Sahari Besari
Mohammad Sahari Besari adalah guru besar legendaris dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang purna bakti sejak tahun 2003 setelah 42 tahun mengabdi secara total pada almamaternya. Beragam karya dengan spektrum luas telah dihasilkan beliau yang secara keseluruhan menggambarkan pencapaian prestasi beliau sebagai insan akademis di ITB. Dalam bidang kepakarannya yaitu Rekayasa Struktur, beliau telah secara aktif dan konsisten menyebarluaskan pengetahuannya kepada anak didiknya melalui perkuliahan, pembimbingan Sl, S2, dan S3, serta secara aktif memberikan kontribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuninya melalui berbagai karya penelitian yang telah dipublikasikan secara luas dalam berbagai jurnal dan pertemuan ilmiah, baik tingkat nasional maupun internasional. Riwayat PendidikanProf. Sahari Besari menyelesaikan pendidikan sarjananya di ITB pada tahun 1960, lalu melanjutkan pendidikannya di Cornell University, Ithaca New York dan meraih gelar Master of Science pada tahun 1962. Beliau kemudian meraih gelar Ph.D setelah merampungkan pendidikan doktoralnya pada tahun 1975 di University of Wisconsin, Madison, Amerika Serikat. Riwayat KarirSebagai seorang Staf Pengajar senior di lingkungan FTSP, beliau sampai saat ini masih tetap meluangkan waktunya yang berharga untuk berkontribusi dalam pengembangan FTSP ITB. Prof Sahari sangat berarti bagi ITB khususnya yang dirasakan melalui curahan tenaga, waktu, dan pemikiran ketika menjalankan tugas sebagai Pembantu Dekan I FTSP, Dekan FTSP, Ketua Senat Akademik, dan sebagainya, termasuk secara aktif terlibat dalam mempersiapkan ITB menjadi BHMN. Prof. Sahari Besari menjadi Dekan FTSP ITB dalam 2 periode berturut-turut, yaitu tahun 1989 -1993 dan tahun 1993 -1996. Beliau sempat menjadi Pembantu Dekan I FTSP ITB beberapa bulan, sebelum menjabat sebagai Dekan FTSP ITB. Beliau dikenal sebagai figur yang mempunyai disiplin yang tinggi dan konsisten dalam membagi waktunya, baik sebagai seorang insinyur, guru dan sekaligus sebagai pengelola fakultas yang penuh dengan tantangan. Dalam kesibukannya sebagai seorang Dekan pada saat itu, beliau masih dapat dengan baik melayani mahasiswa-mahasiswa di kelas, maupun dalam kesempatan-kesempatan tatap muka, yang merupakan hal yang sulit dilaksanakan mengingat kesibukannya sebagai seorang Dekan. Beliau mempunyai keinginan yang kuat untuk melihat Jurusan/Program Studi yang ada di lingkungan FTSP ITB untuk maju, dengan memberikan motivasi yang sangat mendorong pada setiap kesempatan. Latar belakang pengalaman beliau dalam mendarma baktikan ilmunya sebagai profesional sebelum menjadi Dekan FTSP, tampaknya telah memberikan wama tersendiri dalam pengelolaan fakultas, yang jauh dari kesan birokratis. Pendekatan yang bersifat terbuka dapat dikatakan mewama manajemen fakultas pada saat beliau menjadi Dekan FTSP. Beliau telah meletakkan dasar-dasar yang kuat dalam pengelolaan FTSP ITB secara lebih profesional. Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Dekan FTSP, Prof. Sahari Besari terlibat aktif dalam pengembangan ITB BHM, dan patut diakui bahwa ide serta pemikirannya telah mewarnai ITB saat ini. TestimoniDirektur Utama BUMN PT. Indah Karya (Persero) Ir. Muhammad Sapri Pamulu, M.Eng., Ph.D. sangat berterima kasih kepada beliau yang telah menjadi pembimbing eksternal dalam tugas akhir dalam bidang rekayasa struktur terutama plat dan cangkang yaitu design menara air conical shell. Prof Sahari Besari meluangkan waktu dan membimbingnya langsung padahal ketika itu beliau menjabat sebagai Dekan FTSP periode kedua dan juga mewajibkan untuk sitting pada mata kuliah struktur yang beliau ampuh dan juga mewajibkan membaca buku-buku rujukan terkait dengan memberi akses ke Perpustakaan ITB. Ketika bekerja di Wiratman, Sapri baru menyadari bahwa bosnya Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata adalah bimbingan Prof. Sahari juga ketika mengambil doktornya di ITB. Ini dicerita ulang oleh beliau ketika Prof. Wiratman disemayamkan di Aula Barat ITB pada bulan April tahun 2017 lalu. Prof. Sahari yang promotornya hanya beda usia sekitar dua tahun dengan Prof. Wiratman. Pranala Luar |