Sistem klasifikasi APG III
Sistem klasifikasi APG III merupakan sistem klasifikasi untuk tumbuhan berbunga yang dirilis pada bulan Oktober 2009 oleh Kelompok Filogeni Tumbuhan Berbunga (Angiosperm Phylogeny Group, APG) dalam berkala Botanical Journal of the Linnean Society enam tahun setelah pendahulunya, sistem klasifikasi APG II, terbit.[1][2][3] Pada bulan yang sama, para anggota Masyarakat Linnaeus (Linnean Society), organisasi internasional para pakar taksonomi, mengajukan klasifikasi filogenetik formal bagi semua Embryophyta (tumbuhan darat) untuk mendampingi sistem klasifikasi APG III.[4] Pengajuan ini dianggap mendesak karena para ahli botani dan fikologi (ilmu tentang alga) masih berdebat tentang posisi taksonomi sejumlah klad tumbuhan.
Pemerian
Sistem APG III menerima seluruh ordo yang dipaparkan pada sistem sebelumnya (sistem APG II) dan menambah 14 ordo baru. Ke-14 ordo baru yang diakui adalah
- Amborellales, Nymphaeales, Chloranthales, Petrosaviales, Trochodendrales, Buxales, Vitales, Zygophyllales, Picramniales, Huerteales, Berberidopsidales, Escalloniales, Bruniales, dan Paracryphiales.
Dalam sistem ini dihapuskan "suku dalam tanda kurung" (suku/familia yang disebutkan dalam tanda kurung sebagai suku alternatif) karena tidak populer penggunaannya. Sistem APG III mengakui 415 suku, berkurang 42 dari sistem sebelumnya. Empat puluh empat dari 55 "suku dalam tanda kurung" dihapuskan. Lebih jauh lagi, 18 suku juga tidak dipakai lagi.
Berikut adalah suku-suku "dalam tanda kurung" yang tidak dipakai lagi:
- Illiciaceae, Alliaceae, Agapanthaceae, Agavaceae, Aphyllanthaceae, Hesperocallidaceae, Hyacinthaceae, Laxmanniaceae, Ruscaceae, Themidaceae, Asphodelaceae, Hemerocallidaceae, Kingdoniaceae, Fumariaceae, Pteridophyllaceae, Didymelaceae, Tetracentraceae, Pterostemonaceae, Hypseocharitaceae, Francoaceae, Memecylaceae, Lepuropetalaceae, Rhoipteleaceae, Medusagynaceae, Quiinaceae, Malesherbiaceae, Turneraceae, Bretschneideraceae, Diegodendraceae, Cochlospermaceae, Peganaceae, Tetradiclidaceae, Nyssaceae, Ternstroemiaceae, Pellicieraceae, Aucubaceae, Donatiaceae, Lobeliaceae, Desfontainiaceae, Diervillaceae, Dipsacaceae, Linnaeaceae, Morinaceae, dan Valerianaceae.
Suku-suku yang tidak dilanjutkan lagi penggunaannya:
- Limnocharitaceae, Luzuriagaceae, Sparganiaceae, Ledocarpaceae, Heteropyxidaceae, Psiloxylaceae, Oliniaceae, Rhynchocalycaceae, Parnassiaceae, Maesaceae, Myrsinaceae, Theophrastaceae, Eremosynaceae, Polyosmaceae, Tribelaceae, Aralidiaceae, Mackinlayaceae, dan Melanophyllaceae.
Terdapat 20 suku baru, yang sebelumnya tidak ada dalam sistem sebelumnya, yang ditambahkan ke dalam sistem APG III; beberapa suku dipindahkan ke takson lain. Berikut adalah suku-suku yang ditambahkan:
- Petermanniaceae, Schoepfiaceae, Limeaceae, Lophiocarpaceae, Montiaceae, Talinaceae, Anacampserotaceae, Centroplacaceae, Calophyllaceae, Guamatelaceae, Gerrardinaceae, Dipentodontaceae, Capparidaceae, Cleomaceae, Cytinaceae, Mitrastemonaceae, Metteniusaceae, Linderniaceae, Thomandersiaceae, dan Quintiniaceae.
Dengan berbagai modifikasi yang dilakukan, tinggal 10 (dari sebelumnya 39) suku yang belum ditempatkan dalam suatu ordo tertentu (incertae sedis). Apodanthaceae dan Cynomoriaceae ditempatkan di bawah tumbuhan berbunga. Delapan suku sisanya ditempatkan ke dalam suatu kelompok tanpa dijelaskan termasuk ke dalam ordo apa. Mereka adalah Dasypogonaceae, Sabiaceae, Dilleniaceae, Icacinaceae, Metteniusaceae, Oncothecaceae, Vahliaceae, dan Boraginaceae.
Cakupan (circumscriptum) suku Icacinaceae tetap masih meragukan. Beberapa genus masih dipertahankan sementara di dalamnya, hingga kajian lebih lanjut dapat memutuskan posisi mereka yang terbaik.
Tiga genus: Gumillea, Nicobariodendron, dan Petenaea tidak ditempatkan di bawah satu kelompok apa pun (incertae sedis). Gumillea sudah diposisikan demikian sejak sistem APG II. Nicobariodendron dan Petenaea ditambahkan ke dalam sistem ini.
Referensi
Pranala luar
|
|