STS-26 adalah misi ke-26 dalam program Pesawat Ulang AlikNASA dan penerbangan ketujuh untuk Pesawat Ulang Alik Discovery. Misi ini diluncurkan dari Kennedy Space Center, Florida pada 29 September 1988 dan mendarat empat hari kemudian pada 3 Oktober. STS-26 dinyatakan sebagai misi "Return to Flight," menjadi misi pertama setelah kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger pada 28 Januari 1986. STS-26 adalah misi pertama sejak STS-9 dengan menggunakan sistem penomoran STS asli, misi pertama yang mengharuskan semua awaknya mengenakan pakaian bertekanan saat peluncuran dan pendaratan sejak STS-4, dan misi pertama dengan kapasitas "bailout" sejak STS-4. STS-26 juga merupakan misi dengan semua awak veteran pertama sejak misi Apollo 11, artinya semua awaknya telah terbang setidaknya satu misi sebelum misi ini.
Daftar awak yang ditugaskan untuk STS-26 diambil dari awak misi STS-61-F, yang rencananya akan meluncurkan wahana antariksa nirawak Ulysses menggunakan pengorbit Challenger pada tahun 1986. Ulysses akhirnya diluncurkan pada misi STS-41. Hauck, Lounge, dan Hilmers ditugaskan untuk penerbangan itu, dengan Roy D. Bridges, Jr sebagai pilot. Bridges tidak pernah terbang lagi setelah bencana Challenger, tetapi akhirnya ditugaskan menjadi direktur Pusat Penelitian Langley .
Covey adalah operator CAPCOM dalam peluncuran STS-51-L yang mengucapkan, "Challenger, go at throttle up", tak lama sebelum pengorbit itu mengalami disintegrasi di udara. Ia juga rencananya menjadi operator CAPCOM untuk misi STS-61-F yang dibatalkan.
Ringkasan misi
Pesawat Ulang Alik Discovery meluncur dari Pad B, Launch Complex 39, Kennedy Space Center, pukul 11:37 a.m. EDT pada tanggal 29 September 1988, 975 hari setelah bencana Challenger. Peluncuran tertunda selama satu jam dan 38 menit karena halangan berupa angin dan perlunya mengganti sekering dalam sistem pendingin pakaian penerbangan dua awak. Pakaian penerbangan kemudian berhasil diperbaiki dan kondisi angin dinyatakan kembali bersahabat. Pada T-1:30, peluncuran diusulkan ditunda pada T-0:31 karena masalah pada tekanan udara kabin. Dengan cepat, ditemukan bahwa tekanan kabin telah sedikit meningkat akibat aktivasi sistem oksigen dalam pakaian penerbangan awak dan peluncuran dilakukan tanpa penundaan lebih lanjut. Semua awak misi merupakan astronaut veteran, termasuk Komandan Frederick H. "Rick" Hauck, Pilot Richard O. Covey, dan Spesialis Misi John M. "Mike" Lounge, George D. "Pinky" Nelson dan David C. Hilmers.
Muatan utama pada misi STS-26, sebuah satelit Tracking and Data Relay Satellite (TDRS), berhasil dilepaskan dari pengorbit dan 11 eksperimen di geladak tengah berhasil dilakukan. Pengorbit hanya mengalami kerusakan kecil pada Sistem Perlindungan Termal. Penguat roket padat yang didesain ulang pasca-Challenger menunjukkan tanda-tanda kebocoran atau panas berlebih pada sambungan manapun.
Dua masalah kecil terjadi selama penerbangan. Setelah peluncuran, Sistem Evaporator Flash untuk mendinginkan pengorbit gagal dan dimatikan, meningkatkan suhu kabin awak menjadi sekitar 87 °F (31 °C). Masalah tersebut berhasil diselesaikan pada Hari Penerbangan 4 dan menghasilkan suhu yang lebih dingin. Sebuah antena K u-band untuk komunikasi dioperasikan pada Hari Penerbangan 2, namun gagal untuk merespons dengan baik dan harus disimpan untuk sisa durasi misi.
