Seleksi yang merugikan adalah sebuah konsep dalam ilmu ekonomi, asuransi, dan manajemen risiko, yang menggambarkan situasi di mana partisipasi pasar dipengaruhi oleh informasi asimetris. Ketika pembeli dan penjual memiliki informasi yang berbeda, hal ini dikenal sebagai keadaan asimetris informasi. Para pedagang dengan informasi privat yang lebih baik tentang kualitas dari sebuah produk akan berpartisipasi secara selektif dalam perdagangan yang paling menguntungkan mereka, dengan mengorbankan pedagang lainnya.
Pihak dengan tanpa informasi khawatir tentang perdagangan yang tidak adil ("dicurangi"), yang terjadi ketika pihak yang memiliki semua informasi menggunakannya untuk keuntungan mereka. Ketakutan akan perdagangan yang dicurangi dapat mendorong pihak yang khawatir untuk menarik diri dari interaksi, membuat volume perdagangan di pasar semakin berkurang. Hal ini dapat menyebabkan efek knock-on dan penguraian pasar. Akibat lain dari potensi pasar runtuh ini adalah bahwa hal itu dapat mencegah entri pasar yang mengarahkan kepada margin tinggi tanpa entri tambahan.
Pembeli kadang-kadang memiliki informasi yang lebih baik tentang berapa banyak manfaat yang mereka dapat ambil dari sebuah layanan. Sebagai contoh, sebuah restoran swasaji all-you-can-eat yang menetapkan satu harga untuk semua pelanggan berisiko dirugikan karena dipilih oleh pelanggan dengan nafsu makan tinggi yang merupakan pelanggan yang paling tidak menguntungkan. Restoran ini tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah pelanggan memiliki nafsu makan tinggi atau rendah. Pelanggan adalah satu-satunya yang tahu jika mereka memiliki nafsu makan tinggi atau rendah. Dalam hal ini pelanggan dengan nafsu makan tinggi cenderung menggunakan informasi yang mereka miliki dan pergi ke restoran tersebut.
Dalam hal ini, penjual yang dirugikan akibat adverse selection dapat melindungi dirinya dengan mengamati pelanggan atau dengan mengidentifikasi sinyal nafsu makan yang kredibel.
Contoh dimana pembeli terdampak adverse selection ada di pasar keuangan. Sebuah perusahaan lebih mungkin untuk menawarkan saham ketika manajer secara pribadi tahu bahwa saat ini harga saham melebihi nilai dasar perusahaan. Investor yang tidak memiliki informasi secara rasional menginginkan premium untuk berpartisipasi dalam penawaran ekuitas. Sementara contoh ini dapat berfungsi sebagai contoh hipotetis yang baik dalam pembeli yang dirugikan dengan pilihan yang buruk (adversely selected against), dalam kenyataannya pasar dapat mengetahui bahwa manajer menjual saham (mungkin dalam laporan perusahaan yang wajib diberikan). Harga pasar saham kemudian akan mencerminkan informasi bahwa manajer melakukan penjualan saham.
Lihat juga
Referensi
- Macho-Stadler, Inés; Pérez-Castrillo, David (2001). An introduction to the economics of information: incentives and contracts. New York: Oxford University Press.
- Stigler, George J. (1961). "The Economics of Information". Journal of Political Economy. 69 (3): 213–225. doi:10.1086/258464. JSTOR 1829263.
Pranala luar