Penggunaan kata "rasisme" menjadi lebih tersebar luas setelah tahun 1936, meskipun istilah "kebencian ras" sudah terlebih dahulu digunakan pada akhir tahun 1920-an oleh ahli sosiologi Frederick Hertz. Berbagai undang-undang disahkan pada tahun 1960-an yang mengandung larangan segregasi ras.[6]
Tingkatan perilaku rasis telah menurun pada beberapa dekade terakhir, meskipun kelemahan struktural masih ada dan insiden kebencian terus berlanjut. Studi-studi yang dipublikasikan pada tahun 2014 dan 2015 menunjukkan perilaku rasis sedang dalam masa peningkatan di Britania Raya, dengan lebih dari sepertiga responden merasa mereka dipandang buruk berdasarkan ras.[7] Namun, berdasarkan survei Uni Eropa tahun 2019, prevalensi dugaan pelecehan rasial terhadap individu keturunan Afrika di Britania Raya termasuk yang terendah kedua di antara 12 negara-negara Eropa Barat yang disurvei.[8]
^Rzepnikowska, Alina (2019). "Racism and xenophobia experienced by Polish migrants in the UK before and after Brexit vote". Journal of Ethnic and Migration Studies. 45: 61–77. doi:10.1080/1369183X.2018.1451308.
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama :1
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama :2