Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra


Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra
 
Informasi

Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra didirikan pada 1967, tepatnya pada 6 Februari 1967, dengan dimulainya kuliah perdana semester baru.

Sejarah

Sejarah Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra berikut dikumpulkan dan ditulis ulang oleh Ir. Handinoto.

Riwayatmu Doeloe

Program Studi Teknik Arsitektur UK Petra didirikan pada 1967. Tepatnya pada 6 Februari 1967, dengan dimulainya kuliah perdana semester baru. Ide ini atas prakarsa pimpinan Yayasan UK Petra yang kemudian dirintis oleh Ir. Oei Gwat Djioe (Ir. S. Setiadi selanjutnya menjadi Dekan (istilah lama), Jurusan Arsitektur sampai 1973). Jurusan yang baru dibuka ini merupakan Jurusan Arsitektur kedua di Jawa Timur setelah I.T.S. (yang didirikan pada 1966). Awalnya Jurusan ini bernama Fakultas Teknik Arsitektur, kemudian pada 1982 sesuai peraturan pemerintah no. 211/U/1982 berubah menjadi Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Jurusan Arsitektur.

Menempati Gedung Yang Berpindah-pindah Terus

Awal perkuliahan 1967, Jurusan Arsitektur menempati tiga buah gedung secara bergantian yaitu di Jl. Embong Kemiri 11, di Jl. Indrapura dan Jl. Panglima Sudirman 73, Surabaya (Foto gedung Jl. Embong Kemiri 11 dan Jl. Panglima Sudirman 73, tersimpan di Arsip Universitas). Gedung-gedung diatas bukan merupakan bangunan khusus untuk perkuliahan tapi merupakan bekas bangunan rumah tinggal, yang diubah menjadi kelas-kelas. Baru pada 1970, jurusan ini menempati sebuah gedung yang juga bekas rumah tinggal bergaya arsitektur “Indische Empire” di Jl. Kalianyar 37-42. Perpindahan terus berlangsung lagi, pada 19 September 1977, ke kampus yang baru diatas tanah seluas 2,6 Ha, di Jl. Siwalankerto 121-131 Wonocolo, Surabaya. Pada 23 Desember 1983, jurusan ini menempati sebuah gedung baru berlantai empat yang dibangun di lokasi yang sama. Th 1998, terjadi lagi perpindahan Jurusan Arsitektur (untuk kesekian kalinya), ke Gedung P. lantai 6, di seberang gedung lama seperti yang kita tempati sekarang ini. Sebuah riwayat perpindahan gedung yang panjang sekali, bagi salah satu Jurusan Arsitektur yang terbaik di Jatim ini.

Perkembangan Sistem Pengajaran dan Status Akademik Jurusan Arsitektur

Pada awal perkuliahan (6 Februari 1967), kurikulum yang dipakai di Jurusan Arsitektur sesuai dengan kurikulum Institut Teknologi Bandung (Sumber: Buku Sejarah 25 Tahun UK Petra (tanpa angka tahun), hal. 53.), dengan sistem kelas/kenaikan tingkat. Terminal kelulusan sarjana dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah tingkat Sarjana Muda dan selanjutnya adalah tingkat Sarjana. Mahasiswa yang belum mencapai gelar Sarjana Muda tidak diperkenankan mengambil perkuliahan di tingkat Sarjana. Untuk mencapai sarjana Muda, mahasiswa harus menyelesaikan 122 kredit. Untuk mencapai gelar sarjana seorang mahasiswa harus menyelesaikan 186 kredit.


Pada 1970, perkuliahan tingkat sarjana baru bisa dimulai. Orientasi kurikulum disesuaikan dengan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya. Pada 1975 untuk pertama kalinya jurusan arsitektur menghasilkan seorang lulusan Sarjana Muda Negara, yaitu Sdr. Frans Suhartono (Frans Suhartono, akhirnya menjadi dosen tetap di almamaternya).


Pada 1980, terjadi lagi perubahan sistem kurikulum di jurusan arsitektur yang dikoordinasi oleh Ir. M.I. Aditjipto M. Arch. (Pengeterapan sistem studio yang pertama kali di Indonesia pada jurusan arsitektur), dengan dimulainya sistem studio pada pelajaran merancang. Dan mulai dibentuk sistem laboratorium untuk mendukung kurikulum ini. (Lab. Merancang, Lab. Struktur, Lab. Sains, Lab Sejarah dan Teori Arsitektur, Lab. Perencanaan, dan sebagainya). Pada 1982 terjadi penataan kembali sistem kurikulum yang disesuaikan dengan SK Menteri P&K no.211/U/1982 dan No.212/U/1982, di mana jumlah kredit untuk program S1 menjadi hanya 160 SKS. Perubahan itu terus berlangsung sampai sekarang di mana Program S1 menjadi 144 SKS. Jurusan arsitektur UK Petra telah mengalami tiga kali perubahan jumlah kredit yang harus dikumpulkan untuk menjadi sarjana dari 186 sks, menjadi 160 sks dan akhirnya tinggal 144 sks.

