Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Rangda

Rangda dalam tari Barong.
Ogoh-ogoh Rangda di bandara Ngurah Rai Airport, Bali (2016)

Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik. Selain ratu dari para leak, Rangda dianggap sebagai perwujudan dari Dewi Durga.

Etimologi

Figur rangda dalam patung di muka sebuah pura kecil. Foto koleksi Tropenmuseum, Belanda.

Menurut etimologi, kata Rangda yang dikenal di Bali berasal dari Bahasa Jawa Kuno yaitu dari kata randa (bahasa Jawa: rondo) yang berarti janda.[1] Rangda adalah sebutan janda dari golongan Triwangsa, yaitu: waisya, kesatria, dan brahmana. Sedangkan dari golongan Sudra, janda disebut Balu. Maka kata Rangda merupakan padanan dari kata Balu dalam bahasa Bali Alus (laras bahasa sopan).

Perkembangan selanjutnya, istilah Rangda untuk janda makin jarang digunakan karena menimbulkan kesan kurang baik, mengacu kepada wujud Rangda yang seram (bahasa Bali: aéng) dan menakutkan, serta identik dengan orang yang mempunyai ilmu kiri (pengiwa). Hal ini terutama kita dapatkan dalam pertunjukan-pertunjukan cerita rakyat. Dengan kata lain, ada kesan rasa takut, tersinggung dan malu bila dikatakan bisa neluh nerangjana (menjadi leak atau ngeleak). Pengertian di atas lebih banyak diilhami cerita-cerita rakyat yang di dalamnya terdapat unsur Rangda. Cerita yang paling besar pengaruhnya adalah Calonarang.

Mitos

Sebuah patung Rangda disebuah candi.

Kemungkinan besar, mitos Rangda berasal dari ratu Mahendradatta yang hidup di pulau Jawa pada abad ke-11. Ia diasingkan oleh raja Dharmodayana karena dituduh melakukan perbuatan sihir terhadap permaisuri kedua raja tersebut. Menurut legenda, ia membalas dendam dengan membunuh setengah kerajaan tersebut melalui wabah penyakit. Kerajaan tersebut kemudian menjadi miliknya serta milik putra Dharmodayana, Erlangga. Kemudian, ia digantikan oleh seseorang yang bijak.

Rangda sangatlah penting bagi mitologi Bali. Pertempurannya melawan Barong atau melawan Erlangga sering ditampilkan dalam sendratari. Sendratari ini sangat populer dan merupakan warisan penting dalam tradisi Bali. Rangda digambarkan sebagai seorang wanita dengan rambut panjang yang acak-acakan serta memiliki kuku-kuku panjang, lidah yang menjulur panjang, dan payudara yang panjang. Wajahnya menakutkan dan memiliki taring-taring yang panjang dan tajam.

Wujud

Mengidentifikasi jenis-jenis Rangda yang berkembang di Bali amat sulit. Hal ini mengingat wujud Rangda pada umumnya adalah sama. Dalam cerita Calonarang ada wujud Rangda yang lain seperti Rarung dan Celuluk, tetapi itu adalah antek-antek dari Calonarang dan kedudukannya lebih banyak dalam cerita-cerita, bukan disakralkan. Berdasarkan bentuk mukanya (prerai), Rangda dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:

  • Nyinga

Apabila bentuk muka Rangda itu menyerupai singa dan sedikit menonjol ke depan (munju). Sifat dari Rangda ini adalah galak dan buas.

  • Nyelema

Apabila bentuk muka Rangda itu menyerupai wajah manusia dan sedikit melebar (lumbeng). Bentuk Rangda seperti ini, menunjukkan sifat yang berwibawa dan angker.

  • Raksasa

Apabila bentuk muka Rangda ini menyerupai wujud raksasa seperti yang umum kita lihat Rangda pada umumnya. Biasanya Rangda ini menyeramkan.

Referensi

  1. ^ L. Mardiwarsito, 1986:463.

Pranala luar

Lihat pula

Kembali kehalaman sebelumnya