Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Pura Pengukur-ukuran


Pura Pengukur-ukuran adalah tempat ibadah agama Hindu, di Indonesia yang ada di Dusun Sawagunung, Desa Pejeng Kelod, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali. Di Bali mayoritas penduduknya beragama Hindu, dan seperti pada umumnya pura yang ada di sana, Pura Pengukur-ukuran mempunyai tiga halaman utama. Ada halaman luar, halaman tengah dan halaman dalam.[1]

Etimologi

Kata 'Pura', aslinya berasal dari akhiran bahasa Sanskerta yang memiliki arti gerbang. Seperti Pura Pengukur-ukuran ini berarti Gerbang Pengukur-ukuran. Semakin berkembangnya penyebutan, akhirnya di Pulau Bali iisilah pura ini menjadi sangat khusus. Sebagai tempat ibadahnya untuk umat Hindu, yang ada di Bali.

Tata letak

Pura Pengukur-ukuran letaknya berada di lembah yang cukup curam, karena terbentuk dari sungai Pakerisan yang membelah menjadi dua sisi tebing. Tebing barat dan tebing timur, dan Pura Pengukur-ukuran ini menghadapnya ke Tenggara. Yang menarik dari Pura Pengukur-ukuran ini adalah, pada bagian sisi-sisi tebingnya terdapat canti, ceruk maupun relief yang menggambarkan kisah. Misalnya di sisi tebing sebelah barat, ada candi dan ceruk pertapaan yang dipahatkan pada dinding. Di sebelah timur ada relief bergaya seni Jawa Timuran. Di Sebelah utara ada gambar seorang tokoh menghadap ke selatan, yang membawa senjata menyerupai keris dan dibagian selatan ada anak tangga yang menuju ke atas. Struktur Pura Pengukur-ukuran, mempunyai konsep persegi panjang, yang semakin mengecil ke bagian dalamnya. Sementara dari arah tenggara ke arah barat laut dibatasi dengan, tembok penyengker. Pada masing-masing pintu Pura Pengukur-ukuran ada pintu masuk, dengan bentuk candi bentar. Ketiga halaman yang dimiliki Pura Pengukur-ukuran adalah:[1]

Halaman luar

Untuk menuju halaman luar Pura Pengukur-ukuran, kita harus naik tangga yang cukup tinggi. Halaman luar ada beberapa bangunan, seperti Sedahan Apit Lawang, depan Candi Bentar. Dimana Candi Bentar memisahakan halaman luar, halaman tengah Pura Pengukur-ukuran, panggungan dan bale kulkul.

Halaman tengah

Undakan yang ada di Candi Bentar, bisa menuju ke halaman tengah Pura Pengukur-ukuran. Di halaman tengah juga ada pembatas tembok penyengker, dan ada bangunan lain seperti Pelinggih Ratu Panji, dan Pelinggih Barong yang letaknya di sisi utara. Antara halaman tengah dan halaman dalam ini dipisahkan dengan tembok penyengker.

Halaman dalam

Setelah candi Bentar terlewati, akan ada jalan masuk ke halaman dalam. Ada candi Agung di dalam halaman dalam, sebagai tempat pemujaan yang dianggap paling suci dan sakral. Atap candi Pura Pengukur-ukuran, ada hiasan miniatur candi yang bergambar lingga. Di Bali sendiri ada beberapa jenis pura dan mempunyai fungsi sendiri-sendiri untuk ritual. Semuanya menyesuaikan kalender Bali. Karena Pura-pura yang ada di bali diatur sesuai dengan kesepakatan orang-orang Bali. Dibedakan antara dunia fisik dan spiritual.[1]

  1. ^ a b c Sedyawati, Edi, 1938-. Candi Indonesia. Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, (edisi ke-Cetakan pertama). [Jakarta]. ISBN 978-602-17669-3-4. OCLC 886882212. 
Kembali kehalaman sebelumnya