Sirop jagung fruktosa tinggi (SJFT), juga dikenal sebagai derawa glukosa-fruktosa atau isoglukosa,[1][2] adalah pemanis yang dibuat dari tepung jagung. Seperti dalam produksi sirop jagung konvensional, tepung pati terurai menjadi glukosa oleh enzim. Untuk membuat SJFT, sirup jagung selanjutnya diolah oleh glukosa isomerase guna mengubah sebagian glukosa menjadi fruktosa. SJFT pertama kali dipasarkan pada awal 1970-an oleh Clinton Corn Processing Company, bersama dengan Badan Sains dan Teknologi Industri Jepang, tempat enzim itu ditemukan pada tahun 1965.[3]
Sebagai bahan pemanis, SJFT sering dibandingkan dengan gula pasir, tetapi SJFT memiliki keunggulan yaitu: lebih mudah untuk ditangani dan lebih hemat biaya daripada gula pasir.[4] Label "SJFT 42" atau "SJFT 55" berarti mengandung 42% atau 55% komposisi fruktosa.[5] SJFT 42 terutama digunakan untuk makanan olahan dan sereal sarapan, sedangkan SJFT 55 kebanyakan digunakan untuk produksi minuman ringan.[5]
^White J. S. Sucrose, HFCS, and Fructose: History, Manufacture, Composition, Applications, and Production. Chapter 2 in J. M. Rippe (ed.), Fructose, High Fructose Corn Syrup, Sucrose and Health, Nutrition and Health. Springer Science+Business Media New York 2014. ISBN9781489980779.
^White, J. S. (2009). "Misconceptions about high-fructose corn syrup: Is it uniquely responsible for obesity, reactive dicarbonyl compounds, and advanced glycation endproducts?". Journal of Nutrition. 139 (6): 1219S–1227S. doi:10.3945/jn.108.097998. PMID19386820.