Oleh karena topografi daerah yang terjal dan jalur berliku-liku, jalur segmen Kretek hingga Karangsari dijuluki "jalur maut" karena rawan kecelakaan. Awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Sejak pengoperasian jalur ganda segmen pertama Purwokerto–Patuguran per 9 September 2009[3][4] dan dilanjutkan dengan Patuguran–Kretek per 24 Maret 2011,[5] terdapat jalur 4 baru sebagai sepur belok, sehingga jumlah jalurnya menjadi empat. Jalur 3 eksisting dijadikan sepur lurus arah Prupuk. Dengan selesainya jalur ganda ini, tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi penyusulan antarkereta api. Terdapat pula menara air peninggalan zaman Hindia-Belanda tepat di selatan stasiun[6] Ke arah selatan stasiun ini, sebelum Stasiun Karangsari, terdapat Stasiun Legok, namun kini Stasiun Legok sudah tidak melayani persilangan atau penyusulan antarkereta api lagi dan hanya berfungsi sebagai pengontrol sinyal blok saja. Sejauh 200 m sebelah barat stasiun ini terletak Waduk Penjalin, suatu bendungan irigasi dan objek wisata. Di utara stasiun ini terletak wana wisata Alurjero. InsidenPada tanggal 2 April 2013, kereta api Fajar Utama Yogya yang ditarik lokomotif CC201 30 (CC201 78 02) anjlok di km 334+7 petak jalan antara Stasiun Patuguran dan Stasiun Karangsari (Banyumas). Kereta depan, K2 0 82 12 anjlok 1 as dan pada akibatnya, perjalanan kereta api dari Jakarta dialihkan melalui jalur kiri dari stasiun ini.[7] Pada tanggal 17 Juni 2016, sebelum angkutan Lebaran dimulai, tiga wesel di Stasiun Patuguran diganjal batu oleh orang tidak dikenal. Manajer Humas Daop V Kereta Api Indonesia menyatakan bahwa kejadian tersebut murni merupakan sabotase.[8] Galeri
Referensi
|