Prognatisme berasal dari bahasa Yunani (πρό) artinya 'maju' dan (γνάθος gnáthos) artinya 'rahang'.[1] Prognatisme atau disebut juga dagu memanjang adalah penonjolan rahang atas, rahang bawah, atau keduanya.[2] Kondisi ini merupakan kondisi bawaan, yang artinya manusia dilahirkan dengan kelainan tersebut. Namun gejala tersebut juga bisa muncul akibat cedera gigi atau kebiasaan yang dilakukan semasa anak-anak. Prognatisme ini menyerang wanita dan pria, namun lebih sering pria yang terkena penyakit tersebut.[3] Kelainan rahang yang menonjol dapat menyebabkan gigi tidak dapat menyatu dengan baik, sehingga dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Klasifikasi
Ada berbagai jenis prognatisme, yaitu:
- Prognatisme mandibula merupakan kelainan genetik di mana rahang bawah menonjol lebih jauh dari rahang atas, sehingga menyebabkan dagu memanjang dan gigitan silang. Hal tersebut disebabkan oleh perkawinan sedarah dan dapat ditelusuri dalam keluarga tertentu. contoh sejarah yang paling terkenal adalah rahang Habsburg , atau bibir Habsburg atau Austria, karena prevalensinya pada anggota House of Habsburg, yang dapat ditelusuri dalam potret mereka.[4] Prevalensi adalah istilah yang termasuk dalam ilmu epidemiologi yang berfungsi untuk mengetahui penyebaran penyakit.[5]
- Prognatisme rahang atas merupakan kelainan genetik di mana rahang atas menonjol lebih jauh dari yang seharusnya. Prognatisme rahang atas kadang-kadang disebut prognatisme alveolar.
- Prognatisme bimaksila merupakan kelainan genetik di mana rahang atas dan bawah menonjol atau menonjol.
Gejala dan penyebab
Orang dengan rahang prognatik dapat mengalami berbagai gejala, bergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisinya. Gejala prognatisme yang umum meliputi:
- Tonjolan rahang atas, rahang bawah, atau keduanya.
- Gangguan sendi
- Erosi gigi
- Rahang terkilir
- Ketidakselarasan gigi.
- Kesulitan mengunyah.
- Masalah bicara.
- Kesulitan bernapas.[6]
Dalam beberapa kasus, prognatisme mungkin merupakan gejala dari kondisi atau sindrom tertentu, seperti:
- Akromegali merupakan kondisi kelenjar pituitari ini terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak hormon pertumbuhan. Hal ini dapat menyebabkan pembesaran jaringan, seperti rahang yang terlalu besar.
- Sindrom Crouzon merupakan sindrom genetik yang menyebabkan lapisan tengkorak menyatu secara tidak normal. Hal ini dapat mengakibatkan prognatisme atau kelainan kepala dan wajah lainnya.
- Sindrom nevus sel basal merupakan kondisi bawaan ini menyebabkan perkembangan wajah tidak normal. Dalam beberapa kasus, hal ini termasuk prognatisme.
- Acrodysostosis merupakan kondisi ini mempengaruhi pertumbuhan tulang. Orang dengan acrodysostosis biasanya memiliki rahang atas yang kecil, sehingga rahang bawahnya tampak lebih besar. Gejala acrodysostosis lainnya termasuk hidung pendek dan lengan serta kaki pendek.
- Sindrom Down merupakan penderita sindrom down memiliki kromosom ekstra yang memengaruhi perkembangan, dalam beberapa kasus hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan rahang yang berlebihan.[7]
Pengobatan
Pengobatan prognatisme tergantung pada tingkat keparahan kondisi penderita. Secara umum, masalah tulang seperti prognatisme memerlukan pembedahan. Beberapa kasus ringan dapat diatasi dengan perawatan ortodontik, seperti kawat gigi . Kombinasi pembedahan dan ortodontik direkomendasikan pada sebagian besar kasus.[8]
Referensi