Ralph Waldo Emerson (25 Mei 1803 – 27 April 1882) adalah esais Amerika Serikat, dosen, dan penyair pemimpin gerakan transendentalisme pada pertengahan abad ke-19. Ia dikenal sebagai penganjur individualisme, dan menyebarkan pemikiran-pemikirannya melalui lusinan esai dan lebih dari 1.500 ceramah umum di Amerika Serikat.
Emerson secara bertahap beralih dari keyakinan agama dan sosial tokoh sezamannya, dan merumuskan serta mengekspresikan filsafattransendentalisme esai berjudul Nature yang diterbitkan pada tahun 1836 esainya. Setelah itu, ceramah berjudulThe American Scholar disampaikannya pada tahun 1837. Ceramah tersebut dinilai Oliver Wendell Holmes, Sr. sebagai "Deklarasi Kemerdekaan Intelektual" Amerika.[1]
Emerson menulis sebagian besar esai-esai pentingnya sebagai ceramah dan merevisinya untuk dicetak. Dua koleksi esai pertamanya, Essays: First Series dan Essays: Second Series diterbitkan berturut-turut pada tahun 1841 dan 1844, mencerminkan inti pemikirannya, dan di dalamnya terdapat esai-esai terkenal seperti: Self-Reliance, The Over-Soul, Circles, The Poet, dan Experience. Bersama-sama dengan Nature, esai-esai tersebut ditulisnya dari dekade 1830-an hingga 1840-an yang merupakan periode produktif Emerson.
Emerson menulis berbagai subyek, tidak pernah berpegang pada satu ajaran filsafat tertentu, namun mengembangkan ide-ide seperti individualitas, kebebasan, kemampuan umat manusia untuk menyadari hampir segala sesuatu, dan hubungan antara jiwa dan dunia sekelilingnya. "Alam" menurut Emerson lebih filosofis daripada naturalistik, "Dipandang dari filsafat, alam semesta terdiri dari Alam dan Jiwa."
Pemikirannya sangat memengaruhi pemikir, penulis, dan penyair lain. Ketika diminta untuk meringkas karya-karyanya, ia mengatakan bahwa doktrin utamanya adalah "keadaan tak terbatas dari manusia bebas". Emerson juga dikenal sebagai mentor dan sahabat dari sesama tokoh transendentalis Henry David Thoreau.
Masa kecil, keluarga, dan pendidikan
Emerson dilahirkan di Boston, Massachusetts, 25 Mei 1803,[2] sebagai putra dari Ruth Haskins dan Pdt. William Emerson dari Unitarianisme. Ia diberi nama Ralph, mengikuti nama saudara laki-laki ibunya, dan Waldo dari nama nenek buyut pihak ayah, Rebecca Waldo.[3] Ralph Waldo adalah putra kedua dari lima bersaudara yang selamat hidup hingga dewasa, dan semuanya laki-laki: William, Edward, Robert Bulkeley, dan Charles.[4] Tiga saudara sekandung lainnya, Phebe, John Clarke, dan Mary Caroline–semuanya meninggal ketika masih kecil.[4]
Ayahnya meninggal dunia akibat kanker perut, 12 Mei 1811, kurang dari dua minggu sebelum Ralph Waldo Emerson berulang tahun yang kedelapan.[5] Emerson lalu dibesarkan oleh ibunya dengan bantuan wanita lain dalam keluarga, terutama bibi Mary Moody Emerson yang memberi pengaruh mendalam pada dirinya.[6] Bibinya itu kadang-kadang datang untuk tinggal bersama keluarga Emerson, dan tetap memelihara hubungan melalui korespondesi tetap hingga meninggal dunia pada tahun 1863.[7]
Sekolah formal Emerson dimulai ketika berusia 8 tahun di Boston Latin School, tahun 1812.[8] Pada Oktober 1817, Emerson yang sudah berusia 14 tahun melanjutkan ke Harvard College, dan ditunjuk sebagai kurir mahasiswa tingkat satu untuk rektor, mengharuskannya mencari mahasiswa nakal dan memberitahukannya kepada staf pengajar.[9] Di tengah-tengah masa perkuliahan tahun ketiga, Emerson mulai membuat daftar buku-buku yang sudah dibacanya, dan memulai sebuah jurnal dalam serangkaian buku catatan yang nantinya disebut "Wide World".[10] Ia bekerja di luar kampus untuk menutupi pengeluaran kuliah, termasuk sebagai pelayan di Junior Commons, dan sebagai guru tidak tetap untuk seorang pamannya yang bernama Samuel di Waltham, Massachusetts.[11] Pada tahun keempat kuliahnya di universitas, Emerson memutuskan untuk memakai nama tengahnya, Waldo.[12] Di kampus, Emerson bertindak sebagai Penyair Kelas, sebagaimana tradisi di Harvard, ia mempersembahkan sebuah puisi asli yang ditulisnya pada Harvard's Class Day, sebulan sebelum resmi dinyatakan lulus, 29 Agustus 1821, ketika usianya baru 18 tahun.[13] Sebagai mahasiswa, ia tidak menonjol, dan prestasinya ketika lulus berada persis di tengah-tengah, di antara 59 teman sekelasnya.[14]
Menurunnya kondisi kesehatan dirinya pada tahun 1826 membuat Emerson bepergian mencari tempat beriklim hangat. Kota pertama yang dikunjunginya adalah Charleston, South Carolina, tapi udara di tempat itu masih terlalu dingin.[15] Ia kemudian pergi makin ke selatan, ke St. Augustine, Florida, tempatnya bisa berjalan-jalan menyusuri pantai, dan mulai menulis puisi. Ketika berada di St. Augustine, ia berkenalan dengan Pangeran Achille Murat. Murat adalah keponakan Napoleon Bonaparte, usianya hanya dua tahun lebih tua dari Emerson. Keduanya menjadi teman sangat akrab. Bersama Murat, Emerson sering berbincang-bincang soal agama, masyarakat, filsafat, dan pemerintah. Ia menganggap Murat sebagai tokoh penting dalam pendidikan intelektualnya.[16]
Ketika berada di St. Augustine, Emerson mendapat pengalaman pertamanya tentang perbudakan. Pada suatu waktu, ketika ia sedang menghadiri rapat Lembaga Alkitab, di halaman berlangsung lelang budak. Ia menulis, "Sebelah telingaku mendengar kabar suka cita, sementara sebelah lagi dihibur dengan 'Ayo, Tuan-Tuan, ayo'!"[17]
Myerson, Joel, Petrolionus, Sandra Herbert, Walls, Laura Dassaw, eds. (2010). The Oxford Handbook of Transcendentalism. New York: Oxford University Press. ISBN0-19-533103-6.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)