Putri Irene Emma Elisabeth dari Belanda, Putri dari Oranye-Nassau, Putri dari Lippe-Biesterfeld (lahir 5 Agustus 1939) adalah anak kedua Ratu Juliana dari Belanda dan Pangeran Bernhard. Ia adalah sosok yang sering muncul pada berita utama. Pertama tentang keluarganya yang pindah ke Inggris (lalu ke Kanada) saat Perang Dunia II dan keputusannya saat mengubah keyakinan menjadi seorang Katolik lalu menikahi putra sulung seseorang yang mengaku berhak atas takhta Spanyol menyebabkan krisis antara keluarga kerajaan dan pemerintah. Ia juga dikenal sebagai aktivis lingkungan.
Putri Irene secara tradisional berada di urutan ke 11 dalam garis suksesi tahta Belanda, persis setelah putri Pangeran Friso, Countess Zaria. Namun karena pernikahannya dengan Carlos Hugo, Adipati Parma yang beragama Katolik, Putri Irene harus kehilangan haknya sebagai salah satu Pewaris takhta Kerajaan Belanda. Dia juga dikenal sebagai The Duchess Mother dengan menjadi orang tua Pangeran Carlos yang merupakan kepala House of Bourbon-Parma saat ini.
Masa kecil dan keluarga
Putri Irene lahir di Istana Soestdijk. Pada saat kelahirannya, perang mulai pecah, karena orang tuanya menginginkan solusi damai, mereka memilih nama Irene yang diambil dari nama Dewi perdamaian Yunani.[1][2] Ia memiliki tiga saudara, kakaknya adalah mantan ratu Belanda, Beatrix dan adiknya adalah Putri Margriet dan Putri Christina.[3][4]
Karena Nazi Jerman melakukan invasi ke Belanda selama Perang Dunia II, keluarga kerajaan Belanda pindah ke Inggris. Putri Irene belum genap berusia satu tahun saat meninggalkan Belanda. Saat meninggalkan Belanda iring-iringan yang membawanya ke pelabuhan diserang oleh pasukan udara Jerman, lalu sebuah bom meledak 200 meter dari mereka. Putri Irene diletakkan di tempat kedap udara untuk menghindari gas kimia yang mungkin muncul.[5][6][7] Ia dibaptis di kapel kerajaan di Istana Buckingham, London dan istri dari dari Raja George VI, Ratu Elizabeth menjadi salah satu orang tua baptisnya.
Ratu Juliana dan anak-anaknya lalu kembali pindah ke Ottawa, Kanada saat Jerman melancarkan serangan ke Inggris. Disinilah adiknya, Putri Margriet lahir. Disini pula Putri Irene bersekolah di Rockcliffe Park Public School.[2][3][6][8] Sebagai remaja, ia disebut oleh kalangan pers Belanda dengan julukan "Putri Glamour dari Belanda." Saat perang, ada satuan pasukan di Belanda yang bernama Brigade Putri Irene (yang ikut berjuang bersama sekutu). Pasukan ini lalu berubah nama setelah perang menjadi Resimen Putri Irene.[9]
Ia pernah dihadiahi mobil sport (balap) oleh ayahnya, Pangeran Bernhard. Hal ini membuatnya sangat senang. Namun ternyata mobil tersebut hanya memiliki penampilan mobil balap dan mesin mobil tersebut ternyata sama seperti mesin mobil pada umumnya. Ia lalu berniat untuk mengubahnya menjadi mobil balap asli, tetapi Pangeran Bernhard tidak mengizinkannya.[10]