Revisionisme sejarahDalam historiografi, istilah revisionaisme sejarah mengidentifikasikan re-interpretasi catatan sejarah. Biasanya, revisionisme sejarah menantang pandangan ortodoks yang dipegang oleh para cendekiawan profesional tentang sebuah peristiwa sejarah, atau memperkenalkan bukti baru, atau berisi motivasi dan keputusan dari orang-orang yang terlibat. Revisi catatan sejarah merefleksikan penemuan-penemuan fakta, bukti, dan interpretasi baru, yang menghasilkan sebuah sejarah yang direvisi. Dalam kasus dramatis, revisionisme melibatkan pembongkaran nilai-nilai moral lama dari para pahlawan dan musuh. Versi yang direvisiAbad KegelapanKarena teks-teks non-Latin, seperti saga-saga Norse, Gaelik dan Wales telah dianalisis dan ditambahkan kepada kanon pengetahuan tentang periode tersebut dan bukti arkeologi lebih banyak mendatangkan pencerahan, periode yang dikenal sebagai Abad Kegelapan telah menjadi titik dimana beberapa sejarawan tidak lagi meyakini bahwa istilah tersebut layak digunakan. Selain itu, istilah "Kegelapan" kurang diimplikasikan kepada budaya dan hukum, melainkan lebih kepada kurangnya beberapa teks sumber di daratan utama Eropa. Beberapa sarjana modern yang mempelajari era tersebut menghindari sitilah tersebut karena berkonotasi negatif, menganggapnya salah kaprah dan tidak akurat bagi bagian manapun dari Abad Pertengahan.[1][2] FeodalismeKonsep feodalisme telah dipertanyakan. Para sarjana revisionis yang dipimpin oleh sejarawan Elizabeth A. R. Brown menyangkal istilah tersebut. Lihat pulaCatatan
|