Status Akademik Program Studi Teknik Arsitektur

Perkembangan status Program Studi Teknik Arsitektur juga mengalami perjalanan yang cukup panjang. Pada 1970 Program Studi Teknik Arsitektur memperoleh status TERDAFTAR (SK Direktorat Jenderal perguruan Tinggi no.67/DPT/B/1970). Pada 1975, Program Studi Teknik Arsitektur me-wisuda pertama kali para Sarjana Muda Arsitektur dan me-wisuda Sarjana lokal pada 1979. Baru pada 1981, statusnya dinaikkan menjadi DIAKUI untuk tingkat Sarjana Muda (SK Departemen Pendidikan dan Kebudayaan no.043/02/1981). Pada 18 Februari 1985, Program S1 statusnya menjadi “DIAKUI” (SK Departemen Pendidikan dan kebudayaan no. 071/0/1985. Pada usianya yang ke 20 (1987) Program Studi Teknik Arsitektur memperoleh status DISAMAKAN dengan SK No. 0574/O/1987 (atas peniliaian pihak Kopertis Wilayah VII dan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya).


Pada era BAN (Badan Akreditasi Nasional), Status disamakan (terakreditasi dengan peringkat B) didapat pada 11 Agustus 1998 dengan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional (BAN) No:01138/AK-I.I/UKLTEA/VII/98. Status disamakan (terakreditasi dengan peringkat A) didapat pada 21 Juli 2000 dengan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional (BAN) No:03367/AK.2.III-018/UKLTA/VII/2000. Terakhir pada 21 November 2005 Program Studi Teknik Arsitektur berhasil mempertahankan peringkat Akreditasi A dengan SK No. 07848/AK-IX-S1-021/UKLTEA/XI/2005.


Dengan status disamakan, sejak 1987 Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra boleh menyelenggarakan pendidikan dengan mandiri, artinya Program Studi Teknik Arsitektur tidak perlu menyelenggarakan Ujian Negara sehingga mahasiswa yang telah menyelesaikan 144 sks sesuai kurikulum Program Studi Teknik Arsitektur akan langsung mendapat ijasah terakreditasi dari Universitas Kristen Petra yang mempunyai nilai sama dengan semua perguruan tinggi negeri maupun swasta yang terakreditasi.


Pada era BAN (Badan Akreditasi Nasional), Program Studi Teknik Arsitektur UK Petra pada 11 Agustus terakreditasi dengan peringkat B dengan SK No. 001/BAN-PT/AK-1/VII/1998. Kemudian, pada 21 Juli 2000 Program Studi Teknik Arsitektur berhasil terakreditasi dengan peringkat A dengan SK No. 03367/AK-2-III-018/UKLTEA/VII/2000. Peringkat A ini berhasil dipertahankan pada 21 November 2005 dengan SK No. 07848/AK-IX-S1-021/UKLTEA/XI/2005. Terakhir pada 26 November 2010 Program Studi Teknik Arsitektur kembali mempertahankan peringkat A dengan SK No. 028/BAN-PT/Ak-XIII/S1/XI/2010.

Pimpinan di Program Studi Teknik Arsitektur

Pimpinan pertama Program Studi Teknik Arsitektur dulunya disebut Dekan. Dari 1967 sampai 1973 adalah Ir. Oei Gwat Djioe (IR. S. Setiadi) dengan SK no. 002/Univ/pg/66. 1973 sampai 1974 Program Studi Teknik Arsitektur dipimpin oleh Ir. Herlianto (SK.no. 01/Kept/YPTK/73, kemudian diganti oleh pejabat sementara Ir. Oetama Hardja (sebagai Pjs) selama 3 bulan. 1974 sampai 1976, Ir Krisdianto memimpin Jurusan ini berdasarkan Sk.no.002/Kept/YPTK/74.

