Selulosa bakteriSelulosa bakteri merupakan selulosa yang dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri, seperti galur Acetobacter yang banyak digunakan dalam industri makanan, seperti nata de coco.[1][2] Selulosa yang dihasilkan oleh bakteri penghasil selulosa ini dapat digunakan selayaknya seperti selulosa yang dihasilkan dari tanaman, namun memiliki karakteristik yang berbeda karena polimer yang dihasilkan.[1] Selulosa bakteri ini merupakan homopolimer dari molekul beta-D-1,4 Glukosa dengan ikatan beta-glikosidik.[2] KarakteristikSelulosa bakteri ini termasuk jenis selulosa tipe 1, selulosa yang terbentuk bersifat alami, tersusun secara pararel, metastabil, dan memiliki 2 subalomorf, yaitu 1-alpha yang dominan di algae dan bakteri dan 1-beta yang merupakan penyusun utama selulosa tumbuhan.[3][4] Selulosa bakteri ini memiliki diameter sekitar 2-20 nm dan panjang 100 - 40.000 nm.[4] Selulosa yang di hasilkan lebih kuat, lebih tipis, dan lebih ringan dibandingkan dengan selulosa yang berasal dari tumbuhan.[4] FungsiSelulosa bakteri dapat berfungsi sebagai penghubung untuk melakukan adhesi ke inang, seperti Rhizobium dan Agrobacterium.[2] Selain itu, selulosa juga berfungsi dalam proteksi terhadap gangguan kimia dan fisik, seperti sinar UV, seperti pada Acetobacter xylinum.[2] MekanismeBerikut ini merupakan mekanisme sederhana dari pembentukan selulosa bakteri, pertama glukosa di ubah menjadi glukosa-6-fosfat (G6P) dengan bantuan enzim glukokinase, kemudian G6P diubah menjadi glukosa-1-fosfat (G1P) dengan bantuan enzim phospoglucomutase dan di ubah kembali menjadi Uridine Diphospate (UDP) dengan enzim UDP Glucose phospolyrase dan terakhir diubah menjadi selulosa dengan bantuan enzim selulosa sintase [5] AplikasiSejumlah aplikasi selulosa bakteri pada kehidupan sehari-hari, antara lain:
Referensi
|