Lembaga ini dapat menjejaki asal-usulnya pada 1931 saat SS membentuk SS-Amt untuk menjalani sebagai Staff Markas SS untuk mengawasi berbagai macam unit Jendral SS. Pada 1933, setelah NSDAP berkuasa, SS-Amt berganti nama menjadi SS-Oberführerbereichen dan ditempatkan dalam komando seluruh unit SS dalam naungan Nazi Jerman.
Agensi ini kemudian berganti menjadi SS-HA pada 30 Januari, 1935. Organisasi ini mengawasi Allgemeine SS, Kamp konsentrasi Nazi, SS-Verfugungstruppe (bahasa Indonesia: Pasukan Tujuan-khusus) dan Grenzschutz (bahasa Indonesia: Regimen Kontrol Perbatasan).[1]
Pada akhir dekade 1930an, kekuatan SS-HA meneruskan perkembangannya menjadi biro terbesar dan terkuat pada Schutzstaffel, mengelola hampir seluruh aspek organisasi paramiliter. Tak lama sebelum meletus nya Perang Dunia II di Eropa, SS-Verfugungstruppe meluas terus-menerus sampai terbentuknya Waffen-SS. Pada saat ini, biro SS-HA tidak lagi meng-administrasikan seluruh organisasi SS. Sebagai hasilnya, SS-HA telah diperkecil, memberikan seluruh kekuatan pra-perangnya kepada SS-Fuhrungshauptamt (bahasa Indonesia: Biro Ketua Utama SS) dan biro-biro utamanya kepada Allgemeine SS
Organisasi
Pada 1940 SS-Hauptampt menyisakan tanggung jawabnya untuk administratif SS dalam hal-hal seperti peng-alokasian tenaga kerja, suplai, transfer personel, dan promosi. SS-HA mempunyai 11 departemen.[2]
Amt Zentralamt (bahasa Indonesia: biro sentral)
Amt Leitender Ärzt beim Chef SS-HA (bahasa Indonesia: Kepala Badan Kesehatan)
Amt Verwaltung (bahasa Indonesia: Administrasi)
Amt Ergänzungsamt der Waffen-SS (bahasa Indonesia: Bala-bantuan Waffen-SS)
Amt Erfassungsamt (bahasa Indonesia: Pengambil-alihan)
Amt für Weltanschauliche Erziehung (bahasa Indonesia: Pelatihan ideologikal)
Amt für Leibeserziehhung (bahasa Indonesia: Pelatihan fisik)
Amt für Berufserziehung (bahasa Indonesia: Pelatihan pemasaran)
Amt Germanische Leitstelle (bahasa Indonesia: Peng-kontrolan Jermanik)
Amt Germanische Ergänzung (bahasa Indonesia: Perekrutan Jermanik)
Amt Germanische Erziehung (bahasa Indonesia: Pendidikan Jermanik)
Pasca-Perang
Setelah perang dunia, anggota SS-Hauptamt diadili sebagai kriminal perang karena mereka mempertahankan, untuk cabang-cabang lain pada SS.