1976 sampai 1977, kembali dijabat oleh IR. Herlianto yang dilanjutkan oleh IR. O.F. Patty (sebagai Pjs) selama 3 bulan. Dari 1977 sampai 1980 dijabat oleh Ir. Krisdianto kembali (SK.no.042/YPTK-Kept/IX-79) dan Ir. Aditjipto, M.Arch, diangkat sebagai Pembantu Dekan. 1981 – 1984 dan 1984 – 1988, Ketua Jurusannya adalah Ir. M.I. Aditjipto, M. Arch. Th 1988 - 1992 dan 1992 – 1996 Jurusan dipimpin oleh Ir. Bisatya W.M. Setelah dari 1996 – 2000, Ir. St. Kuncoro menjabat Ketua Jurusan, Selanjutnya, 2001 – 2004 dipimpin oleh Timoticin Kwanda B.Sc.,MRP. Kemudian sejak 2004 dipimpin oleh oleh Agus Dwi Haryanto, ST., M.Sc. sampai sekarang.

Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan di Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra adalah menghasilkan Sarjana Arsitektur yang mampu berinovasi menggunakan konsep/prinsip sosial, budaya dan teknologi dalam merancang lingkungan buatan yang berwawasan lingkungan secara kreatif, dapat secara wajar memuaskan kebutuhan fisik, emosi dan sosial dari individu dan masyarakat Indonesia.
Menghasilkan sarjana Arsitektur yang mampu mengkomunikasikan pemikiran mereka pada masyarakat umum dan pada kontraktor/pemborong yang melaksanakan pembangunan hasil rancangan mereka.
Menghasilkan sarjana Arsitektur yang mengerti dan menghayati dan punya sikap peduli akan aspek-aspek profesi dan praktik, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai aspek-aspek khusus Arsitektur.

Sekilas Program Studi

Program Studi Teknik Arsitektur merupakan Jurusan di Universitas Kristen Petra yang menggunakan Sistem Kredit Semester secara penuh, artinya seluruh matakuliah yang ada ditawarkan pada setiap semester. Dengan demikian studi mahasiswa akan berlangsung dengan lancar. Inti pengajaran di Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra adalah Perancangan Arsitektur dengan matakuliah lain sebagai pendukungnya. Pengajaran Perancangan Arsitektur di Universitas Kristen Petra menggunakan konsep “belajar melalui pelatihan” di studio Merancang Arsitektur. Setiap mahasiswa disediakan satu meja untuk mengerjakan tugas di dalam studio dan dibimbing oleh seorang tutor berpendidikan minimal S1. Seorang tutor membimbing kurang lebih 10 mahasiswa.
Beberapa matakuliah lain juga menggunakan studio untuk mengerjakan tugas misalnya Komunikasi dan Penyajian, Struktur Bangunan dan Sain Arsitektur. Khusus untuk Sains Arsitektur disediakan juga fasilitas-fasilitas antara lain: laboratorium cahaya, tata suara dan panas yang dimanfaatkan untuk pelatihan maupun penelitian mahasiswa dan tenaga pengajar yang memerlukan. Laboratorium tersebut juga melayani jasa profesional untuk masyarakat umum yang membutuhkan.
Mengikuti perkembangan teknologi, Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra juga mengadakan pelatihan menggambar dan merancang dengan komputer (Computer Aided Drafting and Design) di studio CADD. Studio tersebut dilengkapi juga dengan printer untuk mencetak hasil gambar-gambar dengan komputer.
Selain hal tersebut diatas adalah kebanggaan tersendiri bahwa laboratorium CADD yang ada di Program Studi Teknik Arsitektur telah mendapat kepercayaan sebagai pusat pelatihan resmi dari Autodesk International.
Setiap tahun ajaran Program Studi Teknik Arsitektur menerima kurang lebih 120 mahasiswa yang terbagi menjadi dua bagian dengan istilah mahasiswa tahap I dan mahasiswa tahap II yang dibedakan berdasarkan tingkat kemampuan menggambarnya pada saat tes masuk. Mahasiswa tahap I bisa langsung mengikuti program pokok Jurusan sedangkan mahasiswa tahap II masih harus mengikuti program peningkatan kemampuan menggambar disamping boleh mengambil mata kuliah umum. Pentahapan ini dilakukan dengan pertimbangan mutu pendidikan, kelancaran proses belajar mengajar, tenaga pengajar dan sarana lain yang tersedia.
Pemisahan ini tidak berdasarkan kemampuan akademik secara keseluruhan yang bisa mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam pendidikan di Program Studi Teknik Arsitektur. Hal ini perlu dijelaskan karena mahasiswa tahap II sering merasa dirinya sebagai mahasiswa dengan kualitas dua, padahal kemampuannya secara keseluruhan bisa sama atau malah lebih unggul dari mahasiswa tahap I. Masa studi mahasiswa tahap II dihitung mulai semester ke 2.
Karena pertimbangan mutu pendidikan maka peserta setiap matakuliah dibatasi jumlah pengikutnya dengan prioritas untuk mahasiswa yang tepat pada semesternya di mana matakuliah tersebut berada.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya