Saalah Yusuf Sutan Mangkuto, sering ditulis S.Y. Sutan Mangkuto, (1901–1974) adalah organisiator dan aktivis Muhammadiyah. Ia merupakan pendiri cabang Muhammadiyah di Padang Panjang pada 1926 dan pernah menjadi Ketua Pimpinan Muhammadiyah Sumatra Tengah periode 1949–1956.
Lahir di Pitalah pada 1901, Saalah bergabung dengan Muhammadiyah sejak usia muda. Sebelum terjun dalam gerakan Muhammadiyah, ia pernah bekerja sebagai pengacara dan penasihat politik.
Setelah kemerdekaan, ia aktif dalam politik. Ia merupakan pemimpin Peristiwa Tiga Maret pada 1947 dan terpilih sebagai anggota DPR hasil pemilu 1955. Namun, kiprahnya tak terdengar lagi setelah ia mendukung Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada 1958.
Kehidupan awal
Saalah Yusuf Sutan Mangkuto lahir di Nagari Pitalah, Tanah Datar pada 1901. Ia adalah putra pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah. Ia menamatkan pendidikan formalnya pada 1917, tapi masih melanjutkan belajar agama.
Kiprah
Pergerakan
Ketika Abdul Muis mulai menerbitkan surat kabar di Padang pada 1923, Saalah pergi bekerja untuknya sebagai penasihat politik. Setelah pengusiran Abdul Muis dari Minangkabau pada 1924, Saalah kembali ke Pitalah dan mendirikan Perkumpulan Tani sebagai organisasi yang menyatukan penghulu dan fungsionaris adat. Namun, usahanya gagal dan ia memutuskan pindah ke Padang Panjang.
Pada 1925, bersama temannya Datuk Sati dari Batipuh, ia pergi ke Pulau Jawa. Setelah menemui Agus Salim di Batavia, Saalah melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta pada Agustus untuk menghadiri Kongres Al-Islam. Sejak itulah hatinya mulai tertarik menekuni pergerakan Islam. Dari perkenalannnya dengan Fachruddin, ia mulai mempelajari Muhammadiyah.
Saalah kembali ke Padangpanjang pada awal 1926. Pada 2 Juni 1926, ia mendirikan cabang Muhammadiyah di sana. Ia mengetuai cabang tersebut hingga 1930. Setelah itu, ia dipercayakan menjadi Ketua Majelis Pimpinan Muhammadiyah Sumatra Tengah.
Pasca-kemerdekaan
Setelah proklamasi kemerdekaan, ia sempat ditunjuk pemerintah sebagai Bupati Solok (1946–1947). Pada Maret 1947, Saalah memimpin upaya pemberontakan yang gagal yang dikenal sebagai Peristiwa Tiga Maret. Setelah peristiwa tersebut, Mr. Rasjid mengangkatnya sebagai Bupati Militer Lima Puluh Kota (1949)[10] sebagai bentuk pendekatan pemerintah terhadap kelompok Islam.
Sewaktu terjadinya Mosi Tan Tuah yang berujung pemindahan Gubernur Nasroen dari Sumatra Tengah pada 1 Agustus 1950, Saalah duduk di Dewan Pemerintahan Sumatra Tengah. Dewan tersebut mengisi kekosongan kepemimpinan Sumatra Tengah.
Pada 1951, Saalah tergabung dalam panitia pembentukan Balai Perguruan Tinggi Hukum Pancasila di Padang (cikal bakal Universitas Andalas). Pada 1953, ia juga menjadi anggota panitia pembentukan Perguruan Islam Tinggi Sumatra Tengah (atau Universitas Islam Darul Hikmah) di Bukittinggi.
Dalam pemilu 1955, Saalah terpilih sebagai anggota DPR mewakili Sumatra Tengah. Namun, setelah terjadinya pergolakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada 1958, kiprahnya tak terdengar lagi. Saalah diketahui merupakan pendukung PRRI.
Meninggal dunia
Saalah meninggal dunia di Jakarta pada Februari 1974.
Catatan kaki
- Rujukan
- ^ "Sejarah". Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota. Diakses tanggal 28 Juli 2020.
- Daftar pustaka
Pranala luar