Dalam misi STS-26, Discovery menjadi wahana antariksa pertama yang terbang di luar angkasa dengan dilengkapi VCU (Voice Control Unit), sebuah komputer yang mampu mengenali dan merespons ucapan manusia. VCU diciptakan oleh SCI Systems di Huntsville, Alabama, dan didasarkan pada teknologi yang memiliki lisensi dari perusahaan Votan. Sistem pengenalan suara ini mengendalikan kamera dan monitor yang digunakan oleh awak untuk memantau lengan robotik Canadarm yang terpasang di ruang kargo. Karena masih bersifat eksperimental, sistem ini tidak digunakan untuk operasi kritis. Masalah awal menyebabkan hampir semua tes untuk teknologi ini terhenti ketika templat suara yang dibuat sebelum lepas landas ditemukan memiliki keakuratan kurang dari 60% untuk satu awak dan kurang dari 40% untuk lainnya. Masalah ini diperbaiki dengan mengatur ulang templat. Teknologi diuji ulang dan beroperasi dengan tingkat keberhasilan lebih dari 96%. Setelah kejadi itu, disimpulkan bahwa kondisi tanpa gravitasi menyebabkan perubahan mendasar dalam suara manusia, menyebabkan templat yang dibuat sebelum lepas landas benar-benar tidak berguna.
Selain melakukan berbagai percobaan misi, awak misi berlatih mengenakan pakaian penerbangan "peluncuran-dan-reentry" parsial yang baru, serta mempraktikkan pelepasan dan pemasangan sistem penyelamatan awak baru. Pada 2 Oktober, sehari sebelum misi berakhir, lima orang awak mengenang kembali tujuh anggota awak yang hilang dalam bencana Challenger.
Discovery mendarat di Runway 17, Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California, pukul 12:37 pm EDT pada 3 Oktober 1988, setelah misi berdurasi sekitar 4 hari dan 1 jam. Komunikator Kapsul Blaine Hammond Jr menyambut awak dan mengatakan itu bahwa pendaratan tersebut merupakan "akhir yang baik untuk awal yang baru."
Muatan dan percobaan
Muatan utama
Tracking and Data Relay Satellite-3 milik NASA (TDRS-3) yang terpasang pada Inertial Upper Stage (IUS), menjadi TDRS kedua yang berhasil diluncurkan. Setelah dilepaskan dari pengorbit, IUS mendorong satelit ke orbit geosinkron.
Muatan sekunder
Physical Vapor Transport of Organic Solids (PVTOS)
Two Shuttle Student Involvement Program (SSIP) experiments
Voice Control Unit test and evaluation (VCU)
Kerusakan pada perlindungan termal
Discovery mengalami kerusakan parah pada ubin pelindung termal di area bawah sayap. Analisis pasca penerbangan menunjukkan bahwa gabus isolasi sepanjang 12 inci selama peluncuran adalah penyebabnya. Puing-puing itu berasal dari joint field depan di SRB kanan. Kerusakannya sedemikian rupa sehingga selama proses penetrasi atmosfer, ubin perlindungan termal terkikis hampir sepenuhnya.[1] Rangkaian peristiwa serupa yang pada akhirnya menyebabkan hilangnya Columbia lima belas tahun kemudian.
Panggilan bangun
NASA memulai tradisi lama membangunkan astronaut dengan musik sejak misi Apollo 15.[2] Setiap lagu dipilih secara khusus, sering kali oleh keluarga astronaut, dan biasanya memiliki makna khusus bagi seorang awak atau kegiatan sehari-hari mereka. Kathryn Sullivan memilih musik pembangun untuk STS-26, termasuk kontribusi dari Robin Williams yang memberikan pastiche Good Morning-nya, salam radio Vietnam.[3]